top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Petualangan Said Abdullah di Lombok

Dia pedagang penting yang pernah jadi orangnya raja Mataram. Dia lalu jadi musuh Mataram.

7 Okt 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Di masa pemerintahannya, Raja terakhir Mataram Lombok Anak Agung Anglurah Gede Ngurah Karangasem menghadapi Belanda dan petualangan Said Abdullah. (Tropenmuseum)

SEBERMULA dari berniaga, Said Abdullah bin Abdurachim Alkadrie Djelani berkembang menjadi saudagar. Ia kemudian punya jabatan penting sehingga pengaruhnya pun menjadi besar di Ampenan, Lombok pada awal abad ke-20.


Dengan kekuasaan yang dimilikinya itu, kans orang-orang Arab berniaga di sana kian terbuka. Pasalnya, sejak akhir abad ke-19 Ampenan –yang dulunya merupakan tempat orang-orang Sasak– merupakan tempat mengadu nasib banyak orang dari beragam suku-bangsa. Selain orang-orang Arab, di sana ada para pedagang Tionghoa, Armenia, Bugis, dan juga Ambon.



Pada abad ke-19, Pelabuhan Ampenan maju pesat. Pasalnya, pelabuhan-pelabuhan di pantai utara Lombok meredup lantaran kondisi udaranya tak baik sehingga menimbulkan malaria.

“Maka pelabuhan dipindahkan ke Ampenan. Labuhan Tereng hanya dipergunakan pada waktu musim angin barat. Sejak itu pelabuhan Ampenan menjadi ramai dan terpenting di antara pelabuhan lainnya. Pernah di sana berlabuh 18 kapal Eropah sekaligus di antaranya 9 (sembilan) kapal bertiang tiga. Tiga di antaranya kapal Perancis dan lainnya kapal Inggris tetapi semuanya memakai bendera Belanda. Kapal-kapal kerajaan Mataram pun memakai benderanya sendiri yang berwarna merah putih biru merah putih. pada abad ke-19 Selat Lombok menjadi lalu lintas perdagangan terbuka antara Australia, Singapura, dan Cina,” tulis Ditjen Kebudayaan dalam Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat.


Pada akhir abad ke-19, Lombok dikuasai bangsawan Bali bernama Anak Agung Gde Ngurah Karangasem. Raja Mataram ini berusaha memperkuat diri dan waspada akan ancaman pemerintah kolonial Hindia Belanda.



Dalam kondisi sosial-politik seperti itulah Said Abdullah berkiprah di Ampenan. Said sendiri datang ke sana sebagai perantau. Peranakan Arab itu lahir di Surabaya.

Laju keberhasilan Said terbilang cepat. Menurut I Gde Parimartha dalam Perdagangan dan politik di Nusa Tenggara, 1815-1915, sekitar tahun 1870-an dia sudah jadi syahbandar atas restu raja di Lombok. Naiknya Said membuat orang Arab makin banyak berdatangan. Said pun makin besar sebagai pedagang dan pejabat berpengaruh di Ampenan.


Said Abdullah punya kolega Arab yang punya istri orang Sasak. Kolega tersebut bernama Syach Abdet. Lewat relasi dengannya, hubungan Said dengan orang Sasak pun terjalin.

Said pada  1887 mulai menjadi agen dari perusahaan pelayaran swasta milik Inggris yang dikontrak Belanda di Ampenan, Nederlandsch Indische Stoomvaart Maatschappij (NISM). Salah satu pesaing terbesarnya adalah GJB Pattiwael yang keturunan Ambon dan pernah menjadi agen Koninklijk Packetvaart Maatschappij (KPM) di sana.


Pattiwael yang punya banyak rumah di sana kemudian bernasib malang. Koran Soerabaijasch Handelsblad tanggal 28 Juli 1887 memberitakan dia ditahan di keraton raja Mataram dan hartanya disita. Penahanan itu kemungkinan terkait dengan Said, yang tak disukai Belanda. Said, disebut koran Bataviaasch Hieuwsblad tanggal 26 September 1887, dianggap oleh orang Belanda sebagai masalah, sebab, konon dia ingin mengusir semua orang Belanda di sana.



Cukup lama Pattiwael ditahan. Pemerintah Hindia Belanda pun tak tinggal diam. Menurut Bataviaasch Hieuwsblad tanggal 2 Desember 1887, Pattiwael baru bebas setelah tentara kolonial Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) dikirim ke Ampenan.

Pattiwael lalu berusaha menuntut ganti rugi atas kehilangannya, baik waktu maupun harta. Maka kemelut di Lombok berkembang. Orang-orang Sasak di Praya di bawah Kepala Desa Praya Guru Bangkol pada 1891 memberontak pada raja Mataram. Alasannya, mereka tak diberi kebebasan pajak oleh raja Mataram.


Meski ada yang memintanya, pemerintah kolonial tak mau terlibat membantu orang Sasak. Sebaliknya, mereka malah menganggap Said Abdullah berada di belakang perlawanan orang Sasak itu.



Said lalu dapat hukuman raja. Daagsche Courant (22 Desember 1891)  dan Het Vaderland (22 Desember 1891) menyebut saudara, anak, dan istri Said dibunuh penguasa Mataram di depan matanya karena dicap berpaling dari raja.


Said tentu tak terima. Ia lalu berupaya menunjukkan dirinya bukanlah penghasut yang ingin membuat orang Lombok membenci orang Eropa.


“Ia memberi keterangan kepada Belanda karena kepentingan dagang, simpati kepada kelompok Sasak, dan ketidaksenangannya terhadap kerajaan,” tulis Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900.


Said tentu tahu kekuatan militer Belanda. Jadi ketika dia memilih untuk melawan raja Mataram ketimbang melawan Belanda, diam-diam, menurut I Gde Parimartha, dia berhubungan dengan pejabat pemerintah kolonial Belanda. Said memberikan informasi penting yang melemahkan raja Mataram. Berkat informasi dari Said, raja Mataram Lombok kemudian bisa dilumpuhkan pemerintah kolonial.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page