top of page

Sejarah Indonesia

Eddy Gombloh Kawan Tentara

Eddy Gombloh Kawan Tentara

Di awal kariernya, Eddy Gombloh suka menghibur tentara. Dia kemudian bermain dalam film komedi Benyamin Sueb dan Warkop DKI.

6 Agustus 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Eddy Gombloh dalam film Samson Betawi. (Youtube Falcon).

BANYAK yang mengenal Eddy Gombloh sekadar pelawak yang sering muncul di film dan televisi. Ternyata, dia cukup dekat dengan tentara dan punya peran pada masa awal pemerintahan Orde Baru.


Pada 1989, Eddy Gombloh bersama para artis menghadap Presiden Soeharto di Jakarta. Buku Presiden RI ke II Jenderal Besar H.M. Soeharto dalam Berita: 1989 menyebut Eddy Gombloh bersama Lilis Suryani dan Bakar Iskandar sebagai bagian dari Yayasan Dharma Artis Indonesia yang isinya artis BKS-Kostrad 1965–1970. BKS-Kostrad singkatan dari Badan Kerjasama Seniman-Komando Tjadangan Strategis Angkatan Darat. Jumlah artis yang bergabung dalam BKS-Kostrad mencapai 1.264 orang.


Majalah terbitan TNI-AD, Yudhagama tahun 1985 menyebut Yayasan Dharma Artis Indonesia (Artis BKS-Kostrad 1965–1970) telah banyak memberikan sumbangsihnya kepada prajurit ABRI berupa hiburan semasa penumpasan G30S/PKI.


Artis BKS-Kostrad bukan satu-satunya hubungan Eddy Gombloh dengan tentara. Ketika belum lama tiba di Jakarta, dia pernah jadi kondektur bis saat Asian Games 1962. Dia tinggal di mes yang menampung anggota tentara Kodam Diponegoro. Komando teritorial ini membawahkan wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.


Eddy Gombloh bernama asli Supardi lahir pada 17 Agustus 1941 di Yogyakarta. Setelah lulus SMA, dia sempat kuliah di Universitas Tujuh Belas Agustus tapi tidak tamat pada 1970.  


Dalam buku Apa Siapa Orang Film Indonesia diterangkan, pelawak kesenian tradisional ini mulai terjun ke layar kaca dalam produksi TVRI, dan grup sandiwara di sebuah klub malam. Selanjutnya pemain ketoprak ini bermain dalam film Aku Hanja Bajangan (1963) sebagai figuran, kemudian film Pantjaroba (1966) dan Djembatan Emas (1971).


Masa jaya Eddy Gombloh pada 1970-an. Dia kerap bermain dalam film-film komedi. Wajah lucu dan tumbuh tambunnya punya nilai jual dalam film komedi. Selain film komedi, dia juga pernah bermain dalam film drama anak berjudul Sam Tidar (1972) bersama Hamid Arif dan Sandi Suwardi.


Eddy Gombloh kerap muncul dalam film-film Benyamin Sueb. Beberapa filmnya antara lain Biang Kerok (1972), Benyamin Brengsek (1973), Biang Kerok Beruntung (1973), Ratu Amplop (1974), Tarsan Kota (1974), Benyamin Koboi (1975), Benyamin Tukang Ngibul (1975), Samson Betawi (1975), Tiga Janggo (1976), dan lain-lain.


Meski Benyamin Sueb selalu jadi pemeran utama, Eddy Gombloh ikut menghidupkan film-film tersebut. Dalam filmnya bersama Bang Ben, dia pernah bermain dengan Ratmi B-29. Dia juga pernah bermain bersama Doris Callebaute dalam Inem Pelayan Sexy (1976) dan Inem Nyonya Besar (1977), serta Gadis Bionik (1982) bersama Eva Arnas.


Selain film-film Benyamin Sueb, Eddy Gombloh juga ikut menghidupkan film-film awal Warkop DKI. Bersama Dono, Kasino, dan Indro, dia beradu akting dalam film Mana Tahan (1979), Ge…Er/Gede Rasa (1980), dan Manusia Enam Juta Dollar (1981). Di tahun 1980-an, film Eddy Gombloh tak sebanyak era 1970-an.


Pada 1990-an, setelah sepi dari dunia film, Eddy Gombloh sempat bermain dalam sinetron Tahta (1996). Dia kemudian menjalani hari-hari tuanya dengan sederhana di Sleman, Yogyakarta, sampai meninggal dunia pada 4 Agustus 2022.


Eddy Gombloh alias Supardi dimakamkan di TPU Tegal Alur, Kalideres. Masih satu kawasan dengan rumah lamanya di era 1970-an di Kompleks Kodam V–K II/138 Kalideres, Jakarta. Satu lagi bukti kedekatannya dengan tentara.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page