- Petrik Matanasi
- 20 Mei
- 3 menit membaca
BERKEMEJA garis-garis plus jaket hitam, celana panjang katun hijau, sepatu hitam, dan kacamata hitam, lelaki renta itu turun dari mobilnya VW Beetle “Kodok” tua keluaran 1987. Penampilannya amat bersahaja. Begitulah penampilan Jose Alberto Mujica “Pepe” Cordano dalam sebuah foto yang terkenal.
Siapa nyana, pria yang wafat pada 13 Mei 2025 silam itu merupakan seorang presiden. Lima tahun dia memimpin Uruguay (2010-2015), negeri yang tenar sebagai tuan rumah sekaligus juara Piala Dunia pertama.
Kesederhanaan Mujica, yang dipredikati presiden termiskin di dunia, begitu populer. Bagi Mujica, kemiskinan punya arti tersendiri.
“Miskin adalah seseorang yang membutuhkan banyak,” kata Jose Mujica kepada CNN pada 2014 silam. “Saya hanya membutuhkan sedikit hal untuk hidup, karena saya hidup dengan cara yang saya jalani jauh sebelum saya menjadi presiden.”
Mujica hanya ingin hidup seperti orang kebanyakan. Meski gaji bulanannya sebagai presiden adalah 12.000 dolar, dia tak butuh banyak uang untuk hidup. Tiap bulannya dia bisa hidup dengan hanya 1.200 dolar.
Sisa 90 persen uang gaji bulannya dia sumbangkan untuk mendukung individu berpenghasilan rendah. Tindak-tanduknya setelah jadi presiden maupun sebelum menjadi presiden memberi warna terkhusus bagi rakyat Uruguay.
Mujica yang lahir di Paso de la Arena, bagian dari Montevideo, pada 20 Mei 1935 ini adalah anak dari Demetrio Mujica Terra dan Lucy Cardano. Keluarganya adalah pendukung Partido Nacional. Namun, Mujica rupanya berjiwa sosialis. Bahkan dia rela menjadi musuh rezim para presiden dari Partai Colorado yang –terdapat unsur militernya– mirip Orde Baru di Indonesia.
“Sering digambarkan di media asing sebagai 'mantan pemimpin gerilya', ia bertempur dengan Tupamaros pada tahun 1970-an, dan dipenjara dari tahun 1972 hingga 1985 (termasuk dua tahun yang dihabiskan di dasar sumur). Kediktatoran yang lebih kejam akan membunuhnya, tapi dia akhirnya dibebaskan dan tetap bertahan,” catat Tim Burford dalam Uruguay: The Bradt Travel Guide.
Mujica berjuang seperti inspiratornya, macam Che Guevara dan Fidel Castro di Kuba. Maka selain kesederhanaan dan kedermawanannya, Mujica dikenal karena kebijakan-kebijakannya yang mendobrak. Antara lain dekriminalisasi aborsi, legalisasi pernikahan sesama jenis, meningkatkan upah minimum, dan legalisasi ganja.
Kendati bukan pengguna ganja aktif, Mujica paham tentang masalah yang ditimbulkan oleh pelarangan ganja itu. Sebagaimana diketahui, Amerika Latin dikenal sebagai produsen narkoba dengan heroin yang paling terkenal. Kekerasan terkait narkoba, yang melibatkan kartel-kartel di beberapa negara di Amerika Latin dan tentu memakan banyak korban, sudah banyak orang tahu. Film-film tentang kartel-kartel narkoba juga sudah banyak dibuat oleh Hollywood. Jadi menurut Mujica, sebagian besar Amerika Latin sudah dirusak oleh perdagangan narkoba.
Sebaliknya, bagi Mujica, ganja punya daya rusak lebih kecil dibandingkan heroin. Bertolak dari pandangan itulah pada 2012 Mujica mengajukan rancangan undang-undang untuk melegalkan ganja oleh dewasa di Kongres Uruguay.
“Saya takut dengan perdagangan obat-obatan, bukan dengan obat-obatan,” kata Mujica kepada BBC seperti dikutip Robyn Griggs Lawrence dalam Pot in Pans: A History of Eating Cannabis.
Kepada Kongres, Mujica menekankan bahwa legalisasi merupakan satu-satunya jawaban untuk menghindari Uruguay dari kekerasan perdagangan narkoba. Ia tak ingin Uruguay hancur oleh narkoba seperti sebagian besar Amerika Latin.
“Mujica yakin legalisasi dapat menjadi eksperimen internasional yang dapat dilihat oleh seluruh dunia, dan ia berharap langkah ini akan mengurangi kekerasan akibat narkoba. Legalisasi di negara bagian Colorado dan Washington memberikan bukti tambahan bagi Mujica. Menteri Pertahanan Uruguay Eleuterio Fernandez mendukung legalisasi untuk mengurangi keuntungan bagi kartel narkoba guna mendorong pengguna narkoba untuk berhenti menggunakan narkoba yang lebih keras,” tulis Kyle Bershok Ames dalam “Global Marijuana Regulation”, termuat di buku Marijuana Politics: Uncovering the Troublesome History and Social Costs of Criminalization.
Upaya Mujica dan para pendukung legalisasi ganja berhasil. Uruguay di bawah Presiden Mujica pun menjadi negara Amerika Latin pertama yang melegalisasi ganja.
“Setelah Undang-Undang 19.172 disahkan pada Desember 2013, Uruguay menjadi negara pertama di dunia yang mengatur konsumsi, produksi, dan distribusi ganja. Undang-undang Uruguay menonjol secara internasional karena dirancang dengan cara yang sangat berorientasi pada negara untuk memastikan keterlibatan langsung pemerintah dalam produksi, distribusi, dan komersialisasi ganja. Selain itu, undang-undang ini penting karena merupakan kebijakan dari atas ke bawah di mana baik aktivis, opini publik, maupun mandat partai terhadap pemilihnya tidak memainkan peran yang menentukan dalam memperkenalkan topik tersebut ke dalam agenda publik. Aktivis, baik nasional maupun internasional, baru menjadi relevan di kemudian hari, ketika mereka mampu memengaruhi proses yang mengubah satu pasal yang diusulkan dalam ‘strategi untuk hidup dan hidup berdampingan’ menjadi Undang-Undang 19.172,” tulis Rosario Queirolo dalam “Uruguay The First Country to Legalize Cannabis”, termuat di Legalizing Cannabis: Experiences, Lessons and Scenarios.
Ganja merupakan tanaman yang banyak kegunaannya, termasuk untuk kesehatan dan pengobatan. Potensi itulah yang lalu dikembangkan pemanfaatannya untuk dunia kedokteran dan kesehatan. Produksi ganja untuk medis pun dilakukan. Negara-negara Amerika Latin lain seperti Kolombia, Meksiko, dan Guatemala pun lalu terpikir untuk melakukan hal yang sama seperti Uruguay.
“Seseorang harus menjadi yang pertama,” kata Mujica.
Di Uruguay, negara memberi izin kepada petani partikelir untuk menanam ganja. Namun, mereka hanya diizinkan menjual tanamannya ke apotek. Sementara, harga dan ketentuan perdagangannya diatur oleh negara. Begitulah negara Uruguay hadir dalam kesehatan rakyatnya yang membutuhkan khasiat ganja.
Seperti inspirator-inspiratornya, Mujica berupaya agar setelah perjuangannya melawan rezim selesai, dilanjutkan dengan berusaha menjadi pemerintah yang baik kepada rakyatnya.*
Commentaires