top of page

Sejarah Indonesia

Sukarno Bawa Indonesia Membangun Dunia Baru

Indonesia punya peran penting di dunia internasional masa lalu. Sukarno menggerakkan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk memperoleh kemerdekaan.

23 Okt 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Public Lecture David van Reybrouck bertema "Sukarno and The Making of The New World" di Taman Ismail Marzuki, 22 Oktober 2025.

DARI belakang piano, Ananda Sukarlan memainkan jemarinya mengiringi ibu-ibu Dialita. Mereka membawakan lagu yang tak biasa orang Indonesia dengar. Sebelum lagu “Bersukaria” dibawakan, lagu yang “dihilangkan” Orde Baru berjudul “Asia Afrika Bersatu” yang disajikan. Lagu ini menggelorakan persatuan bangsa-bangsa di Asia-Afrika. 

 

Lagu “Asia Afrika Bersatu” lahir di era Perang Dingin. Negeri-negeri di Asia-Afrika, yang banyak belum memperoleh kemerdekaan, terancam jadi medan Perang Dingin. Sebeum Perang Dingin itu, negeri-negeri itu ratusan dijajah bangsa-bangsa Barat. Begitulah Ananda Sukarlan feat Dealita membuka acara “Public Lecture David van Reybrouck: Sukarno and The Making of The New World 22 Oktober 2025” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

 

Karya David van Reybrouck baru saja diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Revolusi: Indonesia dan Lahirnya Dunia Modern. Melalui Sukarno, David van Reybrouck memaparkan peran Indonesia dalam sejarah dunia.

 

“Sukarno di sini dilihat sebagai ide,” terang sejarawan Bonnie Triyana dalam pengantarnya di acara tersebut.

 

Salah satu ide itu tercermin dengan diadakannya Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung. Bukan formalitas belaka, konferensi itu punya pesan penting menyatukan bangsa-bangsa Asia-Afrika. Konferensi Bandung memberi pengaruh besar di Asia dan Afrika era 1950-an. Banyak negeri di Asia dan Afrika yang belum benar-benar merdeka dari negara-negara imperialisme lama seperti Inggris, Perancis, juga Belgia, tergerak memperjuangkan kemerdekaan mereka.

 

Belgia merupakan negari asal David van Reybrouck. Ayahnya pernah tinggal di Kongo, yang menjadi jajahan Belgia. David van Reybrouck pun pernah menulis Congo: The Epic History of a People.

 

“Kerangka dasar Indonesia menjadi model awal,” terang David van Reybrouck dalam acara semalam, 22 Oktober 2025.

 

Sejak masih di era pergerakan nasional melawan imperialisme Belanda, aktivis pergerakan Indonesia macam Mohammad Hatta di era 1920-an tak hanya melawan satu subyek imperialis Eropa yang menguasai Indonesia saja. Bung Hatta, kata David van Reybrouck, sudah berkecimpung Liga Anti Imperialis di Eropa. Di dalam liga, ada aktivis-aktivis dari negeri-negeri lain yang masih terjajah. Ketika itu, Sukarno masih fokus bergiat di Indonesia. Namun kemerdekaan Indonesia yang ikut diperjuangkannya kemudian menjadi penting bagi negara-negara Asia-Afrika yang umumnya belum merdeka.

 

Pada 1950-an, Papua belum diserahkan Belanda kepada Indonesia. Maka Sukarno menganggap Indonesia belum 100 persen merdeka. Sukarno lalu mengajak bangsa-bangsa lain yang merasakan nasib serupa, mengalami imperialisme baru pasca-Perang Dunia II dari para imperialis lama, bersatu di demi kemajuan bersama di Asia dan Afrika. Setelah Konferensi Asia Afrika 1955, upaya kongkrit dilakukan Sukarno demi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika. Antara lain dengan pembukaan beragam organisasi lintas profesi Asia-Afrika. Di Menteng, Jakarta Pusat pun pernah tinggal perwakilan bangsa-bangsa yang masih terjajah tadi, termasuk Aljazair yang kala itu diwakili Lakhdar Brahimi –kelak menjadi diplomat senior PBB.

 

Indonesia menjadi negara penting bagi negara-negara di benua Asia, Afrika, dan kemudian Amerika Latin. Pada awal 1960-an, Indonesia menggandeng bangsa-bangsa lain untuk merdeka lewat dalam Gerakan Non Blok (GNB). Wadah itu menjadi wujud sikap politik internasional Indonesia yang tak mau menjadi pion Blok Barat maupun Blok Timur yang sedang sengit bersaing dalam Perang Dingin.

 

Begitulah Sukarno membangun dunia baru yang bertentangan dengan kemauan para imperialis lama. Dunia baru itu adalah kemerdekaan 100 persen dari bangsa-bangsa yang dulunya terjajah menjadi bangsa yang setara dengan bekas penjajah mereka. Tentu saja dengan membawa Indonesia yang masih muda menggerakkan bangsa-bangsa Asia-Afrika, Sukarno menjadi masalah bagi negara-negara imperialis seperti Kerajaan Inggris ataupun Amerika Serikat.

 

“Sebelum 1965, menjadi Indonesia itu sebuah kebanggaan baik itu di level elite, tengah, maupun grass root (bawah) itu loh,” terang sejarawan Satriono Priyo Utomo dalam “Dialog Sejarah Historia: Gejolak Politik Jelang Peristiwa 1965” sebulan silam.

 

Namun, prestasi yang patut dibanggakan itu tak dipahami lagi setelah 1965, bahkan tak diajarkan dalam pelajaran sejarah Indonesia bagaimana Sukarno membawa Indonesia dalam membangun dunia baru. Maka, hingga hari ini orang Indonesia tak paham bagaimana Indonesia pernah berusaha membangun dunia yang merdeka dan setara.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Misi Orde Baru Menggerus PNI dan NU

Setelah menumpas PKI, rezim Orde Baru kemudian menghabisi PNI dan NU. Dengan begitu Soeharto dapat berkuasa selama tiga dekade.
Dewi Sukarno Setelah G30S

Dewi Sukarno Setelah G30S

Dua pekan pasca-G30S, Dewi Sukarno sempat menjamu istri Jenderal Ahmad Yani. Istri Jepang Sukarno itu kagum pada keteguhan hati janda Pahlawan Revolusi itu.
bottom of page