top of page

Sejarah Indonesia

Jusuf Muda Dalam Terpuruk di Ujung Orde

Kongkalingkong pengusaha dan penguasa masa Orde Lama berujung di penjara dan perusahaannya disita oleh penguasa Orde Baru.

Oleh :
15 November 2024
bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Mantan Menteri Urusan Bank Sentral Jusuf Muda Dalam diapit dua artis ternama, Gaby Mambo dan Baby Huwae.


DI antara perkara korupsi yang terjadi di masa awal Orde Baru, perkara yang menjerat Menteri Urusan Bank Sentral Jusuf Muda Dalam termasuk yang santer diberitakan. Selain korupsi, Jusuf didakwa dengan beberapa pidana lainnya seperti subversi dan menyulitkan perekonomian.


Jusuf dituduh menyelewengkan Dana Revolusi. Dengan dana itu dia memiliki kekuasaan untuk mengatur izin alokasi kredit yang diberikan kepada importir. Namun, dana tersebut dia pergunakan untuk memberi kredit dengan cara Deferred Payment Credit (DPC) kepada orang-orang terdekatnya. Antara lain, kucuran kredit kepada aktris Nurbaini Jusuf (PT Ratu Timur Raya) sebesar 2 juta dolar, kredit kepada H. Hasandik (PT Mega) senilai 5 juta dolar, dan kredit 10 juta dolar kepada The Lien Se (CV Tulus Djujur). Dia juga mengucurkan kredit khusus, tanpa agunan, kepada beberapa perusahaan yang totalnya lebih dari 5 miliar rupiah.


Dakwaan lain, Jusuf mengimpor senjata api secara ilegal. Dan, Jusuf memiliki enam istri –melebihi peraturan yang hanya mengizinkan pria boleh memiliki maksimal empat istri. Jusuf terkenal “playboy”. Banyak akrtis yang, menurut Nani Nurani Affandi dalam Penyanyi Istana: Suara Hati Penyanyi Kebanggaan Bung Karno, terkenal karena kasus Jusuf Muda Dalam.


Atas semua perbuatannya itu, Mahkamah Agung, melalui putusannya No. 15 K/Kr/1967 tanggal 8 April 1967, menjatuhinya hukuman mati. Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi yang diajukan Jusuf. Entah karena campur tangan siapa, hukuman Jusuf akhirnya sedikit diperingan, dia masuk Penjara Nirbaya. Namun, kondisi buruk penjara dan perlakuan yang diterimanya, Jusuf akhirnya meninggal di penjara.


“Mayoritas patron non militer rezim Sukarno dilenyapkan dari posisi-posisi berwenang,” tulis Richard Robinson dalam Indonesia: ­The Rise of Capital.


Kejatuhan pemerintahan Sukarno mengakibatkan pula keruntuhan kerajaan-kerajaan bisnis klien penguasa waktu itu.


Pengusaha terkemuka seperti Aslam (berdarah Arab Sumatra; kelompok bisnisnya didanai kredit devisa dan izin impor dari penguasa), Markam (mantan perwira AD yang beralih jadi pengusaha dengan bendera PT Karkam; pada masa Konfrontasi memperoleh hak istimewa untuk mengekspor karet dari Sumatra Selatan ke Malaya dan Singapura; sebagai importir, PT Karkam terutama mengimpor jip Nissan dan Semen Asano), dan Mardanus (mantan perwira AL; membangun perusahaan perkapalan bermodalkan kredit BIN) selain ditahan, perusahaannya juga diambil alih PTPP (PT Perusahaan Pilot) Berdikari –perusahaan yang ditunjuk penguasa Orde Baru.


“Dengan kejatuhan patron-patron itu, banyak kelompok bisnis pribumi terkemuka juga kolaps,” tulis Robinson.


Namun, pengadilan atas Jusuf dan menteri-menteri Sukarno lainnya lebih bernuansa politis.


“Pengadilan-pengadilan ini sebenarnya lebih merupakan alat untuk mendiskreditkan presiden yang diwakili para menterinya dan memperlihatkan bahwa ia tidak mempunyai kuasa untuk menyelamatkan rekan-rekannya yang paling setia, dari suatu pengadilan perseorangan,” tulis Harold Crouch dalam Militer dan Politik di Indonesia.*


Majalah Historia No. 2 Tahun I 2012

Commentaires

Noté 0 étoile sur 5.
Pas encore de note

Ajouter une note
Mayor Udara Soejono Sang Eksekutor Kartosoewirjo

Mayor Udara Soejono Sang Eksekutor Kartosoewirjo

Mayor Soejono disebut sebagai eksekutor imam DI/TII S.M. Kartosoewirjo. Dia kemudian dieksekusi mati karena terlibat G30S.
Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Bung Karno dan Sepakbola Indonesia

Meski punya pengalaman kurang menyenangkan di lapangan sepakbola di masa kolonial, Bung Karno peduli dengan sepakbola nasional. Dia memprakarsai pembangunan stadion utama, mulai dari Lapangan Ikada hingga Gelora Bung Karno.
Juragan Besi Tua Asal Manado

Juragan Besi Tua Asal Manado

Bekas tentara KNIL yang jadi pengusaha kopra dan besi tua ini sempat jadi bupati sebelum ikut gerilya bersama Permesta.
Perdebatan dalam Seminar Sejarah Nasional Pertama

Perdebatan dalam Seminar Sejarah Nasional Pertama

Seminar Sejarah Nasional pertama tidak hanya melibatkan para sejarawan, melainkan turut menggandeng akademisi dan cendekia berbagai disiplin ilmu serta unsur masyarakat. Jadi momentum terbitnya gagasan Indonesiasentris dalam penulisan sejarah nasional Indonesia.
Berlan Kampung Serdadu dan Anak Kolong

Berlan Kampung Serdadu dan Anak Kolong

Sedari dulu, Berlan adalah daerah militer. Di zaman KNIL, Jepang, ataupun Indonesia, tetap sama.
bottom of page