top of page

Sejarah Indonesia

Duel Setan Yahudi Dan Jin Hawara

Duel Setan Yahudi dan Jin Hawara

Perkelahian antara Setan Yahudi dan Jin Hawara menghasilkan perdamaian. Karakter mereka mewarnai jenis hantu dan makhluk halus dalam budaya Jawa.

2 November 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Animasi hantu (Sumber: Shutterstock)

Lebih dari 150 orang meninggal dunia dalam Festival Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (30/10/22) sore waktu setempat. Kendati belum diketahui secara pasti penyebabnya, kematian itu terjadi dalam gang sempit dekat stasiun keretaapi yang dipenuhi orang-orang yang menghadiri acara tersebut.


“Detailnya masih belum ada, tetapi kesaksian dan rekaman media sosial menunjukkan banyak orang jatuh ke tanah di jalur sempit, sementara yang lain saling mendorong untuk masuk atau meninggalkannya,” demikian kompas.com, 31 Oktober 2022 memberitakan.


Kendati tak sebanyak di Korsel, di Indonesia Halloween juga dirayakan sebagian orang. Berbagai pusat perbelanjaan dan café di kota-kota besar menyajikan dekorasi-dekorasi seperti patung tengkorak atau sosok hantu lainnya untuk merayakan Halloween. Artis-artis terkenal tidak ketinggalan. Mereka berdandan dengan busana karakter unik tokoh tertentu. Wujud hantu masih menjadi primadona di kalangan masyarakat dalam merayakan Haloween.



Bicara soal hantu, Indonesia memiliki berbagai karakter hantu jauh sebelum Halloween masuk. Beberapa karakter hantu tercatat dalam karya sastra Jawa. Salah satu manuskrip yang menulis hantu adalah Nagari Siluman yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional.


Manuskrip Nagari Siluman disinyalir sudah ada sebelum tahun 1930. Dari keterangan dalam sampul naskah, penulisan manuskrip dilakukan di daerah Kauman (daerah sekitar masjid) Yogyakarta. Penulisnya adalah Pawiradirya, seorang  bupati kepala Mancanegara berkedudukan di Maospati, Madiun, yang saat itu Madiun masih berada di bawah Kesultanan Yogyakarta.


Hantu-hantu dalam Nagari Siluman berbeda dari hantu-hantu Jawa yang sudah populer. Setidaknya ada 30 karakter hantu dalam manuskrip tersebut. Antara lain Setan Yahudi, Setan Yahari, Setan Yahkobra, Setan Yahgombak, Setan Yahkuncung, Setan Yahroban, Setan Yahmrala, Setan Yahkumpra, Setan Yahnglawet, Setan Yahbangkrik, Setan Irangas, Setan Gumbira, Setan Humbaran, Setan Srakah, Setan Kobar, dan Setan Rangkot.



Ilustrasi dalam manuskrip menggambarkan Setan Yahudi memiliki tubuh besar, tambun, dan berbadan bungkuk. Dari leher hingga kakinya berwarna hijau. Wajahnya berwarna biru, mata lancip dengan kerutan di sekitarnya dan bola mata berwarna hitam. Dari balik bibir berwarna jingga, ada empat gigi taring runcing. Hidungnya mancung dan besar. Rambutnya putih sepanjang bahu.


Setan Yahudi menggunakan tiga buah anting berwarna hijau, kuning, dan jingga. Ia digambarkan tidak memakai pakaian sama sekali sehingga penisnya terlihat bergelayutan dengan warna hijau seperti bagian tubuhnya yang lain.


Setan Yahudi adalah sosok makhluk dengan jenis kelamin laki-laki. Ia dapat memiliki keturunan dengan ritual bertapa. Setan Yahudi bersama puluhan keturunannya tinggal di hutan Pringgawi Suta.


“Ini adalah cerita Setan Yahudi bertengkar dengan Jin Hwara di Hutan Pringgawi Suta,” demikian tertulis dalam Nagari Siluman.

Pertengkaran dengan Jin Hawara disebabkan oleh perebutan tempat bernama Khayangan Lak Pangamun-amun.


Duel Setan Yahudi dan Jin Hawara. (Gambar manuskrip koleksi Perpustakaan Nasional, dilansir dari Onny Amanda Putri).
Duel Setan Yahudi dan Jin Hawara. (Gambar manuskrip koleksi Perpustakaan Nasional, dilansir dari Onny Amanda Putri).

“Setelah Setan Rakut lahir, Setan Yahudi merasa tempatnya tidak cukup, kemudian ia mencari tempat baru berupa Khayangan Lak Pangamun-amun,” kata Nagari Siluman. “Siapa yang menduduki Khayangan Lak Pangamun-amun, itu adalah Jin Hawara, memiliki putra Jin Habodhag, Jin Habilis, dan Jin Habirawa Lodra.”


Berita itu terdengar sampai ke telinga Jin Hawara. Tokoh jin utama dalam Nagari Siluman ini digambarkan sebagai sosok besar dan tambun layaknya Setan Yahudi. Perutnya sangat besar dan buncit dengan pusar menonjol di tengahnya. Dari leher hingga kaki berwarna coklat. Ia menggunakan celana dalam berwarna putih dan biru untuk menutupi kemaluannya.


Rambut Jin Hawara panjang  berwarna putih dan gimbal. Mukanya berwarna hijau, bibir jingga, dan gigi bertaring empat buah. Bola matanya berwarna hitam, dan di sisi mata terdapat kerutan. Alisnya tebal.



Maka begitu mendengar rencana Setan Yahudi, Jin Hawara memasang siasat. Sebelum pasukan Setan Yahudi datang, Jin Hawara memerintahkan anak-anaknya untuk ke hutan Pringgawi Suta. Negosiasi antara anak-anak Jin Hawara dan Setan Yahudi tidak berjalan baik sehingga Jin Hawara datang langsung ke hutan Pringgawi Suta.


“Hai Setan Yahudi, apa maksud kamu ingin mengambil tempatku? Tidak bisa seperti ini jika kamu tamak, sekarang kamu mau aku bunuh apa tidak?” ujar Jin Hawara.  


Setan Yahudi yang tidak sudi dibunuh oleh Jin Hawara pun melawan. Mereka akhirnya saling gigit. Tidak ada yang kalah ataupun menang. Keduanya lalu memutuskan berdamai. Jin Hawara kembali ke Khayangan Lan Pangamun-amun setelah itu dan Setan Yahudi tetap tinggal di hutan Pringgawi Suta.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Anak Tawanan Itu Bernyanyi “Nina Bobo”

Sukses sebagai penyanyi di Belanda, Anneke Gronloh tak melupakan Indonesia sebagai tempatnya dilahirkan.
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
bottom of page