- Petrik Matanasi
- 5 hari yang lalu
- 3 menit membaca
SEORANG pria berlari meninggalkan peperangan. Kendati segerombolan tentara berkuda bayaran mengejarnya, dia berhasil sampai di sebuah lembah subur. Setelah memetik anggur dan memakannya, pria bernama Vogel (diperankan Omar Sharif) itu memasuki desa yang telah ditinggalkan warganya.
Vogel akhirnya tertidur. Namun tidurnya terganggu oleh kedatangan tentara bayaran. Setelah warga desa kembali, Vogel yang merupakan guru dan dianggap filsuf itu menjadi penengah antara orang desa dengan tentara bayaran selama musim dingin.
Begitulah penggalan adegan dalam film The Last Valley (1971) yang disutradarai James Clavell. Film itu berlatar pedesaan pegunungan Jerman abad ke-17.
Beberapa tahun sebelumnya, Omar-Sharif pernah memerankan orang Jerman dalam The Night of the General (1967) yang disutradarai Anatole Litvak. Ia berperan sebagai Mayor Grau, yang menyelidiki pembunuhan seorang pelacur di Warsawa. Grau mencurigai pelaku adalah seorang jenderal Jerman. Setelah naik pangkat dan dimutasi ke Paris, Grau ketika di Paris mendapati lagi seorang pelacur dibunuh. Bukannya melawan musuh Jerman dalam Perang Dunia II itu, Grau lebih tertarik menyeret pembunuhnya. Dia makin yakin pembunuh dua pelacur itu adalah Jenderal Tanz. Namun, Grau malah ditembak Tanz ketika hendak menangkap sang jenderal pada hari Hitler gagal dibunuh Kolonel Stauffenberg.
Pernah pula Omar Sharif bermain sebagai pangeran Austria, yakni dalam Mayerling (1968) yang disutradarai Terence Young. Omar berperang sebagai Pangeran Rudolf, putra mahkota Austria yang berseberangan dengan ayahnya yang jadi raja, karena dia liberal.
Tak hanya bisa berperan sebagai orang Jerman, Omar pernah juga berperan sebagai orang Rusia. Dalam Doctor Zhivago (1965) besutan sutradara David Lean dan diangkat dari novel karya Boris Pasternak, Omar berperan sebagai Yuri Zhivago, seorang dokter yang suka puisi. Sang dokter terombang-ambing hidupnya oleh Revolusi Bolshevik dan perang saudara yang mengikutinya. Film ini berkisah tentang cintanya dengan Lara yang hidupnya rumit.
Karakter-karakter Yuri Zhivago, Rudolf, Vogel, dan Grau dalam film dihidupkan oleh Omar Sharif (1932-2015). Doctor Zhivago, yang novelnya dilarang pada zaman Uni Soviet, termasuk film yang menarik ditonton masyarakat blok Barat. Film-film itu dibuatnya sepanjang era 1960-an dan 1970-an.
Omar Sharif, yang postur tubuh seperti kebanyakan orang Eropa, potongan wajahnya jelas Arab. Dia berasal dari Mesir. Sebelum memerankan orang Jerman atau Rusia, dia ikut bermain pula sebagai Sherif Ali difilm besutan David Lean juga, Lawrence of Arabia (1962). Lewat film ini, Omar mendapat nominasi Academy Award untuk aktor pendukung terbaik. Perannya dalam Lawrence of Arabia membuatnya dikenal dalam dunia perfilman Barat lantaran sebelumnya Omar hanya dikenal di Mesir.
Anak pengusaha kayu kaya raya itu sudah meramaikan dunia perfilman Mesir sejak pertengahan 1950-an. Lahir di Alexandria pada 10 April 1932 sebagai Michel Demitri Shalhoub, dia berasal dari keluarga keturunan Lebanon. BBC tanggal 10 Juli 2015 menyebut, ibunya terkenal di kalangan kelas atas Mesir, bahkan Raja Farouk mengenalnya.
Ketika muda, Omar pernah sekolah di British Victoria College di Alexandria dan kuliah matematika dan fisika di Universitas Kairo hingga sarjana. Dia sempat ikut bisnis keluarganya sebentar sebelum pergi ke Royal Academy of Dramatic Art, London, demi mengejar mimpinya menjadi aktor.
Keputusan Omar ternyat tak sia-sia. Di perfilman Mesir, dia mengenal aktris Mesir terkenal Faten Hamama, yang lalu jadi istrinya dari 1955 hingga 1974. Pernikahan itu membuat Omar pindah agama dari Katolik ke Islam. Di masa inilah dia mulai memakai nama Omar Sharif, yang seterusnya menjadi nama panggungnya.
Setelah Gamal Abdul Nasser (1917-1970) menjadi presiden Mesir, Omar menjadi orang yang berseberangan secara politik dengan presidennya. Omar lalu menjauh dari Mesir. Kariernya kemudian bersinar di Hollywood. Setelah Nasser tutup usia, karier Omar lebih bersinar.
Sebagai bintang yang sedang bersinar, Omar hidup glamor. Dia bergaul dengan banyak orang terkenal dan hobi minum alkohol bersama rekan-rekannya dari dunia film. Termasuk dengan Peter O’Toole. Omar juga berfoya-foya di meja judi sampai pernah kalah 750.000 Pound dalam semalam kala main roullete.
Hidup glamor dan foya-foya akhirnya menyeret Omar dalam kubangan utang. Utang membuatnya harus terus bekerja hingga tua di perfilman. Meski begitu, Omar tak gengsi main dalam peran kecil. Filmnya di masa tua antara lain Monsier Ibrahim (2003) dan The Travellers (2009). Omar juga aktif di perfilman hingga meninggal pada 10 Jui 2015 karena serangan jantung. Terlepas dari gaya hidup “hedonnya”, totalitas dan konsistensi di dunia film membuat Omar menjadi orang Arab yang bersinar dalam film-film Barat era 1960-an dan 1970-an.
“Untungnya, tidak semua yang saya lakukan adalah sampah demi uang. Saya telah mengalami beberapa momen hebat,” aku Omar di BBC.*













Komentar