- Randy Wirayudha

- 30 Jun
- 5 menit membaca
SETELAH baku serang sejak 13 Juni 2025, Israel dan Iran sepakat gencatan senjata pada Selasa, 24 Juni lalu. Tidak hanya fasilitas nuklir Iran yang jadi sasaran serangan Israel dan Amerika Serikat, beberapa basis militer Iran juga. Israel juga sempat menyerang sebuah pangkalan dekat Tehran. Mengutip Business Insider, 21 Juni 2025, Tentara Pendudukan Israel (IOF) mengungkapkan gambar satelit mengenai hancurnya sepasang jet tempur F-14 Tomcat Iran akibat serangan-serangan drone mereka.
“Sebuah kehilangan lain bagi persenjataan strategis bagi musuh,” kata Juru Bicara IOF Brigjen Effie Defrin.
F-14 Tomcat merupakan jet tempur interseptor buatan Grumman yang pernah beken karena dwi-film Top Gun (1986) dan Top Gun: Maverick (2022) karena Tom Cruise yang memerankan tokoh sentralnya adalah pilot AL Amerika. Jet tempur tambun itu jadi andalan Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat pada 1980-an.
Kini, “Negeri Para Mullah” (julukan Iran pasca-Revolusi 1979) jadi satu-satunya negara yang mengoperasikan pesawat tempur multi-peran buatan Amerika itu. Mereka mewarisinya dari rezim Dinasti Shah Reza Pahlavi yang mulanya membeli hampir 80 unit namun sekarang jumlahnya sudah berkurang banyak gegara keterbatasan pemeliharaan dampak sanksi-sanksi militer dari Amerika.

Dari Top Gun hingga Perang Irak-Iran
Pada akhir 1960-an, AL Amerika membutuhkan pesawat tempur anyar untuk program eksperimen jet tempur VFX guna menggantikan unit-unit jet supersonic jarak jauh McDonnell Douglas F-4 Phantom II. Pabrikan Grumman Corporation sempat mengusulkan proyek pesawat tempur F-111B untuk kebutuhan jet pencegat berbasis kapal induk, namun dibatalkan AL Amerika pada Oktober 1967.
“Dua bulan kemudian AL Amerika mengundang masuknya proposal-proposal baru untuk Proyek VFX lanjutan dengan syarat jet tempurnya harus diawaki dua kru dengan kursi tandem, bermesin ganda, dilengkapi sistem persenjataan terbaru, radar yang kuat jangkauannya, serta punya performa tinggi untuk misi jarak jauh, jarak menengah, dan jarak pendek. Ditambah pesawatnya harus bisa mendarat di kapal induk dengan aman ketika membawa aneka persenjataan,” ungkap Terry C. Treadwell dalam The F-14 Tomcat.
Dari berbagai pabrikan yang mengajukan proposal, pada Desember 1968 AL Amerika menyambut dua kandidat: proposal dari McDonnell Douglas dan Grumman. Desain purwarupa Model 303E –yang kemudian berubah kode menjadi VFX-1C– milik Grumman kemudian yang terpilih dan mendapatkan kontraknya dari AL Amerika.
Butuh dua tahun untuk Grumman membangunnya hingga purwarupanya sukses menjalani uji coba pertamanya pada 21 Desember 1970 atau sekitar sebulan sebelum tenggat waktu kontraknya.
Pesawatnya dinamai F-14 Tomcat, sebagaimana kebiasaan pabrikan Grumman menamai pesawat-pesawat berbasis kapal induknya dengan nama-nama fauna, seperti F4F Wildcat, F6F Hellcat, F7F Tigercat, F8F Bearcat, F9F Panther, F-9 Cougar, atau F-11 Tiger. Grumman membangunnya dengan dimensi panjang 19,13 meter dan lebar sayap 19,5 meter ketika dikembangkan dan 11,6 meter ketika sayapnya dilipat.
Ditenagai oleh sepasang mesin General Electric F110, jet tempur Tomcat bisa mencapai kecepatan terbang maksimal 2,34 Mach (2.485 km/jam), kecepatan jelajah 420 knot (780 km/jam) dan melesat dengan ketinggian maksimal 16 ribu meter. Sebagai jet tempur multi-peran, Tomcat dilengkapi sejumlah radar dan peralatan avionik canggih dan bisa dipersenjatai sepucuk meriam putar berlaras enam M61A Vulcan kaliber 20 mm, tujuh tabung roket yang bisa membawa 28 Roket LAU-10, aneka macam misil udara, dan bom-bom berpandu laser atau bom-bom curah.
AL Amerika pun mulai memesannya untuk menggantikan unit-unit F-4 Phantom II di Skadron Tempur VF-1 dan Skadron Tempur VF-2 yang berbasis di Kapal Induk USS Enterprise. Unit-unit di pesanan pertama itu diserahkan medio 1974. Menurut Pasquale De Marco dalam F-14 Tomcat: The American Supremacy in the Skies, desain Tomcat nan unik membuatnya populer untuk jadi inspirasi para pengembang game dan industri film.
“Salah satu penampilan kondang Tomcat ada di film Top Gun (1986). Di film itu, aktor Tom Cruise memerankan (tokoh pilot berjuluk) Maverick yang bertugas di USS Enterprise. Tomcat juga muncul di sejumlah film lain dan banyak video game sehingga kepopuleran Tomcat dalam pop culture jadi pembuktian tersendiri tentang statusnya yang ikonik sebagai pesawat tempur. Tomcat menjadi simbol kekuatan udara Amerika selama lebih dari 30 tahun,” tulisnya.
Namun, Tomcat kurang laris di pasaran. Beberapa negara yang memerlukan pesawat tempur baru seperti Kanada, Jerman, Jepang, dan Iran memang pernah berpotensi jadi pelanggan Grumman untuk penjualan Tomcat. Namun kemudian, hanya Iran yang akhirnya jadi pengguna asing pertama dan satu-satunya.
Saat itu Angkatan Udara (AU) Kekaisaran Iran (IIAF) memerlukan pesawat tempur anyar yang kemampuannya setidaknya bisa menyaingi jet tempur supersonic Uni Soviet, Mikoyan-Gurevich MiG-25 “Foxbat”. Selain Grumman, pabrikan McDonnell Douglas juga mendekati pemerintah Iran untuk menawarkan jet tempur F-15 Eagle.
Menurut Tom Cooper dan Farzad Bishop dalam Iranian F-15 Tomcat Units in Combat, Grumman sudah lebih dulu melakukan pendekatan kepada Jenderal Hassan Toufanian, medio Oktober 1971. Toufanian bukan sekadar penasihat militer Shah Reza Pahlavi alias Shah Iran, namun juga deputi menteri urusan perang dan direktur Dinas Pengadaan Militer dan Industri Perang Iran.
Grumman memperlihatkan informasi-informasi penting tentang F-14 kepada Toufanian. Shah Iran kemudian ikut tertarik pada pesawat itu setelah menjamu Presiden Richard Nixon yang berkunjung ke Iran medio 1972.
Sebuah surat perjanjian dengan kepemimpinan IIAF –yang meliputi pesawat F-14– kemudian dikirim ke Kementerian Pertahanan Amerika untuk memulai proses akuisisi. Meskipun begitu, pihak Iran masih menawarkan kesempatan pada McDonnell Douglas untuk mendemonstrasikan F-15A Eagle-nya. Meski Tomcat pada dasarnya berbasis di kapal induk, kecanggihan radar dan persenjataan misil jarak jauhnya jadi pertimbangan lain buat Iran.
“Ada beberapa faktor yang memengaruhi pemilihan F-14. Perbatasan utara Iran dengan Uni Soviet dan perbatasan di barat dengan Irak yang terdapat pegunungan sebagai perbatasan alami. Komando Pertahanan Udara membangun radar pos-pos luar di banyak puncak pegunungan itu untuk mendapatkan jangkauan radar yang lebih baik namun kami tak pernah bisa meningkatkan situasi radar di daratan yang lebih rendah. Terlalu banyak ‘titik buta’ dalam hal ini dan stasiun radar berkubah putih besar kami ibarat jadi target sempurna (buat musuh) karena sangat mudah terlihat dari jarak 50 mil. Info intelijen yang kami dapat saat itu memverifikasi bahwa Soviet akan menyerang basis itu lebih dulu,” kenang Kapten (Purn.) Rassi dikutip Cooper dan Bishop.
Pada Januari 1974, lewat “Project Persian King” Iran memesan 30 unit pertama F-14 Tomcat dengan 424 misil berpandu radar AIM-54 Phoenix dengan anggaran 300 juta dolar. Beberapa bulan kemudian, Iran menambah pengadaan Tomcat hingga total mencapai 79 unit dengan 714 misil Phoenix lainnya disertai paket-paket peralatan dan perlengkapan pendukung infastrukturnya di Pangkalan Udara (Lanud) Khatami.
Namun rezim Shah ditumbangkan oleh Revolusi Islam pada 1979 dan IIAF berubah menjadi AU Republik Islam Iran (IRIAF). Puluhan jet tempur Tomcat itu lalu jadi tulang punggung rezim baru ketika terjun di kancah Perang Iran-Irak (1980-1988). Tomcat-Tomcat itu jadi “lawan tanding” aneka pesawat MiG dan jet tempur baru Dassault Mirage F1 Irak.
Menurut Cooper dan Bishop, jet-jet tempur Tomcat setidaknya sukses menembak jatuh 159 pesawat dan 1 unit helikopter angkut SA-321 Super Frelon Irak. Sebaliknya, Irak mengklaim sukses menembak jatuh lebih dari 70 Tomcat Iran meski catatan Amerika menunjukkan hanya sekitar 16 Tomcat Iran yang hancur baik karena misil maupun pesawat-pesawat Irak.
Sejak saat itu, Tomcat mulai jarang digunakan IRIAF lantaran Amerika tak lagi sudi menjual suku cadang maupun kebutuhan-kebutuhan pemeliharaan lainnya. AL Amerika sendiri sudah memensiunkan semua Tomcat-nya dan menggantikannya dengan jet tempur multi-peran F/A-18 Hornet sejak 2006. Laman Global Security menyebut, Iran satu-satunya negara yang masih menggunakan Tomcat dengan jumlah sekitar 45 unit.













Kunjungi website saya, https://permanasaepul.blogspot.com