top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Empat Jenis Jarahan Inggris dari Keraton Yogyakarta

Sejarawan Peter Carey menyebut empat jenis jarahan Inggris dari Keraton Yogyakarta. Tidak ada emas 57.000 ton.

5 Agu 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Keraton Yogyakarta. (kemdikbud.go.id).

WACANA pengembalian benda jarahan Inggris dari Keraton Yogyakarta usai Geger Sepehi pada Juni 1812 tengah ramai diperbincangkan. Yang paling bikin gempar, keturunan Sultan Hamengkubuwono II menyebut ada 57.000 ton emas yang diambil dari keraton.


Dalam dialog sejarah “Repatriasi Benda Bersejarah dari Negeri Penjajah” live di saluran Youtube dan Facebook Historia, Rabu, 5 Agustus 2020, sejarawan Peter Carey menyebut ada empat jenis benda yang dijarah Inggris dari Keraton Yogyakarta.


Jenis pertama adalah manuskrip atau naskah-naskah kuno dari keraton. Ada 45 naskah yang diambil oleh Thomas Stamford Raffles. Hal ini diketahui dari surat sekretaris Raffles yang menyebut naskah-naskah ini.


Jenis kedua adalah uang emas dan uang perak sebesar 800.000 dolar Spanyol. Uang ini diambil untuk membayar tunjangan atau prize money untuk perwira-perwira yang tidak tewas dalam perang.


“Separuh, 400.000 diberikan (kepada perwira-perwira) dan 400 ribu dikirim ke Benggala (India) untuk membayar tunjangan dari prajurit dan perwira yang punya keluarga,” kata Peter Carey. Dalam serangan ke Keraton Yogyakarta itu, Inggris mengerahkan sekitar seribu prajurit yang sebagian besar pasukan Sepehi dari India.


Peter Carey menjelaskan, 800.000 ribu dolar Spanyol pada waktu itu setara dengan 150.000 poundsterling. Dan dengan kurs saat ini nilai 150.000 poundsterling setara dengan 11,5 juta poundsterling.


“Dan itu sama dengan 350 kilogram emas,” kata Peter Carey.


Jenis ketiga bermacam-macam benda budaya dari wayang hingga benda-benda bernilai seni lainnya. “Ada perampasan benda-benda budaya seperti keris. Tapi keris Kanjeng Kyai Monggang dan Kanjeng Kyai Guntur Madu tidak diambil,” kata Peter Carey.


Jenis keempat setelah berhasil menjebol Benteng Baluwerti yang mengelilingi keraton, batu-batu dari reruntuhannya diangkut ke Pulau Bangka untuk membangun Benteng Fort Nugent.


“Inggris mengambil semua batu-batu dari Baluwerti yang sudah ambruk. Mengangkutnya ke Pulau Bangka melalui Semarang. Supaya mereka bisa bangun benteng di Bangka,” kata Peter Carey.


Keempat jenis jarahan itulah yang diambil Inggris dari Keraton Yogyakarta usai Geger Sepehi 1812. Tidak ada emas 57.000 ton. Sementara itu, kemenangan utama Inggris adalah menjatuhkan Sultan Hamengkubuwono II dan mengasingkannya ke Pulau Pinang (Penang, Malaysia). Inggris kemudian mengangkat kembali anaknya, bukan lagi sebagai pangeran wali tapi sultan yang sah, yaitu Sultan Hamengkubuwono III.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page