top of page

Sejarah Indonesia

Berkaca Dari Gajah Mada

Berkaca dari Gajah Mada

Belajar dari Gajah Mada bahwa persatuan bukan hanya sebagai cita-cita belaka, namun menjadi misi yang harus tuntas.

Oleh :
15 Juni 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Rene Suhardono. (ecoyouthtoyota.id).

  • Aryono
  • 16 Jun 2017
  • 3 menit membaca

Rene Suhardono, dikenal sebagai career coach, pelaku bisnis dan penulis. Buku Your Job is NOT You Career dan Ultimate U merupakan karya-karya dari pria gesit kelahiran Jakarta 8 Juli 1972 ini. Ia adalah putra tunggal dari pasangan Rini Warsono dan Vicente Canoneo asal Filipina. Rene, sekira 1998, pernah membuka usaha warung gerobak dengan menu western di bilangan Jalan Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dari sekadar gerobak, Rene pun mengembangkannya hingga menjadi jaringan kafe. Ayah empat anak ini, mengaku sebagai penikmat makanan dan sejarah. Dan tokoh yang dia kagumi adalah Gajah Mada.


Gajah Mada, senapati tertinggi Majapahit dibawah Hayam Wuruk, memang penuh misteri. Gajah Mada memulai karir di Majapahit sebagai bekel (kepala pengawal) dengan limabelas orang pasukannya yang disebut bhayangkara. Sekali waktu, dia menyelamatkan raja Jayanagara ke Desa Badander. Untuk menjaga keamanan raja, dia tak segan membunuh seorang pengawal yang memaksa ingin kembali ke Majapahit.


Saat Hayam Wuruk berkuasa (1350-1389), Gajah Mada naik kepuncak karir, sebagai seorang mahapatih. Dalam catatan sejarah saat ini, ia adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas tragedi Bubat, yaitu tumpasnya rombongan calon istri Hayam Wuruk dari kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka. Meski, tragedi Bubat pun hingga hari ini masih menjadi perdebatan di kalangan para arkeolog dan ahli sejarah kuno.


Di sela kesibukannya, Rene menyempatkan diri membicarakan tokoh favoritnya tersebut.


Mengapa memilih Gajah Mada?

Setahu saya Gajah Mada adalah salah satu orang paling awal dalam sejarah bangsa ini yang meneriakkan dan memperjuangkan konsep negara kesatuan. Namanya yang terdengar unik untuk telinga orang Indonesia modern, seperti saya, adalah pemicu awal ketertarikan. Saya pernah membaca cerita formal tentang Gajah Mada yang sangat menarik sebagai tonggak negara Majapahit dan perannya yang kontroversial dalam Perang Bubat.


Bisa diceritakan kisah paling menarik tentang Gajah Mada?

Hal paling menarik tentang Gajah Mada berdasarkan referensi yang saya baca adalah loyalitas pada negara dan pemimpin. Cerita bagaimana dia menyelamatkan para istri Kertanegara, Raja Singasari dari serbuan Mongol dan pemberontakan Jayakatwang. Cerita bagaimana dia membangun Majapahit dari nol.


Cerita bagaimana dia bersumpah menyatukan banyak kerajaan kedalam pengaruh Majapahit. Dan cerita bagaimana dia memilih untuk mundur saat tidak lagi memperoleh kepercayaan dari Sang Raja Majapahit, Raden Wijaya. Perannya, kontribusinya dan kontroversi Gajah Mada yang masih belum berakhir hingga kini. Jika tidak percaya, silahkan cari Jalan Gajah Mada di Bandung, hehehe.


Bagaimana Anda menilai peran Gajah Mada kala itu?

Kontribusi Gajah Mada dahsyat. Dan bisa jadi kita baru mengetahui permukaannya saja. Coba lihat bagaimana dia mengantar Majapahit dari negara sebesar satu kabupaten di Jawa Timur menjadi setara jika tidak lebih besar dari luasan Indonesia sekarang tanpa peran teknologi modern.


Perannya sebagai kepala pemerintahan, jendral besar dan master strategi bagi Majapahit membuat Gajah Mada sejajar dengan Lord Wellington dari Inggris Raya, Jendral Union Ulysses Grant dari Amerika Serikat dan Timur Leng dari Turki. Kita bisa berdebat soal persamaan ini tentunya.


Tentang cita-cita mempersatukan Nusantara, bagaimana menurut Anda?

Mungkin lebih tepat jika dikatakan saya sebagai misi, bukan cita-cita. Cita-cita terasa pasif, statis dan impersonal. Sebaliknya misi adalah gambaran aktif, dinamis dan personal tentang peran hidup. Saya mendambakan Indonesia yang bersatu, kuat dan keren seperti Majapahit pada periode keemasannya. Saya mengharapkan pemimpin yang cerdas, berani dan bijak seperti Gajah Mada saat mengantar Majapahit sebelum kemudian memilih untuk mundur.


Selain segala kelebihannya, apakah Anda menemukan kelemahannya?

Kelemahannya bukan soal Gajah Mada namun terbatasnya informasi tentang Gajah Mada. Tentu saja, kajian kontekstual secara lebih mendalam tentang kehidupan Gajah Mada sangat saya nantikan. Ini salah satu periode paling menarik tentang kepulauan Nusantara yang masih belum dipahami dengan baik. Suatu saat nanti. Siapa tahu.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page