top of page

Surat Hatta kepada Johannes Eduard Post 2

Wawasan intelektual Mohammad Hatta memang luas. Ia rajin membaca, dan ingatannya kuat. Ditambah, analisanya juga tajam. Di Banda, ia tetap mencari buku-buku, menitip teman atau membelinya dari kawan lain di luar negeri.


“Surat anda bertanggal 12 Juli saya sudah menerima sejak lama. Saya menunggu dengan balasan sampai saya menerima buku “Das Kapital” dan prospektus-prospektus yang anda menyebut dalam surat anda. Dengan pos terakhir saya menerimanya dan saya ucapkan terima kasih banyak untuknya, tulis Hatta dalam suratnya bertanggal 8 September 1939, kepada Johannes Eduard Post di negeri Belanda.


Namun buku Das Kapital karya Karl Marx itu belum lengkap. Dan ia kembali meminta kesediaan Eduard Post untuk melengkapi buku Das Kapital miliknya.


“Terkait ini, saya harus mengganggu anda sekali lagi. Apakah mungkin bahwa saya mengambil hanya jilid II dari salah satu kawan, yang tidak butuhnya lagi? Seperti anda tahu saya memiliki jilid I dan III lengkap. Apakah ibu Holst bisa bantu dalam hal ini. Dia kenal seluruh karya Marx dan tidak butuh Marx lagi untuk perkerjaan dia,” tulisnya lagi.


Meski di daerah pengasingan, Banda Neira, sejak 1936, ia masih mengikuti berita-berita dari luar negeri. Keberulan, pada tahun 1939, dunia sedang berkecamuk perang. Hatta sangat khawatir perkembangan fasis di dunia saat itu.


“Disini saya bisa mengikut perkembangan perang melalui radio. Beberapa kenalan saya memililiki alat radio. Perang ini jadi perang ideology: demokrasi melawan fasisme. Sikap Rusia Sovjet adalah misterius,” ujar Hatta kepada Post melalui suratnya.


Masa pengasingan bukan menjadikan Hatta tertutup dari dunia luar. Ia tetap mencari informasi dan menjaga kualitas intelektualnya melalui buku-buku.*

Terjemahan:

Neira, 8 September 1939


Sobat Post yang terhormat,


Surat Anda bertanggal 12 Juli sudah saya terima sejak lama. Saya menunggu balasan Anda untuk menerima buku “Das Kapital” dan prospektus-prospektus yang Anda menyebut dalam surat Anda. Dengan pos terakhir saya sudah menerimanya dan saya ucapkan terima kasih banyak untuk itu semua.


Saya sangat senang dengan buku “Das Kapital”, terutama karena saya barusan terlibat dalam polemik tentang karakter karya teoretis Marx. Untuk sementara saya mohon dibantu. Tetapi tidak seluruhnya. Hal yang saya khawatirkan terjadi, edisi lengkap dari Das Kapital susah ditemukan. Buku yang Anda kirim hanya berisi jilid I dan III.


Terkait ini, saya harus merepotkan Anda sekali lagi. Apakah mungkin kalau saya mengambil hanya jilid II dari salah satu kawan, yang tidak membutuhkannya lagi? Seperti Anda tahu saya memiliki jilid I dan III lengkap. Apakah ibu Holst bisa membantu dalam hal ini. Dia kenal seluruh karya Marx dan tidak butuh Marx lagi untuk perkerjaan dia. Buat perkerjaan teoretis saya, saya membutuhkannya. Saya harus menggunakan karya lengkap, khususnya kalau saya mengutip Marx atau saat saya membahas karya teoretis dia secara kritis. Saya berterima kasih banyak kalau Anda beruntung membelikan eksemplar lengkap dari jilid II dari “Das Kapital”.


Kekacauan akhirnya mulai. Saya sudah menduga sejak awal. Saya tidak tahu apa akan terjadi dengan Polandia dan apakah dorongan Prancis di Lini Siegfried cukup untuk meringankan perjuangan Polandia.


Di sini saya bisa mengikut perkembangan perang melalui radio. Beberapa kenalan saya memililiki alat radio. Perang ini jadi perang ideologi: demokrasi melawan fasisme. Sikap Rusia Sovjet misterius. Pujian-pujian yang Göring kirim kepada Rusia mencurigakan saya. Apakah benar bahwa Polandia sudah terbagi dalam kesepakatan rahasia antara Jerman dan Rusia? Kalau itu benar, Rusia sedang main peran yang sama seperti di 1929 dan tahun selanjutnya. Saat itu partai komunis kerja sama dengan partai Nazi untuk menghancurkan Republik Weimar. Dan akhrinya mereka (komunis - penerjemah) sendiri ditangkap oleh Hitler.


Semoga bahwa peperangan ini membawa kemenangan untuk negara-negara demokratis. Saya tidak mengagumi perlakuan demokrasi Barat, tetapi saya berharap ada kemenangan dari semangat demokrasi. Mungkin itu bisa membantu untuk melemahkan fasisme kolonial.


Sampai di sini dulu.


Jabat erat dan salam hangat,

Hatta

bottom of page