top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Bumi Pertiwi Hampir Mati

Sejak lama, Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya. Namun, kolonialisme perlahan merenggutnya. Pembangunan dan industrialisasi mengancam lingkungan hidup.

Oleh :
23 Mar 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pembukaan areal hutan di Jambi. (Romeo Gacad/beritalingkungan.com).

SELAMA perjalanannya ke Kepulauan Malaya, Alfred Russel Wallace mampir ke Jawa pada 19 Juli 1861. Dia tinggal selama tiga setengah bulan. Dan dia begitu terkesan. “Dilihat secara keseluruhan dan diteliti dari berbagai sudut pandang, Jawa bisa dianggap sebagai pulau tropis paling indah dan menarik yang ada di dunia,” tulisnya dalam The Malay Archipelago. 


“Binatang yang ada, terutama jenis burung dan serangga, sangat cantik dan beragam, serta memiliki banyak hewan berbentuk unik yang tidak bisa ditemukan di manapun di dunia. Tanah di seluruh pulau ini sangat subur dan semua tumbuhan tropis serta sejumlah tanaman dari daerah beriklim sedang bisa dibudidayakan dengan baik di pulau ini.”  


Sejak lama, negeri ini sohor dengan kekayaan alamnya. Namun, kolonialisme perlahan merenggutnya. Isu pelestarian lingkungan belum mendapat perhatian. Kalah oleh kepentingan komersial. Lalu hutan rusak. Banjir mengancam. Terjadi anomali cuaca. Flora dan fauna terancam punah.  


Selama berabad-abad, pembangunan dan industrialisasi mengancam lingkungan hidup. Hingga kini. Hutan hujan tropis Indonesia, dengan keanekaragaman hayatinya, yang begitu dibangga-banggakan mungkin hanya akan menjadi sejarah.  


Dalam kongres Serikat Boeroeh Kehoetanan seluruh Jawa dan Madura di Selecta, Malang pada 27 September 1946, Presiden Sukarno mengatakan: “Pertahankan hutan, jangan menebang hutan. Menebang hutan berarti menebang bangsa sendiri. Mempertahankan hutan berarti mempertahankan hidup.” 


Menyambut Hari Kehutanan Sedunia (20 Maret), Hari Air Sedunia (22 Maret), dan Hari Bumi (22 April), kami menurunkan laporan khusus soal sejarah lingkungan di Indonesia. 














Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
bottom of page