top of page

Sejarah Indonesia

Resiko Jadi Lurah Diceburi Ke Got Hingga

Resiko Jadi Lurah, Diceburi ke Got hingga Dibunuh

Sebagai pelayan masyarakat, lurah bisa saja mengalami kejadian nahas bahkan tragis. Mulai dari diceburi masuk parit hingga ada yang kehilangan nyawa.

18 Oktober 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Peristiwa lurah diceburi warga masuk ke got di Kelurahan Perintis, Medan Timur.

KABAR viral datang dari Medan. M. Fadli, pejabat lurah di Kelurahan Perintis, Medan Timur terjengkang masuk got. Seorang warga mendorongnya sampai nyungsep ke parit busuk. Dengan emosi tertahan, sang lurah meraih orang yang mendorongnya untuk dibawa ke kantor polisi. Seragam dinas coklat lurah yang tadinya bersih cemerlang jadi jorok berlumur noda hitam imbas dari lumpur sisa saluran pembuangan dalam parit. Lurah Fadli sendiri diketahui mengalami cedera pada siku tangannya dalam insiden tersebut.


Peristiwa lurah kecebur got ini bermula dari tindakan Fadli yang hendak membersihkan polisi tidur dari ban bikinan Mawardi. Berdasarkan pengaduan masyarakat setempat, polisi tidur ini cukup meresahkan karena pakunya timbul ke atas sehingga menyebabkan banyak ban kendaraan bocor. Namun, Mawardi tak terima dan berusaha menghalang-halangi Lurah Fadli. Ia beralasan polisi tidur itu dibuat untuk melindungi cucunya yang bermain di luar rumah.


“Berapa banyak kendaraan yang bocor di sini, melapor ke kantor lurah gara-gara (polisi tidur) ini,” kata Lurah Fadli dalam sebuah rekaman video yang ramai di media sosial.


“Saya lurah, Pak,” tegasnya lagi.


“Jadi kalau kau lurah kenapa?” tantang Mawardi.


Bukannya diindahkan, Mawardi berusaha memasang kembali polisi tidur. Aksi dorong-dorongan pun terjadi hingga Mawardi menerjang Lurah Fadli. Atas ulahnya, Mawardi kini ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polsek Medan Timur. Meski menyesali perbuatannya, Mawardi terancam penjara dua tahun delapan bulan dengan delik kasus penganiayaan.


Lurah adalah kepala pemerintahan tingkat terendah setara kepala desa. Sebagai pelayan masyarakat, lurah bisa saja mengalami kejadian nahas seperti yang dialami Lurah Fadli. Risiko kehilangan nyawa pun bukan tak mungkin dialami oleh seorang lurah. Itu pernah terjadi di masa lalu.


Kompas edisi 20 November 1969 mewartakan, seorang lurah Desa Panggang di Klaten mengalami nasib tragis. Pada tengah malam 15 Maret 1969, Rubianto, sang lurah yang diberitakan, didatangi gerombolan bersenjata. “Setelah mengalami penganiayaan, Lurah Rubianto ditembak dahinya, diberondong dada dan pahanya, ditinggalkan saja setelah dibunuh,” lansir Kompas.


Peristiwa ini terjadi setelah Lurah Rubianto menghadiri selamatan di rumah seorang pemuka desa yang istrinya baru saja melahirkan. Di tengah-tengah keramaian itu, mendadak muncul tujuh orang berseragam hitam-hitam dan merah-merah. Rubianto yang tampaknya mengetahui gerombolan tersebut merupakan buron sisa-sisa PKI, disuruh telungkup bersama tamu-tamu lain.


Dalam sekapan para gerombolan, lurah yang malang itu diikat lalu diseret ke luar rumah. Dari jarak 15 meter, Lurah Rubianto ditembak. Peluru menembus kepala lewat dahi, dada, dan pahanya diberondong senapan. Ia meninggal seketika dan ditinggalkan sampai siang bolong.


Daerah Klaten menjadi daerah rawan setelah Peristiwa G30S 1965 meletus. Ketika terjadi pembersihan orang-orang komunis, Klaten menjadi basis perlawanan anggota PKI. Rinto Tri Hasworo dalam tulisannya “Penangkapan dan Pembunuhan di Jawa Tengah Setelah G-30-S” menyebut, kemungkinan satu-satunya tempat terjadinya perlawanan terhadap RPKAD adalah Klaten. Dalam operasi penumpasan PKI, Angkatan Darat mengerahkan pasukan RPKAD (kini Kopassus) pimpinan Letkol Sarwo Edhie ke Jawa Tengah.


“Setelah mendengar apa yang dilakukan RPKAD di Semarang dan pantai utara Jawa Tengah, para aktivis di Klaten menghimpun diri untuk mencegah pasukan baret merah itu memasuki wilayah mereka,” ulas Rinto dalam kumpulan esai Tahun yang Tak Pernah Berakhir: Memahami Pengalaman Korban 65 yang disunting John Roosa, Ayu Ratih, dan Hilmar Farid.


Klaten dikenal sebagai salah satu daerah basis PKI terkuat di Jawa Tengah. Sejarawan Restu Gunawan menyebut PKI menempatkan segitiga kekuatan, yaitu Kertasura, Boyolali, dan Klaten, sebagai tempat mengadu kekuatan komunis dengan kekuatan non-komunis. Daerah Surakarta, Klaten, Boyolali, Karanganyar merupakan daerah yang terbanyak kegiatan PKI.


“Daerah Klaten bahkan direncanakan oleh PKI sebagai pilot proyek dari gerakan mereka. Setelah meletus Gerakan 30 September, mereka telah membentuk pasukan-pasukan tempur dan mengadakan pengacauan dan pembunuhan,” ungkap Restu dalam “Kota Bengawan Bersimbah Darah” termuat di kumpulan tulisan Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional Bagian II: Konflik Lokal.


Setelah kasus terbunuhnya Lurah Rubianto, sebagaimana dilansir Kompas, lurah-lurah desa di sekitar tempat kejadian tersebut tak berani tidur di rumah.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

Mengenal Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyah

HR Rasuna Said turut berguru pada Rahmah El Yunusiyah. Universitas Al-Azhar di Kairo terinspirasi membuka kampus khusus perempuan darinya.
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
bottom of page