top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Siluman dalam Sidang Mahkamah Konstitusi

Siapakah siluman yang disebut dalam sidang perselisihan hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi?

24 Jun 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Idham Amiruddin (kanan), saksi dari pihak pemohon, memberikan keterangan saat sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (19/6/2019). (Hafidz Mubarak A/ANTARA).

Ada tiga makhluk halus yang disebut terkait Pemilu 2019. Joko Widodo menyebut genderuwo, Andi Arief menyebut setan gundul, dan Teuku Nasrullah, kuasa hukum Prabowo-Sandiaga Uno, menyebut TPS (Tempat Pemungutan Suara) siluman.


Dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden 2019, Nasrullah menyebut 2.984 TPS siluman atau sekitar 895.200 suara siluman. Siluman juga disebut Idham Amiruddin, saksi yang dihadirkan kuasa hukum pemohon.


Idham mengaku menemukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kecamatan siluman mencapai 56.832, dengan jumlah terbanyak di Provinsi Bengkulu. NIK siluman yaitu jumlah kecamatan berbeda dengan data pemilih. Misalnya, ada 40 kecamatan di Bogor, namun kode yang tercantum dalam NIK mencapai 85.


Selain NIK siluman, Idham juga menyebut NIK rekayasa yang mencapai 10 juta dengan angka tertinggi di Bogor dan Sulawesi Selatan.


Hakim Mahkamah Konstitusi Suhartoyo mengingatkan agar saksi menggunakan diksi netral, karena diksi “siluman” bernuansa pendapat.


Siapakah siluman?


Dalam biografi Pangeran Diponegoro, Kuasa Ramalan, sejarawan Peter Carey mengutip Sejarah Setan lan Jim (koleksi J.L. Moens) yang mengartikan seluman (siluman) menunjuk pada dunia arwah, suatu masyarakat tak kasat mata, yang merupakan kembaran masyarakat manusia, dan dengan demikian terdiri dari berbagai bangsa dan ras yang diperintah oleh raja dan ratu masing-masing.


Sementara itu, menurut Suwardi Endraswara, profesor antropologi sastra Universitas Negeri Yogyakarta, dunia siluman cukup misterius. Siluman adalah makhluk yang halus. Dia mampu manjalma (menitis) pada manusia. Ada kalanya siluman juga menjelma pada binatang. Penjelmaan siluman cukup beralasan, antara lain untuk menggoda manusia dan binatang.


“Jika siluman itu ganas, pendendam, pembunuh, dan sejenisnya, manusia dan binatang yang dijelmai siluman akan memiliki karakter yang hampir sama. Kita tak perlu heran kalau ada orang yang mampu menghilang, karena dijelmai siluman. Siluman itu yang memberi lapis, sehingga mata biasa tak mampu melihatnya,” tulis Suwardi dalam Dunia Hantu Orang Jawa: Alam Misteri, Magis, dan Fantasi Kejawen.


Seperti genderuwo dan setan gundul, siluman juga diberi makna lain selain makhluk halus.


Dalam Bahasa dan Bonafiditas Hantu, Agus R. Sardjono menyebut bahwa Bahasa Indonesia telah mengenal kata siluman. Namun, kata siluman sudah tidak resmi lagi menunjuk pada hantu. Ia telah diperkaya dengan kata lain yang membentuk kata majemuk, yang di Indonesia makin lama makin diminati, seperti uang siluman, proyek siluman, ijazah siluman, dan sejenisnya.


KBBI daring telah mendata dua arti siluman: (1) makhluk halus yang sering menampakkan diri sebagai manusia atau binatang; (2) tersembunyi tidak kelihatan, misalnya pasukan siluman, biaya siluman (biaya yang sulit dipertanggungjawabkan, seperti uang suap dan sebagainya).


Kini, kuasa hukum dan saksi pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, menambahkan kata majemuk baru: TPS dan NIK siluman. Dengan siluman itu mereka hendak membuktikan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massif.


Menanggapi soal NIK siluman, pihak KPU enteng saja dengan bertanya kepada saksi hasil perolehan suara di daerah yang disebut terdapat NIK siluman: Bogor dan Sulawesi Selatan.


“Apa saudara tahu dalam Pilpres di Kabupaten Bogor dan Sulawesi Selatan pemenangnya 01 atau 02?” tanya Komisioner KPU, Hasyim Asy’ari.


Idham mengaku tak tahu.


“Kami kasih tahu pemenangnya 02,” kata Hasyim.

Hening.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page