top of page

Sejarah Indonesia

Latihan Opsir Kalibakung

ALRI berusaha membuat pelatihan perwira di selatan Tegal. Baru dua bulan latihan dihentikan karena agresi militer Belanda.

23 Maret 2023
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), Agustus 1946. (IPPHOS/ANRI).

KALIBAKUNG terletak di selatan Tegal, Jawa Tengah, di antara Lebaksiu dan Bumijawa. Di masa revolusi, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pernah mengadakan pelatihan perwira di sana, yang disebut Latihan Opsir Kalibakung. Kalibakung dekat dengan Pangkalan ALRI IV yang berpusat di Tegal.


“Gedungnya bekas pesanggrahan. Iklimnya cukup dingin,” ingat Urip Subianto dalam Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan II.


Latihan Opsir Kalibakung diikuti 57 orang: 39 perwira dek dan 18 perwira mesin. Namun, Arsip Kementerian Pertahanan Nomor 269 menyebut hanya 55 nama siswa Latihan Opsir Kalibakung. Mulai dari A.F. Suak hingga J.S. Darmoprawiro alias Jos Sudarso.


Para peserta pelatihan adalah pemuda berusia 20-an. Sebelum pelatihan banyak dari mereka sudah mengikuti Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) di zaman pendudukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, banyak lulusan SPT menjadi perwira Tentara Keamanan Rakjat (TKR) Laut.



Latihan Opsir Kalibakung bukan jenis pelatihan dasar perwira. Tapi pelatihan lanjutan perwira yang dibuka pada Mei 1947. Sudono Jusuf dalam Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut menyebut komandan pertama dijabat oleh Mayor Raden Eddy Martadinata dan para instruktur latihan berasal dari Sekolah Angkatan Laut (SAL) serta perwira pangkalan IV Tegal.


Apa yang diajarkan di Kalibakung tidak hanya pengetahuan untuk bagian dek dan mesin. Pelatihan ini untuk meningkatan kualitas perwira ALRI di tengah masa perang.


“Ada pelajaran tambahan yang dianggap penting, bahasa Inggris dan etiket. Sebagai perwira harus mengetahui tata cara makan dengan dinnerset yang komplet. Sebagai ajaran etiket yang pertama, dipraktikkan pada setiap hari Sabtu makan siang di hotel di kota Tegal. Dipimpin oleh Mayor R.E. Martadinata sendiri,” kata Urip.



Dua bulan setelah pelatihan opsir, tentara Belanda mengadakan serbuan dadakan ke wilayah Republik Indonesia. Tak terkecuali daerah Tegal dan sekitarnya. Latihan Opsir Kalibakung pun terganggu oleh agresi militer Belanda pertama ini. Ketika serangan itu berlangsung, para siswa bubar dan terpencar, termasuk ke Yogyakarta.


“Ada yang bertahan di Kalibakung, seperti siswa Muljadi, Subono, Suradi, Sumarsono, R.P. Purnomo, Sukamto Kusumobroto, dan saya sendiri,” kata Urip.


R.E. Martadinata bersama keluarga dan ajudannya, Letnan Winharnoko, juga bertahan di Kalibakung. Bahkan, dua siswa Latihan Opsir Kalibakung gugur ketika tentara Belanda menyerbu: Letnan II Saswijanto dan Letnan II Achmadi.



Kala itu, ada pasukan Corps Armada (pendahulu Korps Marinir) yang dipimpin oleh Kapten Raden Suhadi bersama Letnan Ali Sadikin dan Letnan Harjono Nimpuno di sekitar Kalibakung. Mereka menguatkan hati para siswa Latihan Opsir Kalibakung. Namun, daerah keresidenan Pekalongan termasuk Tegal tak bisa dipertahankan oleh armada Republik karena kuatnya militer Belanda.


Setelah agresi militer Belanda pertama, banyak siswa Kalibakung pulang ke pangkalan masing-masing. Sampai ada pemberitahuan agar bekas siswa Kalibakung berkumpul di Yogyakarta. Keterbatasan sarana komunikasi dan perhubungan membuat siswa Kalibakung yang berkumpul di Yogyakarta hanya 30 orang.


Ke-30 bekas siswa Latihan Opsir Kalibakung melanjutkan pelatihannya dengan mengikuti pelatihan lain yang tidak kalah penting. Rupanya mereka direkomendasikan untuk ikut sebuah pelatihan yang mulanya dirancang oleh Bagian V (KP-V), badan intelijen Kementerian Pertahanan.*

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Meski punya pengalaman kurang menyenangkan di lapangan sepakbola di masa kolonial, Bung Karno peduli dengan sepakbola nasional. Dia memprakarsai pembangunan stadion utama, mulai dari Lapangan Ikada hingga Gelora Bung Karno.
Mayor Udara Soejono Sang Eksekutor Kartosoewirjo

Mayor Udara Soejono Sang Eksekutor Kartosoewirjo

Mayor Soejono disebut sebagai eksekutor imam DI/TII S.M. Kartosoewirjo. Dia kemudian dieksekusi mati karena terlibat G30S.
Juragan Besi Tua Asal Manado

Juragan Besi Tua Asal Manado

Bekas tentara KNIL yang jadi pengusaha kopra dan besi tua ini sempat jadi bupati sebelum ikut gerilya bersama Permesta.
Perdebatan dalam Seminar Sejarah Nasional Pertama

Perdebatan dalam Seminar Sejarah Nasional Pertama

Seminar Sejarah Nasional pertama tidak hanya melibatkan para sejarawan, melainkan turut menggandeng akademisi dan cendekia berbagai disiplin ilmu serta unsur masyarakat. Jadi momentum terbitnya gagasan Indonesiasentris dalam penulisan sejarah nasional Indonesia.
Berlan Kampung Serdadu dan Anak Kolong

Berlan Kampung Serdadu dan Anak Kolong

Sedari dulu, Berlan adalah daerah militer. Di zaman KNIL, Jepang, ataupun Indonesia, tetap sama.
bottom of page