top of page

Sejarah Indonesia

Orang Madura Dalam Perang Aceh

Orang Madura dalam Perang Aceh

Titian kariernya dimulai dari sersan KNIL. Dianggap berjasa dalam Perang Aceh, Raden Ario Setjo Negoro dianugerahi bintang Ridder Militaire Willemsorde 4e klasse.

2 Maret 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Seorang serdadu dari Barisan Madura. (Wikipedia).

KETIKA muda, Raden Ario Setjo Negoro berkarier di militer. Saat berpangkat sersan, dia ditempatkan di Barisan Bangkalan, bagian dari Korps Barisan Madura, sebuah Hulptroepen (pasukan bantuan) dalam tentara kolonial Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger (KNIL). Pada 1875, catat suratkabar Java Bode 6 Oktober 1875, Raden Ario Setjo Negoro naik pangkat ke letnan-dua (letda) di Barisan Bangkalan.


Raden Ario Setjo Negoro kemudian diikutkan dalam Perang Aceh di bawah komando Belanda. Arsip Register Ridder Militaire Willemsorde 4 nomor 4305 menyebut, Raden Ario Setjo Negoro berperan dalam pertempuran di Kotta Alam dan Oleh Karang.


Pada 28 Juli 1876, Kotta Alam dan Oleh Karang diserang orang-orang Aceh. Serangan itu membuat Raden Ario Setjo Negoro yang dibantu perwira kesehatan bernama Doring mengarahkan pasukannya untuk berlindung. Dalam mengatasi serangan mendadak itu, Raden Ario Setjo Negoro menunjukkan keberaniannya.


“Setjo Negoro yang memimpin pasukan, yang diiringi beberapa fusilier lainnya, mula-mula melepaskan beberapa kali tembakan, kemudian menyerang musuh dengan bersemangat, dan berhasil menghancurkan musuh,” catat Pieter Brooshooft dalam Geschiedenis van den Atjeh-Oorlog, 1873-1886.


Aksinya dalam pertempuran Kotta Alam dan Oleh Karang itu diapresiasi militer Belanda. Keberanian dan kepemimpinannya dalam periode November 1875-Agustus 1876 itu membuat Letnan-dua Raden Ario Setjo Negoro dianugerahi bintang Ridder Militaire Willemsorde 4e klasse berdasar Koninklijk Besluit tanggal 21 Juni 1877 Nomor 24.


Raden Ario Setjo Negoro tak lama di Barisan Bangkalan. Menurut suratkabar De Locomotief tanggal 16 April 1879, Letnan-dua Raden Ario Setjo Negoro mengundurkan diri dengan hormat.*


*Artikel ini dikoreksi pada 29 Maret 2025. Dalam naskah sebelumnya terdapat kesalahan karena memasukkan riwayat RA Setjonegoro, bupati Sidayu dan kemudian bupati pertama Jombang. Redaksi meminta maaf atas kesalahan tersebut. Terima kasih kepada Abi Mu’ammar Dzikri atas kesediaan menggunakan hak koreksi dan mengizinkan artikelnya dimuat di Historia.ID dengan judul Riwayat Bupati Pertama Jombang

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Soeharto Menemukan "Tempatnya" di Barak KNIL

Sebagai anak “broken home”, Soeharto pontang-panting cari pekerjaan hingga masuk KNIL. Copot seragam ketika Jepang datang dan pulang kampung dari uang hasil main kartu.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Sjoerd Albert Lapré, "anak Jakarte" yang jadi komandan kompi di Batalyon Andjing NICA. Pasukannya terdepan dalam melawan kombatan Indonesia.
bottom of page