top of page

Sejarah Indonesia

My Way Frank Sinatra Dari Paul

“My Way” Frank Sinatra dari Paul Anka

Melodinya dari lagu Perancis. Liriknya ditulis Paul Anka sambil membayangkan Frank Sinatra.

10 September 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Frank Sinatra sedang rekaman di Capitol Studio. Lagu "My Way" yang ditulis Paul Anka untuknya, meledak di pasaran lewat suara khasnya. (Wikimedia Commons).

PRANCIS Selatan pada 1967 menjadi tempat berlibur bagi Paul Anka. Di sanalah dia mendengarkan “Comme d'habitude” yang dinyanyikan penyanyi Perancis Claude François. Lagu yang terkesan melankolik itu tentang kesendirian dan kerinduan.

 

“Saya pikir itu adalah lagu yang tidak bagus, tetapi ada sesuatu di dalamnya,” kenang Paul Anka di Telegraph.co.uk, 8 November 2007.

 

Itu kenapa Paul Anka lalu mendatangi penguasa lagu itu dan dia pun memperoleh hak penerbitan lagu itu. Hanya saja, berkas hak penerbitan lagu itu pun kemudian mangkrak selama dua tahun di apartemennya.

 

Dua tahun kemudian, Frank Sinatra menelpon Paul. “Hai, Nak. Kita makan malam bersama malam ini,” kata Frank di balik telepon.

 

Paul menerima ajakan itu. Dia menganggap perlu membawa paspor dan dokumen lain karena mereka bisa saja bepergian ke mana saja. Mereka pun makan malam di Florida. Beberapa mafia memperhatikan mereka.

 

“Saya berhenti dari bisnis ini. Saya muak dengan itu, saya ingin keluar, saya terganggu oleh hal ini, tidak ada lagi Frank, tidak ada lagi pesta,” kata Frank Sinatra malam itu.

 

Ketika itu, Frank Sinatra (1915-1998) berusia hampir 52 tahun. Ia mulai redup pamor menyanyinya. Jika ingin terus berjaya, Frank tentu butuh hit lagi dalam deretan lagu pop. Paul Anka sendiri masih 27 tahun. Ia masih idola remaja dalam hal tarik suara. Jadi mereka beda generasi. Frank lebih suka Paul Anka daripada Elvis Presley.

 

Selepas makan makan malam itu, Paul kembali ke apartemennya dan juga dunianya. Sesampai di apartemennya di New York, Paul membuka kembali dokumen hak penerbitan “Comme d'habitude” yang dua tahun mangkrak.

 

“Saya mulai memainkan Comme d'habitude di piano lagi, dan semuanya menjadi lebih baik. Kemudian, lagu itu benar-benar berkembang dengan sendirinya. Saya mengubahnya di piano, mendapatkan getaran yang tepat,” kenang Paul Anka dalam My Way: An Autobiography  yang disusun Paul Anka dan David Dalton.

 

Paul memainkan melodi lagu itu dengan pianonya. Dia tak ingin membawakan lagu itu seperti yang dinyanyikan Claude François dua tahun sebelumnya. Paul Anka berpikir lain tentang lagu itu. Paul juga teringat Frank ketika itu.

 

“Jika Frank menulis ini, apa yang akan dia katakan?” tanya Paul dalam hati.

 

Dia membayangkan Frank dalam generasinya. Generasi Frank lahir setelah tahun 1940, generasi yang lahir ketika Frank mulai dikenal sebagai penyanyi.

 

Paul pun menuliskan kata-kata yang tidak biasa dia ucapkan. Seperti “Saya menelan dan memuntahkannya.” Paul menulis seperti apa yang biasa dialami Frank. Dia pun memberi lirik baru pada melodi-melodi lagu “Comme d'habitude”, bukan lagi tentang lelaki kesepian. Sembari membayangkan dirinya menjadi Frank Sinatra (yang sedang dalam usia menjelang pensiun), Paul menuliskan lirik yang menunjukkan apa yang sudah dan seharusnya dilakukan seseorang.

 

Seorang manusia yang menjalani hidup sepenuh hati, melakukan yang harus dilakukan, dengan kehati-hatian juga, tak dipungkiri ada pula beberapa penyesalan dan kegagalan yang dialami. Ada pula masa harus menanggung sesuatu yang lebih dari kemampuannya. Seorang laki-laki yang pernah mencintai, menangis, dan tertawa. 

 

Frank muda sering pindah-pindah boyband atau vocal group. Pernah menjadi supir taksi untuk menyambung hidup keluarga kecilnya, lalu pernah juga merasakan menjadi penyanyi dengan bayaran rendah. Ada masa Frank sukses melewati masa-masa sulit itu. Seperti laki-laki pada umumnya, Frank punya lika-liku hidupnya sendiri. Bicara soal mencintai, Frank pernah meninggalkan Nancy Barbato (1917-2018) istrinya yang tahan menderita demi aktris Ava Gardner (1922-1990) yang sedang naik daun. Hubungan antara Ava dan Frank adalah hubungan yang diwarnai perselingkuhan kedua belah pihak. Semasa hidupnya, Frank empat kali menikah. 

 

Setelah berlama-lama merenung dan membayangkan diri sebagai Frank Sinatra itu, Paul dalam akhir lagunya itu, menulis, “I did it my way”. Aku sudah melakoni jalanku. Dalam waktu lima jam lagu itu selesai. Setelahnya, Paul menghubungi Frank.

 

“Saya punya sesuatu yang sangat istimewa untuk Anda,” kata Paul pada Frank yang sedang berada di Caesar Palace, Nevada.

 

Frank merasa tak cocok menyanyikan lagu itu. Perusahaan rekaman pun sempat menyesali karena Paul tidak mau menyanyikan sendiri lagu itu.

 

“Saya bisa menulisnya, tapi saya bukan orang yang menyanyikannya,” kata Paul beralasan.

 

Frank, seorang laki-laki yang telah menjalani hidup dengan caranya sendiri itu, pun masuk dapur rekaman dan menyanyikan karya Paul Anka yang berjudul “My Way” itu dengan gayanya. Lagu itu tak hanya cocok dinyanyikan Frank namun kembali membuat Frank didengar jutaan orang lagi. Pada 1969, “My Way” lewat suara Frank Sinatra itu bertahan 75 minggu dalam 40 tangga lagu teratas di Inggris.

 

Tak hanya Frank, penyanyi lain seperti Elvis Presley dan Sid Vicious dari Sex Pistol pada era 1970-an pun membawakan lagu itu. Namun kalah gaungnya dari Frank. Lagu “My Way” begitu populer dan nyaris selalu ada dalam list lagu karaoke di banyak negara, kecuali di Filipina. Beberapa pembunuhan terjadi di Filipina terkait lagu ini. New York Times tanggal 6 Februari 2010 memberitakan, hingga 2010 enam orang terbunuh karena menyanyikan lagu ini.

2 Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Dinilai 5 dari 5 bintang.

Jadi tau sejarah lagu my way. Thanks team

Suka

Dinilai 5 dari 5 bintang.

mantap

Suka
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page