- Hendi Jo
- 29 Sep 2024
- 4 menit membaca
Diperbarui: 3 hari yang lalu
SABAN pagi, lurah Djoearta tak pernah absen menunggu lalu membaca Suluh Indonesia (Sulindo). Sebagai anggota fanatik PNI, dia tak mau melewatkan waktu untuk mengikuti perkembangan partai. “Saya ingat Sulindo selalu ditunggu-tunggu bapak saya, karena hanya dari koran itu ia bisa mendapatkan berita terbaru mengenai perkembangan politik di tanah air,” ujar Tresnawati (70), salah satu putri Djoearta, kepala desa Nagrak, Cianjur, era 1960-an.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.











