top of page

Sejarah Indonesia

Membidik Nyawa Presiden Sukarno

Membidik Nyawa Presiden Sukarno

Setidaknya telah terjadi tujuh kali upaya pembunuhan terhadap Presiden Sukarno. Dia ditembak, digranat, sampai dimortir.

Oleh :
17 Oktober 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Sukarno, didampingi Fatmawati, pidato di Medan, Sumatra Utara, 23 Januari 1950. (Nationaal Archief).

URUTAN pertama masih ditempati Adolf Hitler, sebagai pemimpin yang berkali-kali hendak dibunuh. Pelakunya berbagai macam, mulai dari Sekutu bahkan sampai anak buahnya sendiri. Total ada 42 kali upaya pembunuhan terhadap orang yang paling bertanggung jawab atas tewasnya jutaan warga Yahudi itu. Menunjukkan begitu hebatnya kebencian orang terhadap Hitler sehingga orang terdekatnya pun bernafsu hendak menghabisinya.


Itu yang membedakannya dari Sukarno. Dia berkali-kali hendak dibunuh justru oleh orang-orang yang tak pernah dapat tempat di negeri ini; orang-orang yang berada di luar lingkaran kebangsaan yang turut dibangun oleh Sukarno: Indonesia. Mereka menginginkan Indonesia yang lain, bukan Indonesia yang pernah dikemukakan Sukarno sebagai tempat yang leluasa “milik semua untuk semua”.


Sebagai seorang pemimpin dari negeri yang baru saja merdeka, dia berada dalam incaran. Setidaknya tujuh kali Sukarno dicoba dibunuh –ada yang menyebut lebih dari itu. Dia ditembak, digranat, sampai dengan dimortir. Mulai peristiwa Cikini sampai Iduladha, dari Makassar sampai peristiwa Maukar. Meski dia luput dari maut, namun orang-orang tak berdosa menjadi korbannya.



Duabelas tahun pertama sejak kemerdekaan, Indonesia diwarnai beragam konflik. Dari daerah datang suara memisahkan diri, dari golongan Islam DI/TII menepuk dada bahwa Sukarno salah jalan dan harus lenyap supaya Indonesia kembali ke jalan yang benar menurut mereka. Sementara itu, negeri-negeri yang punya kepentingan di Indonesia, mulai Amerika sampai Belanda, diam-diam menyokong aksi percobaan pembunuhan tersebut.


Redaksi Historia menurunkan liputan khusus tentang upaya melenyapkan Sukarno dari jalannya sejarah. Untuk berbagi kisah masa lalu bahwa usaha membuyarkan mimpi Indonesia yang “milik semua untuk semua” itu pernah ada dan akan selalu ada. Dan apa yang terjadi pada Sukarno adalah gambaran nyata usaha jahat tersebut. Selamat menerobos ke ruang masa lalu. Berikut ini liputan khususnya:














Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page