- Petrik Matanasi
- 18 Des 2024
- 3 menit membaca
The Tielman Brothers tampil di Expo 58 Brussel, Belgia. (Wikimedia Commons).
PERANG telah memisahkan Herman Dirk Tielman dari keluarganya. Duda dari Nora Tielman yang menikahi Flora Lorine Hess ini setidaknya sudah punya lima anak di tahun 1942. Keoknya Hindia Belanda membuat Tielman harus jadi tawanan perang.
Sebelum ditawan, seperti tercatat dalam kartu tawanan perang atas nama dirinya yang tersimpan di Arsip Nasional Belanda, Tielman adalah prajurit milisi infanteri yang berada di bawah komando Koninklijk Nederlandsche Indische Leger (KNIL) dalam melawan Jepang, dengan nomor stamboek 54404. Pria kelahiran 2 September 1904 ini ditempatkan di Surabaya.
Tielman bukan asli Surabaya. Dia berasal dari Kampung Baru, Manado. Ayahnya, Willem Adriaan tinggal di Bonipai, Kupang, Timor. Sebelum perang, Tielman bekerja sebagai mandor di Surabaya. Hidupnya cukup baik sebelum kedatangan tentara Jepang.
Setelah Jepang menang dan Tielman ditawan, keluarganya tidak jelas hidupnya. Sumber ekonomi keluarga Indo ini telah hilang. Kesulitan makanan dan pakaian harus dialami keluarga mereka. Tielman ditahan di kamp tawanan perang Jepang sampai tentara Sekutu membebaskannya pada Oktober 1945.
Setelah Jepang kalah, Tielman menempuh hidup baru. Dia membangun kegembiraan dengan mengajak Reginald Tielman alias Reggy, Ponthon Tielman, Andy Tielman, Loulou Tielman, dan Jeanette Loraine Tielman menari dan bermain musik. Rupanya anak-anak Tielman punya hoki di atas panggung.
Anak-anak Tielman itu tampil sebagai Timor Rhythm Brothers. Pada 1948, mereka sudah dikenal di Surabaya. Nieuwe Courant, 23 September 1948, menyebut anak-anak Tielman itu bisa menampilkan musik yang berbeda dari jazz dan menari tradisional dari daerah Mores, Sawu, dan Timor. Penampilan mereka selalu ramai dan kursi penonton nyaris habis.
Di awal tahun berikutnya, seperti diberitakan De Vrije Pers tanggal 26 Januari 1949, Timor Rhythm Brothers bersiap mengadakan beberapa pertunjukan di Surabaya agar banyak orang berkesempatan menonton mereka. Para 1949, mereka telah melakukan tur di Makassar, Timor, dan daerah Indonesia Timur lainnya. Nieuwe Courant, 13 Juli 1949, melaporkan, setelah Juli 1949 mereka berencana tampil di beberapa kota di Jawa, Sumatra Timur, lalu Singapura.
Pada Maret 1950, anak-anak Tielman dan Flora Hess itu dapat kesempatan tampil di sebuah aula barak tentara bernama Verlofcentrum pada 10 Maret 1950 di Polonia, Medan. Koran Het Nieuwsblad voor Sumatra, 11 Maret 1950, memberitakan, pertunjukan anak-anak Tielman itu penuh sesak dengan penonton. Mereka bermain selama 2,5 jam dengan memuaskan.
Reggy memimpin saudara-saudarinya bermain di panggung. Tak satu pun dari anak-anak Tielman yang berusia di atas 17 tahun. Loulou menampilkan tarian perang Meo, Ponthon dan Andy menampilkan tarian tombak dan pisau Timor. Tielman sempat muncul dengan permainan banjo dan gitarnya.
Setelahnya, mereka memainkan musik Barat. Loulou kecil berusaha menampilkan permainan drum seperti drumer kondang Gene Krupa. Reggy meniru George Formby dengan banjo. Andy menampilkan permainan gitar ala virtuoso.
Setelah tentara Belanda angkat kaki dari Indonesia, Timor Rhytm Brothers pernah tampil di hadapan pejabat-pejabat Indonesia. Bahkan, sampai di istana di hadapan Bung Karno. Namun, setelah 1957, ketika sentimen anti-Belanda meningkat di Indonesia, Timor Rhytm Brothers tidak eksis lagi. Sebab, keluarga Tielman hijrah ke negeri Belanda.
Anak-anak Tielman meneruskan karier musik di Eropa. Mereka menampilkan musik rock n’roll yang sudah mulai dinikmati banyak orang sebelum tahun 1960. Tentu saja anak-anak Tielman itu punya ciri khasnya sendiri. Kali ini mereka menamakan diri The Tielman Brothers.
Permainan gitar Andy menjadi andalan dalam band ini. Sebelum Jimi Hendrix, Andy sudah main gitar dengan memakai gigi. Mereka pernah membawakan instrumental dari lagu Panon Hideung dengan sangat atraktif.
Tak hanya di panggung yang ditonton langsung banyak orang, The Tielman Brothers juga tampil di televisi. Di era 1960-an, mereka sudah sukses di Negeri Belanda. Publik Belanda menyebut mereka sebagai Indo Rock.*
Comentarios