top of page

Sejarah Indonesia

Lintasan Zaman Hubungan Timor Leste Dan

Lintasan Zaman Hubungan Timor-Leste dan ASEAN

ASEAN bungkam saat Indonesia melancarkan operasi militer ke Timor Timur. Di kemudian hari, Indonesia yang mendorong Timor-Leste jadi anggota keluarga besar ASEAN.

31 Oktober 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Momen penandatanganan deklarasi "The Admission of the Democratic Republic of Timor-Leste into ASEAN" (asean.org)

SEJARAH baru tercipta di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). Setelah melalui proses panjang dan melelahkan selama lebih dari dua dekade, Timor-Leste akhirnya resmi jadi anggota ke-11 ASEAN.


Laman resmi ASEAN mengungkapkan Minggu (26/10/2025), peresmian Timor Leste masuk jadi anggota keluarga besar asosiasi negara-negara Asia Tenggara itu jadi agenda utama pembukaan KTT ASEAN ke-47. Timor-Leste disahkan jadi anggota ASEAN melalui penandatanganan deklarasi The Admission of the Democratic Republic of Timor-Leste into ASEAN oleh Perdana Menteri (PM) Timor-Leste Xanana Gusmão beserta pemimpin negara-negara ASEAN, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto.


Bendera Timor-Leste pun sah dikibarkan bersama bendera 10 negara anggota ASEAN lain dalam sebuah upacara. PM Malaysia Anwar Ibrahim sebagai tuan rumah KTT menyatakan masuknya Timor-Leste melengkapi keluarga besar ASEAN. Sementara PM Xanana Gusmão menyatakan masuk jadi anggota ASEAN tak sekadar mimpi jadi kenyataan.


“Bagi rakyat Timor-Leste, ini bukan hanya mimpi yang jadi kenyataan, melainkan juga afirmasi yang kuat dari perjalanan kami –yang ditandai dengan kegigihan, determinasi, dan harapan. Timor-Leste yang bergabung dengan kerendahan hati dan kebanggaan masuk ASEAN dengan komitmen penuh terhadap piagamnya dan siap menjadi anggota yang konstruktif, damai, dan berdedikasi,” cetus PM Xanana Gusmão, dilansir kantor berita Bernama, Minggu (26/10/2025).


Tak lama setelah meraih kemerdekaannya pada 2002, Timor-Leste sejatinya sudah menjadi negara pemantau di ASEAN. Namun baru pada 2011 bekas provinsi ke-27 Indonesia itu mengajukan keanggotaannya. Namun keadaaan ekonomi yang masih carut-marut membuat pengajuan Timor-Leste kerap ditolak oleh beberapa negara anggota ASEAN. Indonesia memainkan peran penting untuk mendorong negara-negara ASEAN lain berkenan menerima Timor-Leste.


Perdana Menteri Timor-Leste José Alexandre "Xanana" Gusmão di KTT ASEAN 2025 (asean.org)
Perdana Menteri Timor-Leste José Alexandre "Xanana" Gusmão di KTT ASEAN 2025 (asean.org)

Dari Kebungkaman hingga Tangan Terbuka

Di pelajaran sekolah di Indonesia, utamanya di mata pelajaran Sejarah kelas XII, “Operasi Seroja” (7 Desember 1975-17 Juli 1976) digambarkan sebagai langkah militer dalam upaya proses mengintegrasikan Timor Timur ke dalam NKRI. Langkah tersebut diambil lantaran kuatnya pengaruh Perang Dingin pada konstelasi geopolitik di Asia Tenggara. Namun di forum-forum internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecamnya karena menilainya sebagai invasi militer dan pendudukan.


“Dewan Keamanan PBB mengutuk invasi dan mengesahkan Resolusi 384 pada 22 Desember 1975 (yang) menyerukan kepada Indonesia untuk meninggalkan Timor Timur. Indonesia mengabaikan resolusi ini,” ungkap Li Lin Chang dan Nassrine Azimi dalam The United Nations Transitional Adminstration in East Timor (UNTAET): Debriefing and Lessons.


Berbeda sikap dengan PBB, ASEAN bungkam. Sikap ASEAN itu berbeda ketika mengambil sikap mengecam dan mengutuk invasi Vietnam ke Kamboja yang membesar jadi Perang Kamboja-Vietnam (1978-1989) dan invasi Uni Soviet ke Afghanistan yang meluas jadi Perang Soviet-Afghan (1979-1989).


“Di pemungutan suara Majelis Umum PBB pada 1981, juru bicara gerakan kemerdekaan Timor Timur, Paulo Piros (Pires, red.) mengecam dan mengutuk ASEAN karena perbedaan sikap ASEAN terhadap invasi (Soviet ke) Afghanistan dan invasi Indonesia ke Timor Timur. Menjadi hal yang signifikan mengingat posisi Indonesia dalam hal Timor Timur didukung semua anggota ASEAN, termasuk Singapura dan beberapa negara sahabat lainnya seperti Amerika Serikat, Jepang, Selandia Baru,” tulis Dewi Fortuna Anwar dalam Indonesia in ASEAN: Foreign Policy and Regionalism.


ASEAN, kata Michael Haas dalam Asian and Pacific Regional Cooperation: Turning Zones of Conflict Into Arenas of Peace, malah menjustifikasi kebungkamannya dengan alasan punya norma-norma non-intervensi. Ini pula yang jadi tameng Presiden Soeharto ketika menegaskannya dalam pertemuan-pertemuan ASEAN.


“ASEAN bungkam ketika Indonesia berupaya menganeksasi Timor Timur pada 1975. Wilayah itu sebelumnya jajahan Portugal yang kemudian dilepas tanpa bertanggungjawab atas keamanan terhadap bekas jajahannya. Selama dua dekade, pendudukan paksa oleh Jakarta tidak menjadi agenda (pertemuan) ASEAN. Baru ketika pemerintahan baru muncul di Jakarta (pasca-Reformasi), pasukan Indonesia ditarik mundur,” ungkap Haas.


Sewaktu United Nations Transitional Administration in East Timor memediasi Referendum 1999 yang hasilnya mayoritas rakyat Timor Timur menghendaki kemerdekaan, ASEAN juga belum ambil bagian. Di internal International Stabilization Forces yang dipimpin Australia pada 2006 atau empat tahun pasca-deklarasi kemerdekaan Timor-Leste, hanya Malaysia sebagai negara Asia Tenggara yang ikut terlibat meski tidak bertindak atas nama ASEAN. Terlepas dari friksi-friksi politik di dalam negeri, Timor Leste sudah mulai mendekati ASEAN.


“Kemungkinan keanggotaan ASEAN sudah menjadi agenda para pemimpin baru di Dili, tak lama setelah merdeka. Keanggotaan (ASEAN) diharapkan jadi pembuka kesempatan-kesempatan ekonomi dan – seperti Brunei dan Singapura – turut memberikan layer baru dalam keamanan politik baru sebuah negara kecil. Pada 2002, Timor-Leste diberikan status pemantau di ASEAN,” tulis Donald E. Weatherbee dalam ASEAN’s Half Century: A Political History of the Association of Southeast Asian Nations.


Berturut-turut, Timor-Leste mengambil langkah-langkah berupa turut bergabung ke Forum Regional ASEAN pada Juli 2005 dan menghadiri Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara (TAC) pada Januari 2007. Lantas pada 4 Maret 2011, Timor-Leste resmi mengajukan diri jadi anggota ASEAN.


Indonesia yang secara aktif ikut mempromosikan pembangunan dan diversifikasi ekonomi pada industri-industri manufaktur baru di Timor-Leste, muncul sebagai pendukung Timor-Leste bergabung ke ASEAN. Bergabungnya Timor-Leste diharapkan akan berdampak pada target Konektivitas ASEAN pada 2015.


“Secara geopolitik, ekonomi, dan sosial-budaya, masa depan Timor Leste akan terikat dalam masa depan Asia Tenggara secara umum. Kini tergantung kita semua untuk menunda, mengabaikan, atau mendukung. Indonesia dalam hal ini, kami memilih untuk mendukung sedari awal. Timor Leste sudah menjadi bagian dari upaya kita untuk membangun Komunitas ASEAN menuju 2015,” kata Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, dikutip The Jakarta Post, 7 Maret 2011.


Dukungan itu kemudian diikuti beberapa negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Brunei, Thailand, Kamboja, Filipina, dan Myanmar. Namun, para anggota yang tersisa belum sepakat. Salah satunya Singapura, yang masih skeptis terhadap Timor-Leste untuk bisa lekas menyusul integrasi ekonomi sebagaimana negara-negara anggota lainnya.


Pun pada pengajuan kembali pada 2017, Singapura “memimpin” penolakan dengan alasan sumber daya manusia Timor-Leste belum siap dalam pembangunan keamanan dan ekonomi bersama di kawasan. Baru setahun berselang, Singapura mulai terbuka dengan prospek Timor-Leste masuk ASEAN setelah kunjungan PM Xanana Gusmão ke Singapura.


Pada 2019, ASEAN membentuk misi pencari fakta untuk mengecek kesiapan Timor-Leste. Akan tetapi sikap Timor-Leste yang abstain sementara negara-negara ASEAN mendukung resolusi PBB yang mengutuk junta militer Myanmar, memengaruhi sikap negara-negara ASEAN lainnya terhadap proses integrasi Timor-Leste ke ASEAN.


“Terkadang sebagai manusia biasa, saya merasa frustrasi. Sepertinya jalan ke surga – untuk mencapai kesempurnaan surga – masih lebih mudah ketimbang mencapai gerbang ASEAN,” sesal Presiden Timor-Leste José Ramos-Horta usai menghadiri forum Foreign Policy Community of Indonesia di Jakarta, disitat Jakarta Globe, 21 Juli 2022.


Lagi, pada 2023 Timor-Leste mengajukan diri lagi, mengingat di tahun itu Indonesia menjadi Ketua ASEAN. Meski begitu masih butuh proses yang lebih panjang untuk mewujudkannya hingga kemudian baru pada 26 Oktober 2025 sejarah itu terukir, sebagaimana yang diungkapkan di atas.



Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Kejenakaan Agus Salim

Kejenakaan Agus Salim

Agus Salim tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, ramah, dan jenaka. Banyak orang memiliki kenangan lucu tentang dirinya.
Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Sebagai anak “broken home”, Soeharto pontang-panting cari pekerjaan hingga masuk KNIL. Copot seragam ketika Jepang datang dan pulang kampung dari uang hasil main kartu.
Lima Generasi Mengabdi di Istana

Lima Generasi Mengabdi di Istana

Dari generasi ke generasi, keluarga Endang Sumitra merawat dan melayani di Istana Bogor.
Guru Besar Itu Bernama Mamdani

Guru Besar Itu Bernama Mamdani

Ayah Zohran Mamdani pernah diusir Diktator Idi Amin. Karya-karyanya menyinggung Afrika pasca-kolonial hingga hukum adat di Indonesia.
Setelah Lama Berpuasa

Setelah Lama Berpuasa

Setelah Orde Baru tumbang, partai-partai berbasis NU didirikan dan berebut suara warga nahdliyin. Tak semuanya bertahan.
bottom of page