top of page

Sejarah Indonesia

Dari Pengelana Melayu Hingga Bajak Laut Asing

Dari Pengelana Melayu hingga Bajak Laut Asing

Inilah orang Melayu pertama mengeliling dunia, Marco Polo dari Timur, negara pertama mencapai Kutub Selatan, dan bajak laut asing di Nusantara.

1 Agustus 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Enrique Malaka atau Panglima Awang di Maritime Museum of Malacca, Malaysia. (Wikimedia Commons).

Orang Melayu Mengelilingi Dunia


Enrique Malaka, salah satu awak ekspedisi Ferdinand Magellan (1519–1522). Beberapa sejarawan meyakini Enrique seorang Melayu yang diambil sebagai budak oleh Magellan pascapenaklukan Malaka oleh armada Portugis tahun 1511. Ketika Magellan kembali ke Eropa, Enrique dibawa serta.


Magellan lalu pergi ke Spanyol untuk meminta sponsor untuk ekspedisinya mencari rute ke kepulauan rempah-rempah. Raja Charles V setuju mensponsori dan mengirimkan armada yang dipimpin Magellan. Enrique diikutsertakan sebagai penerjemah.


Ekspedisi itu berangkat dari Sevilla pada 10 Agustus 1519, menyeberangi Samudera Atlantik, melayari pantai timur Amerika Selatan, hingga akhirnya memasuki Samudera Pasifik. Armada tiba di Filipina pada April 1521.


Ketika Magellan terbunuh dalam konflik dengan penduduk setempat, Enrique memutuskan menetap di sana. Sisa dari armada Magellan melanjutkan perjalanan dan baru tiba kembali ke Spanyol pada 6 September 1522.


Marco Polo dari Timur


Rabban Bar Sauma (1220–1294) sering disebut sebagai “Marco Polo dari Timur” karena prestasinya mencapai Eropa dari Asia melalui jalur sutra. Seorang Mongol kelahiran Beijing ini adalah rahib gereja Nestorian, sekte Kristiani yang berkembang pesat di Asia.


Dia mendapat perintah dari Khan Mongol untuk menjadi diplomat ke Eropa sekaligus menjalin hubungan politik dengan Prancis untuk menekan dominasi kaum muslim Mamluk di Timur Tengah.


Pada 1287, dia dan rombongannya berangkat ke Eropa dan mencapai Konstantinopel dan Sicilia. Pada 1288, dia mencapai Paris, Prancis, dan bertemu dengan Raja Edward I di Bordeaux. Di Roma, dia juga bertemu dengan Paus Nicholas IV.


Namun sayangnya, raja-raja Eropa tidak tertarik menjalin hubungan politik dengan bangsa Mongol. Dia menghabiskan masa tuanya di Baghdad sambil menulis catatan perjalanannya, The Monks of Kublai Khan: Emperor of China, yang kali pertama diterbitkan Sir EA Wallis Budge di Inggris pada 1928.


Negara Pertama Mencapai Kutub Selatan


Roald Amundsen beserta tim ekspedisi dari Norwegia menjadi yang pertama mencapai Kutub Selatan magnetis, ujung medan magnet yang lurus menembus pusat bumi dan menjadi sumbu putar bumi. Mereka tiba pada 14 Desember 1911, empat minggu lebih awal dari ekspedisi Robert Falcon Scott yang membawa panji Inggris.


Keberhasilan heroik Amundsen kemudian diberitakan besar-besaran dan dirayakan secara menyeluruh oleh publik dunia. Amundsen lalu menulis kisah keberhasilannya ini dalam laporan berjudul The South Pole: An Account of the Norwegian Expedition in the Fram, 1910-1912.


Bersama dengan Ernest Shackleton dan Robert Falcon Scott dari Inggris, serta Douglas Mawson dari Australia, Amundsen menjadi tokoh kunci ekspedisi penjelajahan Antartika pada Zaman Heroik Penjelajahan Antartika selama pergantian abad ke-20. Setidaknya 17 ekspedisi besar dari 10 negara terjadi selama masa tersebut, dan menjadikan Antartika sebagai pusat riset internasional.


Kota Dikuasai Bajak Laut Asing


Kota Padang di Sumatra Barat pernah dikuasai gerombolan bajak laut La Meme yang membawa bendera Prancis pada 1793.


Menurut E. Netscher dalam Padang, In het laatst der XVIIIe eeuw, La Meme berangkat dari Bordeaux pada 1792 sebagai “utusan” Prancis untuk mengambil alih kekuasaan VOC di Padang setelah Kerajaan Belanda ditaklukkan pasukan Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte.


Melalui pernyataan kapitulasi oleh opperkoopman Padang saat itu, P.F. Chasse, La Meme menyatakan kota Padang takluk dan menjadi daerah kekuasaan Prancis. La Meme menguasai kota Padang selama 16 hari dan selama itu penduduk setempat diminta menyetorkan uang sebanyak 70.000 ringgit sebagai setoran harta jarahan.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page