top of page

Sejarah Indonesia

Menggulung Sejarah Molen

Menggulung Sejarah Molen

Odading Mang Oleh lagi viral. Makanan khas Bandung lain selain odading adalah molen. Ini asal-usulnya.

16 September 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pisang molen. (palmia.co.id).

Selain odading, satu lagi makanan khas Bandung adalah molen. Seperti telah diketahui, odading mendapatkan namanya dari Bahasa Belanda: "o, dat ding". Begitu pula dengan molen, juga ada hubungan dengan makanan Belanda.


Dalam KBBI Daring, molen diberi definisi sebagai penganan yang terbuat dari pisang, nanas, nangka, dan sebagainya, dililit dengan lembaran adonan tepung, kemudian digoreng.


Dibanding odading, molen hadir belakangan, pada 1990-an, seperti terekam dalam karya sastra. Sastrawan Putu Wijaya dalam novelnya, Perang (1990), mengobrak-abrik pakem kisah pewayangan perang besar Baratayudha, dengan memasukkan unsur-unsur modern dan masa kini yang lagi digandrungi, di antaranya molen.



"Makanan yang populer pada tahun 1990-an pun juga sudah dihidangkan pada sidang Amarta, yaitu pisang molen," tulis Th. Sri Rahayu Prihatmi dalam Karya-karya Putu Wijaya: Perjalanan Pencarian Diri.


Dalam novelnya itu, Putu Wijaya menyebut molen dan kopi sebagai pencair suasana: "Berkat pidato Arjuna para punggawa mengendorkan urat-uratnya. Lalu kopi dibagikan, juga pisang molen, untuk meredakan suasana."


Molen atau bolen pisang. (unileverfoodsolutions.co.id).
Molen atau bolen pisang. (unileverfoodsolutions.co.id).

Sudah kaprah bila media massa tertarik dengan sesuatu, dalam hal ini, kuliner yang sedang populer. Majalah Pertiwi, No. 102, 19 Maret s.d. 1 April 1990, memberitakan pisang molen yang berbeda dengan pisang goreng biasa.


"Pisang molen kini banyak dijual oleh para pedagang kaki lima, tidak hanya sekadar pisang goreng biasa, namun ada pisang molen yang bentuk dan rasanya mempunyai nilai lebih daripada pisang goreng biasa."


Baca juga: Lagu Odading


Pertiwi menyebut nama molen berasal dari alat yang digunakan untuk memipihkan adonannya: "Dinamakan pisang molen karena dilapisi dengan adonan tepung yang ditipiskan sedemikian rupa memakai alat pembuat mi yang diputar (molen)."


Saat itu, pada 1990, harga molen Rp100 malah ada yang menjual Rp50. Pertiwi pun mempromosikan, "Kini di Jakarta pun, sudah banyak Anda dapatkan penjual pisang molen, dan Anda dapat membelinya dengan harga relatif cukup murah."


Selain pisang molen yang biasa dijual oleh tukang gorengan bersama gorengan lainnya, ada juga molen berbentuk kotak dengan isi peuyeum atau pisang.



Joseph Tulus Swandjaja dalam Catatan Harian Nonitje menyebut di Bandung ada makanan atau jajanan yang populer yaitu peuyeummolen. Makanan ini terinspirasi dari warmbollen, roti Belanda berbentuk bola dandihidangkan dalam keadaan panas.


"Terinspirasi warmbollen, menjelmalah peuyeumbollen," tulis Swandjaja. "Jajanan ini menjadi populer dan dicariterutama oleh orang-orang Jakarta yang ber-weekend ke Bandung. Peuyeummolen menjadi oleh-oleh Bandung yang populer. Murah, meriah. Entah siapa yang memulai, tidak ada seorang pun yang tahu."

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Sukses sebagai penyanyi di Belanda, Anneke Gronloh tak melupakan Indonesia sebagai tempatnya dilahirkan.
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
bottom of page