top of page

Sejarah Indonesia

Nyong Ambon Ditembak Nazi

Nyong Ambon Ditembak Nazi

Dia ditembak mati Nazi ketika hendak kebur ke Swiss semasa PD II.

Oleh :
3 Oktober 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Pendaratan pasukan terjun payung Jerman-Nazi di polder Tedingerbroek, Belanda. Pendudukan Jerman membuat banyak orang Ambon di sana melawan, termasuk Victor Makatita. (Nationaal Archief)

Berita kematiannya muncul di koran Het Vaderland tanggal 24 April 1942. Koran itu menyebut bahwa dirinya meninggal dunia pada 9 April 1942 di Dijon, Perancis, daerah yang tengah dikuasai tentara Jerman-Nazi sebagaimana Belanda. Victor Lucas Makatita yang malang itu masih belum genap berusia 23 tahun ketika dieksekusi.


Sebelum tentara Jerman menduduki Belanda, Victor adalah taruna di Akademi Militer Breda. Ketika tentara Jerman menginvasi pada Mei 1940, Victor sudah berpangkat Sersan Kadet. Menurut Benjamin Bouman dalam Van Driekleur tot Rood-Wit: De Indonesische Officieren uit het KNIL 1900-1950, Victor masuk akademi pada 15 September 1938 dan sejak Juli 1940 dia tak lagi menjadi taruna.


Lulusan SMA di zaman Hindia Belanda umumnya anak pegawai bergaji tinggi. Keluarga Makatita sendiri pernah tinggal di Negeri Belanda pada 1930-an. Arsip-arsip Belanda menyebut Victor lahir di Batavia, pada 30 April 1919. Ia putra ketiga dari empat bersaudara pasangan Lucas Makatita, yang kelahiran 1874, dengan Maria Fransisca Kessler, yang kelahiran 1887. Victor termasuk orang Ambon yang lahir-besar di luar Kepulauan Lease, Maluku yang meliputi Pulau Ambon.


Setelah Jerman-Nazi menduduki Belanda, Victor Lucas memilih melawan. Usai bersembunyi di Den Haag, tempatnya belajar bahasa Perancis, dia kabur ke Perancis Vichi. Tujuannya adalah Swiss yang netral. Kabur dari daerah kekuasaan Jerman memungkinkannya bergabung dengan negara anti-Jerman di luar Eropa.


Victor bukan satu-satunya taruna asal Indonesia ketika tentara Nazi menduduki Belanda. Setidaknya ada Kanido Rachman Masjoer, Saleh Sadeli, dan Otto Abdulrachman yang merupakan keponakan Ahmad Subardjo. Lantaran tak bebas bergerak di Belanda, bahkan ada yang ditahan di kamp konsentrasi Nazi, para taruna itu memilih keluar.


“Mereka berangkat tanggal 10 Februari. Usaha pertama untuk melewati perbatasan mengalami kegagalan karena terhalang salju. Ketika mereka berusaha sekali lagi menyeberang di tempat lain, mereka ditangkap oleh polisi Perancis dan diserahkan ke penguasa militer Jerman di Besancon,” catat Harry Albert Poeze dkk. dalam Di Negeri Penjajah.


Malang tak bisa ditolak Victor. Dia akhirnya diadili dan dieksekusi oleh Nazi. Koran NijmeegschDagblad, 19 Mei 1949, menyebut selain Victor, Charles Jean Laurey dan Henri Alexandre de Beaufort juga dieksekusi pada hari yang sama di Dijon. Selain tanggal 9 April, eksekusi juga dilakukan pada 18 Agustus 1942 terhadap W. Richard Delmaa dan tanggal 21 Maret terhadap Willem Cornelis van der Does.


Setelah Perang Dunia II berakhir di Eropa, pihak Belanda mengurusi kematian Victor dan kawan-kawan yang dieksekusi Nazi. Victor kemudian dikenang publik Belanda sebagai bagian dari perlawanan bawah tanah terhadap Nazi.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page