top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Diaspora Resep Naga

Lidah semakin bergoyang dengan masuknya menu masakan dari Cina daratan.

Oleh :
15 Okt 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pedagang Tionghoa, 1910-an.

Diperbarui: 20 Jun

SEJAK gelombang pertama imigran Tiongkok tiba di Nusantara, mereka menetap, berbaur, dan beradaptasi dengan penduduk dan kondisi setempat. Saat keinginan menyediakan menu makanan serupa di daerah asal terkendala sulitnya bahan, mereka berkreasi. Mereka juga memperkenalkan teknik dan alat memasak hingga penggunaan bahan lokal.


Denys Lombard mengambil contoh penggunaan barang anyaman yang digunakan untuk menanak nasi, kuali dan penggorengan, pisau dan golok, serta anglo. “Dan di antara istilah teknik yang menunjuk tipe-tipe utama cara memasak, tiga berasal dari bahasa Cina: ca, tim, dan kuah…, tulisnya dalam Nusa Jawa Silang Budaya.



Orang Tionghoa mendapati bahan lokal juga menarik untuk diolah dan disesuaikan dengan selera dan cara mereka. Seperti keluwak, lengkuas, kencur, daun salam, santan, dan jinten. Gabungan teknik, penyesuaian bahan, dan kreasi baru ini menciptakan beragam kuliner baru.

“Istilah, nama bahan makanan, dan nama makanan lalu mulai akrab di telinga dan lidah penduduk setempat,” ujar Joseph “Aji” Chen, wakil koordinator Dewan Pakar Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia.



Ada beragam makanan yang mendapat pengaruh Tionghoa. Lombard sendiri memilih beberapa makanan khas yang masih eksis. Dia menyebut empat makanan yang dikenal merata: mi, pangsit, tim sum (misalnya bapao, bacang, dan lumpia), dan bakso. Menurutnya, penggunaan mi di Jawa, “sudah ada sejak zaman Majapahit.”


Lombard juga menekankan peran kedelai dan produk olahannya, sebagai makanan pokok dan bergizi seperti tahu dan tempe, oncom maupun pelezat masakan seperti tauci, tauco, kecap. Selain itu, sumbangan Cina juga terasa pada variasi “kue basah”, manisan buah (disale maupun direndam), dan gula-gula (seperti hunkue, muaci, hingga kuaci).



Uniknya, satu nama makanan bisa berbeda bahan dan rasa tergantung selera dan kekhasan lokal. Lumpia, misalnya, di Jakarta berisi irisan bengkoang, taoge, tahu, udang, daging babi/ayam, dan kecap. Di Padang, ada tambahan wortel, telur, kecap asin, dan sedikit kecap manis. Sementara di Semarang menggunakan irisan rebung. Bacang bisa dibikin dengan beras biasa atau beras ketan, berisi daging dengan jejalan cabe rawit utuh seperti di Jawa Barat dan Jakarta atau tambahan kecap dan merica seperti di Bangka, Bali dan Makassar. Soal kemasan pun bisa berbeda. Di Sumatra menggunakan daun pandan, sementara di Jawa daun bambu.


Perbedaan itu muncul sebab orang Tionghoa yang datang juga dari berbagai suku dengan budaya berlainan. “Di Sumatra kebanyakan dari suku Hakka dan Hokkian, di Manado dan Riau dari suku Hainan,” ujar Hiang Marahimin, penulis buku Masakan Peranakan Tionghoa Semarang.


Menurut Joseph, semua makanan yang ada sehari-hari merupakan akulturasi dari berbagai budaya kuliner, lalu menemukan jati dirinya. Siomay, misalnya, hanya ada di Indonesia. Bakpia pathok, jajanan khas Yogya, melenceng dari namanya yang seharusnya berisi daging (bak).*


Majalah Historia No. 10 Tahun III 2016

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page