- Hendri F. Isnaeni
- 8 Apr 2010
- 2 menit membaca
Diperbarui: 4 hari yang lalu
SESUDAH proklamasi kemerdekaan timbul masalah kesiapan menerima negara baru. Sejarawan M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern menulis, banyak raja dan kaum ningrat, yang didukung Belanda dan mendapatkan kekayaan darinya, tak mengakui kemerdekaan Indonesia. Mereka sama sekali tak tertarik revolusi, apalagi dengan pemimpin Republik di Jakarta yang radikal. Kaum aristokrat mengganggap mereka tak lebih dari bandit tak beradab yang tak pantas memimpin Republik ini karena tak berdarah biru.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.










