- Hendri F. Isnaeni
- 12 Nov 2024
- 7 menit membaca
Diperbarui: 27 Nov
SORE hari, Desember 1957, Soehadi Reksowardoyo mengantar enam orang veteran eks Brigade XVIII ke pabrik kertas NV Papier Fabriek Padalarang. Mereka datang diam-diam untuk “mengintip pabrik” dan “mengumpulkan data teknologi perkertasan” sebagai bekal membangun pabrik kertas di Blabak milik Bank Industri Negara (BIN). Pasalnya, pihak pabrik menolak permintaan BIN untuk melakukan kunjungan resmi.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.











