- Hendri F. Isnaeni
- 17 Mar 2011
- 5 menit membaca
Diperbarui: 4 hari yang lalu
SETIAP malam, sebagian dari kita terbiasa tidur dengan memeluk “istri Belanda” (Dutch wife) alias guling. Tanpanya tidur tak terasa nyaman. Tapi di masa lalu, tak semua orang bisa memilikinya. Hanya kalangan atas atau priyayi. Kisah dalam novel Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer, menyentil kebiasaan itu.
Dalam sebuah percakapan sesama mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) atau Sekolah Pendidikan Dokter Pribumi, Wilam membicarakan lelucon-lelucon dari kehidupan tuan tanah bangsa Inggris kepada sahabat-sahabatnya, termasuk Minke. “Tahu kalian apa sebab di dalam asrama tidak boleh ada guling?”
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












