top of page

Sejarah Indonesia

Kontemplasi Nan Sunyi Di Gereja Sacre Coeur

Kontemplasi Nan Sunyi di Gereja Sacrè-Coeur

Mengunjungi Gereja Sacrè-Coeur di Paris. Sebuah monumen peringatan untuk dua peristiwa yang memukul kaum Katolik Prancis.

21 Desember 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Gereja Sacrè-Coeur yang terletak di bukit Montmarte Paris, Prancis. (Fernando Randy/Historia).

Berbicara tentang Prancis tak akan bisa lepas dari kota Paris. Kota ini memberikan kesan kuat bagi para pelancong. Musik, kultur, seni, dan sepakbola bersatu di kota ini. Suasana kotanya romantis. Banyak pasangan ucap janji setia di menara Eiffel, Sungai Seine, dan Jembatan Ponts de Art. Sudut lain kotanya tak kalah ciamik. Bangunan bersejarah berlimpah. Salah satu bangunan bersejarah itu Gereja Sacrè-Coeur. Letaknya di Montmartre, daerah berbukit di pinggiran utara kota Paris. Saya harus melalui berbagai jalan sempit untuk menuju Sacrè-Coeur. Kanan dan kiri jalan sempit itu sesak oleh berbagai kafe untuk minum kopi, makan, dan menenggak wine


Ribuan wisatawan mengunjungi Sacrè-Coeur setiap harinya. (Fernando Randy/Historia).
Ribuan wisatawan mengunjungi Sacrè-Coeur setiap harinya. (Fernando Randy/Historia).

Setelah melewati jalan sempit, saya bertemu ratusan anak tangga dan harus menapakinya pelan-pelan. Cukup melelahkan. Tapi ketika sampai di puncak bukit, lelah itu sirna. Pemandangan Paris terhampar jelas. Gereja Sacrè-Coeur berdiri dengan megah di atas ketinggian 130 meter.  


Suasana jalan menuju ke Sacrè-Coeur di Montmarte Paris. (Fernando Randy/Historia)
Suasana jalan menuju ke Sacrè-Coeur di Montmarte Paris. (Fernando Randy/Historia)

Sacrè-Coeur berusia lebih dari satu abad. Pembangunannya dimulai pada 1875. Tak lama setelah kekalahan Prancis dari Prusia pada 1871 dan revolusi Komune Paris pada tahun yang sama. Dua peristiwa ini begitu memukul orang Katolik Prancis. Mereka merasa peristiwa itu muncul tersebab dosa-dosa keseharian mereka. Sebagai bentuk pertobatan, mereka berikhtiar mendirikan sebuah gereja dan meminta Paul Abadie, seorang arsitek, untuk merancangnya.


Gambar-gambar pada dinding Gereja Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).
Gambar-gambar pada dinding Gereja Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).

Pembangunan Sacrè-Coeur selesai pada 1914. Kemudian gereja ini dikuduskan pada 1919, setelah Perang Dunia I berakhir. Kekhasan Sacrè-Coeur terletak pada pemilihan warnanya. Semuanya putih bersih. Simbolisasi dari arti namanya, Hati Suci. Warna putih dihasilkan dari penggunaan batu Château-Landon. Batu ini mengeluarkan zat kapur yang berfungsi sebagai pemutih alami dan sanggup bertahan lama sehingga membuat gereja ini terlihat putih bersinar.


Berbagai patung umat Kristiani menghiasi Gereja Sacrè-Coeur di Paris. (Fernando Randy/Historia).
Berbagai patung umat Kristiani menghiasi Gereja Sacrè-Coeur di Paris. (Fernando Randy/Historia).

Saat memasuki gerbang Sacrè-Coeur, saya dapat merasakan kekuatan arsitekturnya. Situasi di sana memang ramai, tapi nuansa ketenangan begitu kuat. Ramai di luar gereja, damai di dalam hati. Di dalam gereja tinggi menjulang itu terdapat berbagai patung tokoh umat Kristiani. Selain itu juga tersua lukisan dinding yang sangat indah berupa Yesus terbang. Menambah kuat kesan spiritual selama berada di Sacrè-Couer. 


Para wisatawan mengambil foto kota Paris dari atas Sacre-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).
Para wisatawan mengambil foto kota Paris dari atas Sacre-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).
Pesan-pesan yang teringgal di Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).
Pesan-pesan yang teringgal di Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).

Sacrè-Coeur terbuka luas untuk semua penganut agama. “Wisatawan dari semua negara, dari agama apapun, bebas masuk ke dalam sini. Yang terpenting adalah sopan dan saling menghargai, karena ini adalah tempat ibadah,” ujar Adrien Rene (34), salah satu penjaga gereja. 


Lukisan Yesus Kristus di atap Gereja Sacrè-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).
Lukisan Yesus Kristus di atap Gereja Sacrè-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).

Setelah menyelami kedalaman arsitektur Sacrè-Coeur, saya keluar gereja dan melihat berbagai atraksi kreatif para seniman Paris di sekitar gereja. Dari pemusik, pelukis jalanan, hingga pesulap. Mereka menggantungkan hidup pada gereja dan berharap berkatnya selalu terlimpah kepada mereka.


Jules seorang pesulap saat mempertontonkan keahlianya di sekitar Sacrè-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).
Jules seorang pesulap saat mempertontonkan keahlianya di sekitar Sacrè-Coeur Paris. (Fernando Randy/Historia).

Jules (25), seorang wanita pesulap di sekitar Sacrè-Coeur, mengatakan bahwa dia belum lama menggelar pertunjukan di sekitar gereja. "Namun Sacrè-Coeur selalu memberikan berkat melimpah kepada saya dalam setiap kepingan euro wisatawan."


Para wisatawan menikmati sore hari di Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).
Para wisatawan menikmati sore hari di Sacrè-Coeur. (Fernando Randy/Historia).

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page