Timnas Jepang pernah kena terkam Indonesia semasa menjadi macan Asia. Digasak dengan skor telak 7-0. Kini Jepang menjadi jagoan Asia dan Indonesia merangkak lagi mencapai level tertinggi.

Sebagai pengikut dr. Soetomo sekaligus anggota Parindra, Mas Pamudji ikut mendirikan Persebaya.

Insiden suara desahan di GBK berujung permintaan maaf dan teguran keras. Di LA, sejoli yang berlaku cabul saat menonton di stadion diganjar hukuman jauh lebih berat.

Di luar lapangan hijau, Hukom hanya serdadu rendahan. Keikutsertaannya di Piala Dunia membuat pangkatnya naik.

Dua copet Medan bernasib malang akibat salah pilih korban. Korbannya "Kingkong" yang jadi jawara tinju Medan.

Soerodiwirjo membawa Setia Hati menerima anggota dari kalangan manapun, termasuk Belanda. Bertolak belakang dengan prinsip murid kepercayaannya.

Beberapa anggota Setia Hati terlibat dalam Pemberontakan PKI tahun 1926 secara personal. Berbuah stempel merah dari pemerintah.

Tjetjep Heryana salah satu jagoan balap Indonesia dari era 1950-an. Turut mengharumkan nama Indonesia di mancanegara.

Diamnya FIFA menimbulkan pertanyaan soal nasib Iran di Piala Dunia 2026. Sepanjang sejarah, sudah tiga kali tim sepakbola negeri Persia itu adu kuat dengan tim Amerika.

Dengan skor yang sama, Timnas Indonesia juga takluk di tangan Jepang dalam Merdeka Games Cup 1976. Di akhir turnamen, Indonesia keluar sebagai juru kunci.

Meski punya pengalaman kurang menyenangkan di lapangan sepakbola di masa kolonial, Bung Karno peduli dengan sepakbola nasional. Dia memprakarsai pembangunan stadion utama, mulai dari Lapangan Ikada hingga Gelora Bung Karno.

Ikut mengungsi saat peristiwa Bandung Lautan Api. Tan Joe Hok turut meretas jalan kejayaan Indonesia dari label “anak bawang” jadi kekuatan yang disegani.

Selain Paus Fransiskus dan Paus Benediktus XVI, Paus Yohanes Paulus II juga gila bola. Timnas Vatikan dibentuk di masa kepemimpinannya. 

Ajax dan Real Madrid menaruh hormat di masa duka Leo Beehakker, legenda di tepi lapangan yang ceplas-ceplos di balik kepulan asap cerutunya.

Walau kontroversial, “gol hantu” acap terjadi dan lazimnya pihak yang diuntungkan selalu merayakannya. Tapi tidak dengan Igor Netto yang sportif.