top of page

Sejarah Indonesia

Ketika Si Bung Dikira Tukang Kebun

Ketika Si Bung Dikira Tukang Kebun

Sejak muda hingga berkuasa, Bung Karno terus menjalankan hobi berkebun. Kesenangan itu pernah membuatnya sial di Istana Tampaksiring.

17 Juli 2020

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

Mendiang Kolonel (Purn.) Maulwi Saelan menjadi saksi bagaimana Presiden Sukarno amat menyukai kegiatan bercocok tanam. Menurutnya, setiap hari Bung Karno selalu meluangkan waktu untuknya. “Itu pohon beringin yang di Istana dia yang tanam,” ujarnya kepada Historia beberapa tahun lalu.


Kegiatan berkebun Bung Karno biasa dimulai pada pagi setelah sarapan. Kolonel KKO Bambang Widjanarko menjadi salah satu yang sering diminta Bung Karno menemaninya keliling memperhatikan tanaman di taman-taman Istana. Bambang menyatakan dalam Sewindu Dekat Bung Karno, Bung Karno akan marah bila mendapati ada pohon yang tak terawat atau rusak. Biasanya tukang kebun yang kebagian jatah merawat pohon yang kedapatan tak terawat akan langsung dipanggil dan diperintahkan untuk segera membenahi pohon itu.


Berkebun merupakan salah satu aktivitas yang paling disukai dan rutin dilakukan Bung Karno. Sewaktu menjalani pembuangan di Ende, Flores, Bung Karno bersama Inggit istrinya menanami pekerangan rumahnya dengan sayuran. Dengan begitu Bung Karno bisa membunuh kejemuan di tempat pembuangan yang sepi sekaligus mencukupi kebutuhannya di tengah melompongnya kantong.


“Sekalipun kami hanya punya uang sedikit, kami berhasil mencukupi diri sendiri. Kebutuhanku sederhana. Makananku terdiri dari nasi, sayur, buah-buahan, terkadang ayam atau telor dan ikan asin kering sedikit. Sayuran diambil dari yang kutanam di pekarangan samping rumah,” kata Bung Karno dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.


Kegiatan itu terus berlanjut ketika Bung Karno tinggal di Jakarta pada masa pendudukan Jepang. Pohon-pohan yang ditanam dan dirawat bersama Ibu Fatmawati saban hari diperhatikan Bung Karno. Tukang kebun yang diupah membantu akan kena marah bila tak merawat pohon-pohon dengan serius. Pernah suatu kali Bung Karno memarahi tukang kebun karena kedapatan tak menuruti arahannya sehingga membuat pohon menjadi merana.


Kebiasaan berkebun Bung Karno tetap berlanjut ketika pusat pemerintahan pindah ke Yogyakarta pada 1946. Pun ketika mengalami pembuangan di Berastagi, Sumatera Utara. Di sana, Bung Karno sempat menanam pohon beringin di tempat pembuangannya.


Setelah pemerintahan kembali ke Jakarta, berkebun kembali dilakukan Bung Karno di kompleks istana. Namun, kegiatan itu tak hanya dilakukan Bung Karno di istana Jakarta. Istana Tampaksiring di Bali pun tak luput jadi tempat berkebun Bung Karno. Hal itu disaksikan antara lain oleh Horst Henry Geerken, perwakilan perusahaan Telefunken di Jakarta, yang sering diundang Bung Karno. Geerken menuliskannya dalam memoar berjudul A Magic Gecko: Peran CIA di Balik Jatuhnya Soekarno.


“Sukarno senang bekerja di kebun pagi hari dan menanam banyak pohon dan menghabiskan waktu di Istanan dengan tangannya sendiri,” kata Geerken.


Karena berkebun itu pula Bung Karno suatu hari mendapat sial. Suatu pagi ketika langit masih gelap, Bung Karno melihat sebuah kebun yang tak mendapat perawatan semestinya. Masih dengan pakaian seadanya, dia pun tergerak menanganinya. Namun di tengah aktivitas itu, sebuah tepukan mendarat di bahunya disertai suara seorang pria. “Hei, itu tanah saya!” kata pria bernama Made Galang itu yang diwawancara Geerken saat berusia 82 tahun.


Bung Karno yang kaget lalu menoleh. Begitu mata kedua pria itu saling bertemu, Made langsung syok. Dia tak menyangka tukang kebun yang diperingatinya ternyata presidennya. Bung Karno tak sedikitpun marah dan hanya mengatakan, seperti dikutip Geerken, “Saya mau tolong saja.” Namun tetap saja hal itu membuat Made amat malu dan merasa bersalah.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page