top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Waktu Deep Purple Konser di Senayan

Deep Purple tak pernah utuh tampil di Indonesia. Tentu saja karena bongkar pasang personel.

7 Feb 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Deep Purple Mark IV tahun 1976: David Coverdale dan Ian Paice (berdiri), Glenn Hughes, Tommy Bolin, dan Jon Lord (duduk). (Wikimedia Commons).

Rencananya band gaek asal Inggris, Deep Purple, akan konser di auditorium Universitas Muhammadiyah, Surakarta pada 10 Maret 2023. Dalam konser itu, armada Deep Purple akan diisi oleh Don Airey (keyboard), Simon McBride (gitar), Ian Gillan (vocal), Roger Glover (bass), dan Ian Paice (drum). Tiga nama terakhir adalah nama penting dalam sejarah Deep Purple.


Setengah abad silam, Gillan, Glover, dan Paice bagian dari Mark II. Personel lain zaman Mark II itu adalah Ritchie Blackmore (gitar) dan Jon Lord (keyboard). Mark II dianggap sebagai zaman keemasan Deep Purple. Sayangnya, Jon Lord sudah berpulang pada 2012. Jadi, tentu terasa ada yang kurang dalam Deep Purple.


Di zaman itu, Deep Purple merilis album studio seperti Deep Purple in Rock (1970), Fireball (1971), Machine Head (1972), dan Who Do We Think We Are (1973), selain album live Concerto for Group and Orchestra. Formasi Mark II setidaknya telah menelurkan hits Speed ​​​​King, In to Fire, Black Night, Child in Time, dan tentu saja Smoke on the Water. Lagu-lagu ini banyak diingat para penggemar musik rock.



Deep Purple zaman Mark I berbeda dengan Mark II. Deep Purple mulai tidak membawakan lagu-lagu orang lagi di Mark II. Di Mark I mereka membawakan Hey Joe yang pernah dipopulerkan Jimi Hendrix and the Experience (1967) dan Help milik The Beatles (1965), meski dengan gaya mereka sendiri.


Deep Purple cukup terkenal di kalangan penggemar musik rock tanah air. Pengaruhnya cukup besar. Bahkan, ada bagian lagu milik Soneta pimpinan Rhoma Irama berjudul Kiamat, yang mirip dengan bagian lagu Child in Time milik Deep Purple. Begitu juga Stormbringer dengan Badai Fitnah.


Sudah banyak yang tahu hal itu. Anas Syahrul Alimi dan Muhidin M. Dahlan dalam 100 Konser Musik Indonesia menyebut Rhoma Irama, “tak segan-segan meniru grup musik asal Inggris, Deep Purple, yang sedikit banyak mempengaruhi warna musiknya. Ia memasukkan rif-rif yang sering dipertunjukkan gitaris Deep Purple, Ritchie Blackmore.”



Deep Purple pernah tampil manggung di Indonesia pada 4 dan 5 Desember 1975. Jika di Solo nanti jadi, maka ini untuk keempat kali (1975, 2002, 2004) Deep Purple tampil di Indonesia. Namun, ketika tampil di Senayan, zaman Mark II sudah lama berlalu. Deep Purple yang tampil di Senayan adalah formasi Mark IV.


Di Senayan, armada Deep Purple terdiri dari Tommy Bolin (gitar), Glenn Hughes (bass), David Coverdale (vocal), Ian Paice (drum), dan Jon Lord (keyboard). Majalah Aktuil, 18 Januari 1976 menyebut Glenn Hughes selain mencabik bass juga menjadi penyanyi pendamping Deep Purple. Deep Purple tampil lebih segar dalam konser tersebut. Antara mark II dan Mark IV tentu saja berbeda dan tidak bisa dipukul rata.


“New Purple asing bagi orang yang mempertahankan nostalgia. Mereka yang selalu memimpikan formasi Mark II memang selalu berkata bahwa formasi itu adalah formasi Purple terbaik. Itu tergantung selera sebenarnya. Selera yang boyot akan mengatakan hal itu sebab mereka masih merindukan Speed King atau Child in Time,” catat Aktuil. Kala itu, Deep Purple hadir berkat kerja promotor Denny Sabrie, seorang wartawan musik berjiwa bisnis.



Konser Deep Purple di Senayan dimeriahkan oleh God Bless. Sama seperti yang direncanakan di Solo. Ketika mengawal Deep Purple tahun 1975, God Blees terdiri dari Ahmad Albar (vocal), Donny Fattah (bass), Jocky Soerjoprajogo (keyboard), Ian Antono (gitar), dan Teddy Sudjaya (drum).


Di akhir tahun 1975, God Bless baru saja punya album baru, yang gambar sampulnya wajah Ahmad Albar alias Iyek dengan rambut kribonya. Album pertama God Bless itu malah kentara pengaruh Genesis, bukannya Deep Purple. Setelah album itu, dengan jatuh bangun dan gonta-ganti personel seperti Deep Purple, God Bless menjadi band rock paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Sekolah Tertua di Depok

Sekolah Tertua di Depok

Depok sudah punya sekolah sejak 1830. Tergolong sekolah tertua di Jawa, bahkan Indonesia. Tuan Laurens guru tertuanya.
Wasit Hindia di Olimpiade

Wasit Hindia di Olimpiade

Hindia Belanda nyaris mengirimkan tim sepakbola di Olimpiade tapi gagal karena penolakan Belanda. Sebagai pelipur lara, wasit Hindia Belanda tampil dalam beberapa pertandingan, termasuk final sepakbola di Olimpiade.
Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford dan Kepedulian Lingkungan

Harrison Ford sudah peduli isu lingkungan sejak puncak ketenarannya. Pemeran waralaba “Star Wars” dan “Indiana Jones” itu turut berada di garis depan menentang kerusakan lingkungan.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page