top of page

Sejarah Indonesia

Hoegeng Dan Beking Judi

Hoegeng dan Beking Judi

Kapolri Hoegeng Iman Santoso geram namanya digunakan untuk beking judi. Dia memerintahkan Kapolda Sumatra Utara untuk mencari orang itu.

6 Oktober 2022

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso ketika berkunjung ke Medan, Sumatra Utara pada 1969. (Repro Semua Karena Kuasa & Kasihnya).

Konsorsium 303 disebut-sebut sebagai kelompok Irjen Polisi Ferdy Sambo di internal kepolisian yang menjadi beking perjudian. Sambo sendiri berstatus tersangka kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Para pelaku perjudian memerlukan beking agar bisnis judinya bisa beroperasi dengan lancar. Tentu saja ada harga yang harus dibayar untuk pengamanan itu.


Penjudi dibeking oknum aparat kepolisian itu biasa, yang luar biasa penjudi menggunakan nama Kapolri. Tak tanggung-tanggung, nama yang digunakan adalah Hoegeng. Kasus lucu ini diceritakan dalam biografi mantan Kapolri ketujuh (1974–1978) Jenderal Polisi (Purn.) Widodo Budidarmo, Semua Karena Kuasa & Kasihnya karya Imran Hasibuan, dkk.


Kasus itu terjadi ketika Widodo Budidarmo menjabat Kapolda Sumatra Utara. Pada suatu hari, ketika Widodo sedang mengikuti upacara HUT kemerdekaan 17 Agustus bersama gubernur dan anggota Muspida Sumatra Utara, seorang perwira jaga Polda dengan tergesa-gesa mendatanginya. Dia menyampaikan bahwa “Pak Hoegeng ingin bicara melalui SSB (short side band) dengan Bapak, sangat penting.” Saat itu, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso menjabat Kapolri kelima (1968–1971).



Widodo tersentak. Jika Kapolri menelepon pasti ada sesuatu yang penting. Setelah minta izin kepada gubernur dan anggota Muspida, Widodo meninggalkan upacara 17 Agustus yang belum selesai. Dia dengan tergesa-gesa meluncur ke kantor Polda Sumatra Utara.


Di depan pesawat SSB, Widodo bertanya, “Ada perintah apa Pak Hoegeng?”


“Begini Mas Widodo, di Medan ada bandar judi yang memakai nama saya untuk beking,” kata Hoegeng memerintahkan. “Tolong dicari siapa orang itu dan laporkan kepada saya tidak lebih dari jam 12 siang ini.”


“Siap Pak akan saya kerjakan,” kata Widodo. Saat itu sekitar pukul 09.30.


Kapolda Metro Jaya Mayjen Polisi Widodo Budidarmo (kiri) berbincang dengan Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso. (Dok. Sinar Harapan/Repro Menembus Fakta).
Kapolda Metro Jaya Mayjen Polisi Widodo Budidarmo (kiri) berbincang dengan Kapolri Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso. (Dok. Sinar Harapan/Repro Menembus Fakta).

Menurut Imran Hasibuan, dkk., Widodo mafhum Hoegeng paling keras dan tidak kenal kompromi dengan perjudian. Siapa pun tahu Hoegeng bersih dan tidak pandang bulu menangkap siapa pun yang melakukan perjudian.


“Kok sekarang namanya dipakai sebagai beking judi di Medan. Widodo paham bagaimana geramnya Hoegeng,” tulis Imran.


Widodo segera memanggil Asisten Intel Kolonel Polisi Bismo Soejitno untuk mengusut bandar judi itu. “Cari siapa yang memakai nama Pak Hoegeng,” perintah Widodo.


Bismo bergerak cepat. Kurang dari satu setengah jam, Bismo sudah mendapatkan nama bandar judi itu kemudian melaporkannya kepada Widodo. “Ada Pak, orang Cina namanya Yasper Hoegeng. Nama aslinya Yap Hao Ging. Tapi nama itu diubah menjadi Yasper Hoegeng lewat keputusan pengadilan,” kata Bismo. Bismo juga mengatakan bahwa Yasper Hoegeng bukan bandar judi tapi penjual lotere.



Widodo segera melaporkan hasil temuannya kepada Hoegeng. Dia menyampaikan bahwa orang yang menggunakan nama Hoegeng adalah Yasper Hoegeng, perubahan nama dari Yap Hao Ging yang diputuskan melalui prosedur hukum.


Hoegeng tak terima perubahan nama itu karena bisa disalahgunakan. Bisa jadi memang tujuan Yap Hao Ging mengubah namanya untuk melancarkan bisnisnya menjual lotere; orang mengira Yasper punya bekingan Hoegeng.


“Mas Widodo, saya tidak peduli apakah perubahan namanya diputuskan pengadilan atau tidak, suruh dia ubah namanya,” kata Hoegeng.



Widodo mendapat tugas yang tidak mudah. Dia kemudian memerintahkan Bismo untuk mendatangi Yasper dan memintanya tidak menggunakan nama “Hoegeng” lagi. Tidak sampai satu jam, Bismo kembali berhasil menjalankan tugasnya.


“Berhasil Pak, dia mau mengubah namanya. Sekarang tidak ada lagi kata Hoegeng di namanya,” kata Bismo.


Widodo segera melaporkan kepada Hoegeng yang kemudian lega mendengar hasil kerja Widodo. Selesailah sudah urusan “Hoegeng” sebagai beking judi itu.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim Pahlawan Nasional dari Simalungun

Tuan Rondahaim dikenal dengan julukan Napoleon dari Batak. Menyalakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda di tanah Simalungun.
Antara Raja Gowa dengan Portugis

Antara Raja Gowa dengan Portugis

Sebagai musuh Belanda, Gowa bersekutu dengan Portugis menghadapi Belanda.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page