top of page

Sejarah Indonesia

Komentar Pers Arab Tentang Pengangkatan Soeharto

Komentar Pers Arab tentang Pengangkatan Soeharto

Bagaimana media Timur Tengah mengomentari seputar pengangkatan Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden.

Oleh :
20 September 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

...

  • Aryono
  • 21 Sep 2017
  • 2 menit membaca

PADA 9 Februari 1967, sidang paripurna DPR-GR mengeluarkan dua resolusi yaitu memberhentikan Presiden Sukarno dari jabatan Presiden/Mandataris MPRS yang menurut pendirian DPR-GR terbukti dengan nyata kesalahan­nya (sesudah pendirian ini dibenarkan oleh MPRS), dan memilih/mengangkat pejabat presiden sesuai Pasal 3 Ketetapan No.XV/MPRS/1966; serta memerintahkan Badan Kehakiman yang berwenang untuk mengadakan pengusutan, pemeriksaan dan penuntutan secara hukum.


Kabar pelantikan Soeharto sebagai pejabat presiden pada Maret 1967 dan pengadilan terhadap Sukarno mendapat perhatian internasional. Bukan hanya menjadi berita di media-media Barat, namun juga mengisi lembaran rubrik di beberapa koran dari dunia Arab (Timur Tengah). Reaksi masing-masing koran beragam.


Dalam suratkabar Al-Amal dari Tunisia, mereka mengutuk usaha-usaha untuk menyeret Sukarno ke pengadilan. Mereka tidak menyetujui usul untuk membawa Sukarno kedepan mahkamah militer luar biasa.


“Surat kabar ini menyatakan bahwa secara moril Indonesia tidak dapat membiarkan usaha-usaha tersebut karena jasa Presiden Sukarno tidak dapat dihapus begitu saja, yang telah sepenuhnya mengabdikan diri berjuang. Bukan saja bagi Indonesia, namun juga kepada dunia,” tulis Al-Amal, organ Partai Sosialis Tunisia (Socialist Destour Party).


Hal senada disampaikan suratkabar Althaaurah dari Syiria yang mengabarkan bahwa pendukung Sukarno masih kuat. Sementara koran dari Libanon, Albalad, berkomentar bahwa Sukarno sudah menyerah.


“Menyatakan kegembiraannya karena pada akhirya Presiden Sukarno menyerahkan kekuasaannya kepada Presiden Soeharto walaupun memakan waktu lama dan berlarut-larut. Dan diharapkan dengan penyerahan tersebut situasi di Indonesia menjadi tenang kembali,” seperti ditulis dalam komentar suratkabar Albalad.


Sementara itu, suratkabar Almanar dari Yordania juga menyatakan bahwa kejadian-kejadian transfer kekuasaan di Indonesia merupakan suatu proses pengambilalihan kekuasaan dari Presiden Sukarno secara berangsur-angsur.


Semua komentar suratkabar-suratkabar dari Timur Tengah itu, seperti dikutip dalam surat Komando Intelejen Negara (KIN) No. R-023B/INTRAP/KIN/1967, dirangkum dan disimpulkan oleh wartawan Antara di Beirut, Lebanon. Surat dari KIN tersebut koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia yang bisa dibaca oleh publik.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page