- Hendri F. Isnaeni
- 21 Des 2010
- 4 menit membaca
Diperbarui: 48false09 GMT+0000 (Coordinated Universal Time)
RIBUAN masyarakat Yogyakarta turun ke jalan menyaksikan sidang paripurna DPRD Yogyakarta yang membahas RUU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin, 13 Desember 2010. Lazimnya demonstrasi, selain diisi oleh orasi, juga disemarakkan oleh kalimat bernada protes politik pada spanduk.
Di antara kerumunan massa, beberapa orang mengenakan surjan dan blangkon tampak membentangkan spanduk sepanjang lima meter. Pada spanduk yang dibuat oleh Gerakan Rakyat Mataram (Geram) tertulis, “SBY: Sumber Bencana Yogya.” Akronim bernada isinuatif itu bukan yang pertama. Sebelumnya, dalam acara peringatan Sumpah Pemuda ke-77, 28 Oktober 2005, sekira 300-an massa yang tergabung dalam Komite Bersama Rakyat Jogja Menolak Lenga (minyak) Larang (mahal) (Koramell) menggelar aksi demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dalam aksi tersebut mereka memelesetkan SBY jadi “Sengsara Banget Yo dan Soyo Bubrah Yo (semakin berantakan ya),” tulis Detiknews.com, 28 Oktober 2005.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










