top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Yang Lucu dari Haji Agus Salim

Orang banyak mengenalnya sebagai diplomat atau tokoh republik yang ciamik. Namun tak banyak orang tahu sisi keisengannya sebagai seorang humoris.

Oleh :
17 Okt 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Haji Agus Salim (dokumen keluarga Haji Agus Salim)

Saat menjadi anggota Volksraad (1921-1924) dan tinggal di Bogor, Haji Agus Salim (HAS) kerap bepergian. Itu dilakukan selain untuk mengikuti rapat juga kadang dia harus bertemu dengan rakyat untuk sekadar menyerap aspirasi. Kepergiannya itu bisa ke tempat yang jauh atau bisa saja hanya ke Batavia.


“Tergantung kepentingan Patje (panggilan sayang keluarga HAS kepada HAS) sebagai anggota Dewan Rakyat,” ungkap almarhum Bibsy Soenharjo alias Siti Asia.


Alkisah, suatu hari HAS harus pergi ke Jakarta. Sambil sekalian jalan-jalan, Zainatun Nahar alias Matje (istri dari HAS) mengajak anak-anak  untuk mengantarkan ayahnya hingga Stasiun Bogor. Singkat cerita, berangkatlah HAS ke Batavia lalu mereka pun pulang ke rumah.


Karena merasa agak lelah, pulang dari stasiun Matje langsung ke kamar tidur. Namun saat memasuki kamar, dia langsung berteriak kaget karena didapatinya seseorang sudah terbaring dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.


Setelah dibuka, “seseorang yang berselimut” itu ternyata adalah HAS. Rupanya dia tidak jadi mengambil jadwal kereta api hari itu dan untuk sekadar mengisengi Matje, HAS pulang mendahalui Matje dan anak-anak lalu secara diam-diam masuk rumah lewat jendela kemudian langsung berbaring di tempat tidur.


Di lain kesempatan HAS bercengkarama dengan adik perempuanya dari luar kamar, persis di belakang jendela. HAS berdiri sambil bertopang dagu. Asyik benar dia menyimak dan ngobrol dengan lawan bicaranya hingga akhirnya sang adik merasa tidak enak dan mengajaknya masuk rumah.


“Terimakasih,” jawab HAS. “Saya tadi duduk di kursi yang basah, dan sebetulnya tadi sedang berusaha mengeringkan celana. Nah, sekarang celana saya sudah mulai mengering…”


Diceritakan dalam buku 100 Tahun Haji Agus Salim, George Mc. T. Kahin, Guru Besar di Yale University memiliki pengalaman yang agak lucu mengenai HAS. Kisahnya: saat diundang sebagai dosen tamu di universitas terkemuda Amerika Serikat tersebut, para mahasiswa Yale sangat terpukau dengan HAS. Bukan saja karena luasnya pandangan cakrawala pemikirannya namun juga dengan roko kretek-nya yang berbau khas.


Begitu khasnya, hingga mahasiswa-mahasiswa Yale tidak terlalu sulit untuk mencari tempat HAS menyampaikan kuliahnya, kendati lingkungan Yale tentunya sangat luas. Bagaimana bisa? Rupanya bau kretek yang dihisap HAS menjadi “petunjuk” tempat berlangsungnya perkuliahan tersebut.


Karena kecerdikannya, HAS kerap dipanggil oleh dunia pers sebagai The Old Fox (Srigala Tua). Sebutan itu sangat populis hingga di kalangan para pejabat pemerintahan republik.  Namun tak ada orang yang menyangka, julukan tersebut akan memicu terjadinya suatu kejadian lucu di tahun 1946.


Ceritanya, sebelum meninggalkan Indonesia, tentara Inggris mengadakan pesta perpisahan. Dalam situasi yang sangat sentimental itu, ada beberapa perwira Inggris yang berinisiatif mengadakan toast tradisional Inggris yakni to the old folks at home. Karena tidak paham dengan tradisi tersebut dan adanya kesalahpahaman terhadap istilah itu (old folks bunyinya hampir sama dengan old fox), maka begitu disebut kata-kata itu: orang-orang Indonesia ramai-ramai bangkit sambil menjawabnya: Haji Agus Salim. HAS sendiri cuma senyum mesem saja menyaksikan peristiwa itu.


Tahun 1927, Buya Hamka  yang tengah menimba ilmu di Mekah pernah dinasihati oleh HAS saat mereka bertemu di kota suci tersebut. HAS menyarankan Hamka supaya jangan terlalu lama tinggal di tanah Arab. Menurut HAS, Hamka harus mengikuti jejak  sang ayah: Syaikh Abdul Karim Amrullah yang jadi ulama besar timbul dari alam tanah air sendiri. Ada soal-soal agama yang timbul di Indonesia dan yang harus memecahkan masalahnya adalah orang Indonesia sendiri.


“Kalau engkau terbenam bertahun-tahun di Mekah, pulangnya kau hanya akan menjadi tukang baca doa di pesta kendurian…” ujar HAS.


Kendati dikenal memiliki kepahaman yang dalam mengenai pengetahuan agama Islam, namun tidak menjadikan HAS sebagai pribadi yang kaku. Saat kali pertama mengunjungi Amerika Serikat pada 1947, beberapa jurnalis muda setempat secara iseng menanyakan pendapat Haji Agus Salim mengenai new look, busana yang menjadi trend para gadis Amerika kala itu.

Lantas bagaimana komentar HAS?


“Rok-roknya memang bagus sekali, tetapi menurut pendapat saya, betis-betis di bawah rok-rok itu malahan yang lebih bagus…” ujarnya disambut tawa orang-orang yang mendengarnya.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Kisah Prajurit Doyan Kawin

Kisah Prajurit Doyan Kawin

Poligami dipraktikkan oknum tentara sejak dulu. Ada yang dapat hukuman karenanya.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (2)

Johan Kepler Panggabean merupakan pengusaha nasional sekaligus sahabat Presiden Sukarno. Perusahaannya agen tunggal mobil VW dari Jerman berakhir menyusul pergantian kekuasaan.
Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Aksi Berani Wolter 'Bote' Monginsidi

Pada 1945, Bote yang mulai dipanggil dengan Wolter pergi ke Makassar melanjutkan pendidikannya. Di sana ia ustru ditugasi menyerbu gedung-gedung yang diduduki Belanda dan menangkapi para perwira Belanda.
Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia”, Highlight Akar Peradaban hingga Menjadi Indonesia

Buku “Sejarah Indonesia” diluncurkan dalam rangka 80 tahun HUT RI sekaligus menetapkan Hari Sejarah.
Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

Pecah Kongsi Perkawinan S.K. Trimurti dan Sayuti Melik

S.K. Trimurti dan Sayuti Melik menikah dengan satu ikrar: berjuang bersama. Politik membuat pasangan ini keluar masuk-penjara. Namun, biduk rumah tangga mereka kandas menjelang masa senja.
bottom of page