top of page

Sejarah Indonesia

Sepak Terjang Pemuda Dari

Sepak Terjang Pemuda dari Sumedang

Wikana berperan penting pada hari-hari buncit menjelang Proklamasi. Hidupnya berakhir tragis.

24 Agustus 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Presiden Sukarno di tengah-tengah pemimpin Pemerintah Militer dan Sipil Surakarta tahun 1947. Kiri-kanan: Soegandhi (ajudan presiden), Sudiro (residen Surakarta), Wikana (gubernur militer), Mr. Abdulmadjid (jenderal mayor tituler, menteri muda dalam negeri), Presiden Sukarno, Kolonel Soenarjo (polisi militer), Syamsuridjal (walikota Solo), Kolonel Soetarto (antara Soegandhi dan Sudiro), dan Saleh Sastranegara (kepala polisi). (Repro Sudiro Pejuang Tanpa Henti karya Soebagijo IN)

Diperbarui: 18 Sep

PADA lokasi bekas rumah bersejarah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 berdiri sebatang tiang menjulang tinggi dengan simbol petir di pucuknya. Sederet kalimat tertera pada dasar tiang itu: “Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta.”

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Lima Generasi Mengabdi di Istana

Lima Generasi Mengabdi di Istana

Dari generasi ke generasi, keluarga Endang Sumitra merawat dan melayani di Istana Bogor.
Setelah Lama Berpuasa

Setelah Lama Berpuasa

Setelah Orde Baru tumbang, partai-partai berbasis NU didirikan dan berebut suara warga nahdliyin. Tak semuanya bertahan.
Warisan Jaringan Gas Kolonial

Warisan Jaringan Gas Kolonial

Sempat mandeg karena perang, perusahaan gas Belanda beroperasi kembali tapi kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Bagaimana nasib warisan kolonial ini?
NU Seteru Orde Baru

NU Seteru Orde Baru

Nahdlatul Ulama berperan dalam lahirnya Orde Baru. Namun, NU melawan rezim militer itu karena menganggap Islam sebagai kekuatan yang membahayakan bagi kekuasaan.
Dasar NU Mendukung Bung Karno

Dasar NU Mendukung Bung Karno

Nahdlatul Ulama mendukung Presiden Sukarno atas dasar kepentingan bersama. Tidak semua pemimpin NU suka dengan Sukarno.
bottom of page