top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Merayakan Hari Ibu Bersama Para Perempuan Hebat

Para perempuan hebat yang ikut mewarnai rekam jejak bangsa Indonesia dulu dan kini. Sebuah pembuktian bahwa kaum perempuan mampu berdiri setara dengan kaum lelaki.

22 Des 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Sosok para perempuan hebat di Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).

Sejarah Indonesia tak melulu menyorot lelaki sebagai tokoh penggerak perjalanan bangsa. Perempuan pun kerap disorot dan punya peran penting di dalamnya. Karena itulah, 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.


Yang dimaksud di sini bukan ibu sebagai ibu rumah tangga atau seorang perempuan yang telah punya anak, melainkan untuk perempuan secara luas dengan beragam peran dan pekerjaan. Tanpa pula memandang status hubungannya: sudah menikah atau belum, sudah punya anak atau belum.


Sosok para perempuan hebat dalam sejarah bangsa Indonesia. ( Foto : Fernando Randy )
Sosok para perempuan hebat dalam sejarah bangsa Indonesia. ( Foto : Fernando Randy )

Penentuan Hari Ibu diambil dari peristiwa Kongres Perempuan Indonesia yang pertama pada 22–25 Desember 1928. Bertempat di Yogyakarta, kongres ini diinisiasi oleh organisasi perempuan seperti Wanita Oetomo, Aisyah, Poetri Indonesia, bagian perempuan di dalam Sarekat Islam, dan lain sebagainya.


Penetapan Hari Ibu diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia ketiga pada 1938 di Bandung. Kongres Perempuan Indonesia menuntut perubahan bagi kedudukan kaum perempuan. Kala itu perempuan Indonesia menjadi pihak yang ditindas dan dibawahkan oleh berbagai macam struktur sosial yang mengekang.


Oleh sebab itu, Kongres Perempuan mengangkat masalah-masalah keseharian perempuan dalam hubungan sosialnya seperti perkawinan anak-anak, nasib anak yatim piatu dan janda, pendidikan perempuan, dan praktik kawin paksa.


Najwa Shihab yang dikenal kerap membuat perubahan dalam dunia pers Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).
Najwa Shihab yang dikenal kerap membuat perubahan dalam dunia pers Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).

Atlet muda di cabang berkuda Charlotte Ramadhan saat beraksi pada perhelatan liga berkuda di Pulomas. (Fernando Randy/Historia.id).
Atlet muda di cabang berkuda Charlotte Ramadhan saat beraksi pada perhelatan liga berkuda di Pulomas. (Fernando Randy/Historia.id).

Tarmi, mulai menghidupi tujuh anak dan lima cucunya dengan berdagang di Cilincing Jakarta Utara. (Fernando Randy/Historia.id).
Tarmi, mulai menghidupi tujuh anak dan lima cucunya dengan berdagang di Cilincing Jakarta Utara. (Fernando Randy/Historia.id).

Sudah 92 kali Hari Ibu diperingati. Selama itu pula, perempuan Indonesia tak berhenti berjuang memperoleh kedudukan yang adil dan setara dalam masyarakat. Sebab pandangan bahwa perempuan sebagai makhluk kelas dua dan berada di bawah kuasa lelaki belum sepenuhnya hilang seperti masa kolonialisme.


Meski praktiknya tak sepenuhnya sama dengan masa lalu, pola-pola demikian tetap mengada hingga hari ini. Beberapa nama bisa disebut sebagai tokoh-tokoh perempuan masa kini. Tentu saja nama ini bisa jauh lebih banyak daripada yang bisa disebut. Ini juga tak mewakili perempuan secara keseluruhan. Tetapi hanya sedikit contoh untuk menunjukkan ketokohan perempuan dalam berbagai bidang yang sangat luas.


Cut Nyak Dhien, Dewi Sartika dan Martha Christina Tiahahu para perempuan hebat dalam sejarah Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).
Cut Nyak Dhien, Dewi Sartika dan Martha Christina Tiahahu para perempuan hebat dalam sejarah Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).

Yohana Uli, yang bekerja dan berkarya di bidang videografi. (Fernando Randy/Historia.id).
Yohana Uli, yang bekerja dan berkarya di bidang videografi. (Fernando Randy/Historia.id).

Maria Dininta, saat membuat kalung untuk di jual dan mengasuh putrinya, Kiani di rumah. (Fernando Randy/Historia.id).
Maria Dininta, saat membuat kalung untuk di jual dan mengasuh putrinya, Kiani di rumah. (Fernando Randy/Historia.id).

Mira Lesmana yang terus berkarya di bidang sinema Indonesia. ( Foto : Fernando Randy/Historia.id )
Mira Lesmana yang terus berkarya di bidang sinema Indonesia. ( Foto : Fernando Randy/Historia.id )

Dari dunia pers, orang mengenal Najwa Shihab yang kerap membuat perubahan. Dari dunia film, ada Mira Lesmana yang selalu memukau dalam karya-karya filmnya. Dari dunia videografi, muncul Yohana Uli yang bekerja di salah satu situs berita. Ada pula Maria Dinita yang mampu berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja kantoran dan penggiat Usaha Kecil Mikro Gelang Tangan. Lalu ada sosok Emilia Nova yang terus mengukir prestasi di arena olahraga. Itu semua membuktikan bahwa Indonesia sudah dipenuhi oleh para perempuan hebat.


Memperingati Hari Ibu berarti memantapkan jejak sejarah perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan posisi yang adil dan setara di negeri ini.


Meutia Hatta, sosok perempuan hebat di Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).
Meutia Hatta, sosok perempuan hebat di Indonesia. (Fernando Randy/Historia.id).

Shanaz Haque sosok yang aktif dalam berbagi ilmu di berbagai kesempatan. (Fernando Randy/Historia.id).
Shanaz Haque sosok yang aktif dalam berbagi ilmu di berbagai kesempatan. (Fernando Randy/Historia.id).

Emilia Nova atlet atletik Indonesia yang sudah menuai berbagai prestasi di ajang internasional. (Fernando Randy/Historia.id).
Emilia Nova atlet atletik Indonesia yang sudah menuai berbagai prestasi di ajang internasional. (Fernando Randy/Historia.id).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page