- Fery Widyatama
- 3 Mei
- 13 menit membaca
Diperbarui: 3 Mei
SETELAH memimpin Doorgangshuizen (tempat penampungan sementara) bagi penderita penyakit jiwa di Semarang selama dua tahun, Marzoeki kembali bertugas di Bogor. Sejak 1931 dia menjadi dokter di Krankzinnigengesticht atau Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bogor. Selama bertugas, dia tetap menerapkan metode perawatan yang manusiawi.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.