top of page

Sejarah Indonesia

Wareg Di Warteg

Wareg di Warteg

Warteg, tempat bersantap untuk kaum berkantong pas-pasan. Murah dan wareg (kenyang).

17 Desember 2021

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Warung Tegal (warteg) di Jalan H. Nawi, Jakarta. (Nugroho Sejati/Historia.ID).

Diperbarui: 20 Nov

LEBIH dari 20 macam masakan berjajar rapi di etalase. Mulai sambal, beragam gorengan, hingga sayuran. Makanan itu merupakan menu rutin yang dijual sebuah warung Tegal (warteg) tak bernama di Jalan Madrasah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bu Haji, demikian pelanggan warteg memanggil si pemilik, memasak sendiri seluruh hidangan itu. “Habis solat subuh , sama anak,” ujarnya kepada Historia. Bersama anaknya pula, Bu Haji melayani pembeli dari pagi hingga menjelang tengah malam.

Ingin membaca lebih lanjut?

Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

S.K. Trimurti di Tengah Tokoh Kiri

Sikap politik S.K. Trimurti bersinggungan dengan tiga tokoh kiri terkemuka Republik: Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, dan Musso.
Bukan Sekadar Gaya Hidup

Bukan Sekadar Gaya Hidup

Jaringan gas untuk rumah tangga sudah tersambung di beberapa kota di Indonesia. Umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak. Dulu jaringan gas hanya menjangkau orang-orang kaya. Kini, siapa saja bisa memanfaatkannya.
Kiprah Menteri Bersandal

Kiprah Menteri Bersandal

Pada masa S.K. Trimurti menjabat menteri perburuhan lahir undang-undang perburuhan yang berpihak pada perempuan dan anak-anak sekaligus dianggap tonggak bagi perjuangan buruh di Indonesia.
Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Cerita di Balik “Sowan” ke Wisma Yaso

Di balik koleksi diorama hingga alutsistanya, Museum Satria Mandala ketika masih Wisma Yaso jadi saksi bisu kegetiran hari-hari terakhir Sukarno.
bottom of page