top of page

Sejarah Indonesia

Akhir Tragis Sang Penerbang Legendaris

Akhir Tragis Sang Penerbang Legendaris

Cal Rodgers menjadi orang pertama yang berhasil melakukan penerbangan transkontinental. Nahas, ia tewas dalam kecelakaan pesawat.

29 Desember 2024

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Calbraith "Cal" Rodgers (kiri) saat mengendalikan pesawatnya yang dinamai Vin Fiz. Kerangka pesawat Vin Fiz (kanan) yang rusak parah setelah Cal mengalami kecelakaan. (Smithsonian/Wikimedia Common).

Diperbarui: 5 Mar

BERTAHUN-tahun manusia mempelajari dan mencari cara untuk dapat terbang seperti burung. Ketika Joseph-Michel dan Jacques-Étienne Montgolfier mendemonstrasikan balon udara di Prancis pada 1783, orang-orang berdatangan untuk melihat langsung bagaimana sebuah keajaiban bekerja. Perhatian terhadap balon udara semakin tinggi ketika pada 21 November 1783, Jean-François Pilâtre de Rozier and François Laurent d’Arlandes menerbangkan balon udara yang dirancang oleh Montgolfier bersaudara. Setelah itu, mimpi manusia untuk dapat terbang tak lagi isapan jempol belaka.


Memasuki abad ke-20, mesin terbang yang dikembangkan oleh Orville dan Wilbur Wright mendorong untuk menciptakan teknologi yang memungkinkan manusia dapat mengudara lebih lama dari balon udara. Pada saat itulah pesawat mulai dikembangkan dan sejumlah penerbang bertugas mengemudikannya.


Sejarawan Claudine Burnett menulis dalam Soaring Skyward: A History of Aviation in and Around Long Beach, California, paruh awal abad ke-20 ditandai dengan meningkatnya popularitas segala hal yang berkaitan dengan aviasi. Orang-orang tak hanya terpesona dengan kehadiran pesawat, mereka juga mulai bertanya-tanya siapakah orang pertama yang berhasil terbang melintasi lautan atau menjelajahi berbagai benua dengan mesin terbang itu. Sudah menjadi hal umum bagi banyak orang di masa itu untuk mendongakkan kepala dan melihat pesawat mengudara di atas langit, atau menantikan kehadiran para penerbang yang melintas di atas kepala mereka.


Di mana-mana orang berbicara tentang pesawat dan para penerbang yang mengemudikan mesin tersebut. Atas dasar hal ini taipan media cetak Amerika Serikat, William Randolph Hearst, menawarkan hadiah US$50.000 bagi penerbang yang berhasil terbang dari satu wilayah ke wilayah lain melintasi lautan dalam waktu 30 hari. Tawaran ini menarik perhatian banyak penerbang, salah satunya Calbraith Perry Rodgers.


Cal, sapaan Calbraith Perry Rodgers, memulai perjalanannya pada 17 September 1911. Pria kelahiran Pittsburgh tahun 1879 itu lepas landas dari New York. Cal Rodgers, yang pernah belajar cara menerbangkan pesawat di Wright Brother’s Flying School di Dayton, Ohio, hanya memiliki pengalaman terbang selama lima bulan.


Menurut Burnett, Cal Rodgers terbang pertama kali pada 6 Juni 1911. Di bulan Juli, cucu Komodor Oliver Perry –perwira Angkatan Laut AS yang menjadi pahlawan selama Perang 1812– itu sempat mengikuti kompetisi penerbangan di Chicago dan memenangkan hadiah sebesar US$11.000.


“Kemenangan itu meningkatkan kepercayaan dirinya dalam keterampilan yang baru saja diperolehnya dan memberikan cukup uang di sakunya untuk mulai merencanakan perjalanan udara transkontinental yang bersejarah dari Sheepshead, New York. Tak lama setelah misi itu dimulai, Penerbangan Cal langsung diwarnai dengan berbagai kecelakaan,” tulis Burnett.


Cal Rodgers kecelakaan pesawat Vin Fiz dalam penerbangan transkontinental pada 1911. Vin Fiz special train tampak di bagian belakang foto. (Peter Fusco, The Crowd Pleasers: A History of Airshow Misfortunes from 1910 to the Present).
Cal Rodgers kecelakaan pesawat Vin Fiz dalam penerbangan transkontinental pada 1911. Vin Fiz special train tampak di bagian belakang foto. (Peter Fusco, The Crowd Pleasers: A History of Airshow Misfortunes from 1910 to the Present).

Kecelakaan pertama Cal Rodgers adalah menabrak pohon di Middleton, New York, 67 mil dari titik awal keberangkatan. Kecelakaan kedua terjadi beberapa mil lebih jauh di Elmira. Kecelakaan demi kecelakaan terus terjadi di seluruh negara bagian New York. Petaka ketiga terjadi di Hornell, 62 mil dari Elmira. Ia kemudian terpaksa singgah di Salamanca, New York, selama tiga hari untuk perbaikan.


Kesialan terus berlanjut hingga jauh di luar negara bagian New York. Pada 29 September, kecelakaan di Kent, Ohio melumpuhkan mesin pesawat. Kecelakaan lain terjadi di Huntington, Indiana pada 1 Oktober. Di Hammond, Indiana, Cal Rodgers tertahan karena angin kencang. Ia tiba di Springfield, Illinois, pada 9 Oktober dan Kansas City pada 12 Oktober tanpa mengalami kecelakaan lagi.


Perjalanan tanpa kendala di awal Oktober sempat membuat Cal Rodgers berpikir keberuntungannya telah tiba. Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Di Waco, Texas, pesawatnya rusak sebagian. Pesawatnya diperbaiki dan ia pun mendarat di San Antonio pada 22 Oktober. Ketika Cal Rodgers mencapai El Paso pada 29 Oktober, ia kembali mengalami kecelakaan yang membuatnya tetap berada di darat hingga 31 Oktober.


Beberapa hari berselang, pada 3 November, Cal Rodgers menyeberangi perbatasan ke California di Stovall Siding. Dari sana ia terbang ke Imperial Junction, lalu ke Banning dan terus ke Pomona, untuk sementara waktu mengakhiri perjalanannya di Tournament Park, Pasadena, pada 5 November 1911. Seminggu berselang, Cal Rodgers mengalami kecelakaan terakhirnya di Compton, sepuluh mil dari tujuannya.


Menurut Paula Grey dalam A History of Travel in 50 Vehicles (History in 50), kendati gagal mendapatkan hadiah US$50.000 yang ditawarkan Hearst karena perjalanan udaranya memakan waktu lebih dari 30 hari, Cal Rodgers berhasil mencatatkan namanya sebagai orang pertama yang melakukan perjalanan dari Atlantik ke Pasifik melalui udara (penerbangan transkontinental pertama).


“Calbraith Perry Rodgers rata-rata terbang hampir satu mil per menit di udara, tetapi perjalanan dari New York ke California memakan waktu 89 hari. Pada akhir penerbangan, Cal Rodgers telah mengalami lima kecelakaan besar, banyak kecelakaan kecil saat lepas landas atau mendarat, kerusakan mesin di udara, dan menginap di rumah sakit. Dari pesawat aslinya, hanya kemudi dan wadah penetes minyak yang masih tersisa; yang lainnya telah diganti setidaknya sekali. Cal Rodgers menerbangkan leg (rute penerbangan antara bandara, red.) terakhir dari perjalanan bersejarahnya dengan pergelangan kaki yang patah, di mana kruknya diikatkan ke sayap pesawat,” tulis Grey.


Cal Rodgers turun dari pesawatnya Vin Fiz di akhir penerbangan transkontinental pada 1911. (loc.gov).
Cal Rodgers turun dari pesawatnya Vin Fiz di akhir penerbangan transkontinental pada 1911. (loc.gov).

Meski gagal mendapatkan hadiah US$50.000, Cal Rodgers meraih popularitas yang tinggi dari perjalanan udaranya. Pete Fusco menulis dalam The Crowd Pleasers: A History of Airshow Misfortunes from 1910 to the Present, bersama pesawat terbangnya bernama Vin Fiz, yang memiliki kecepatan sekitar 50 mph dan jarang sekali mencapai ketinggian lebih dari beberapa ratus kaki, kedatangan sang penerbang selalu dinanti oleh masyarakat di sejumlah wilayah AS. Ribuan orang menyaksikannya terbang di atas kepala dan setiap surat kabar dan majalah di sepanjang rute melacak perkembangannya.


“Cal Rodgers yang mendapat sponsor dari J. Odgen Armor sebagai imbalan untuk mempromosikan Vin Fiz, minuman ringan rasa anggur baru dari perusahaan tersebut, melemparkan selebaran Vin Fiz kepada siapa pun yang ia lihat di darat. Penerbangan ini mempromosikan penerbangan –dan minuman ringan rasa anggur Vin Fiz– lebih dari yang dapat diukur oleh sejarawan penerbangan atau ahli pemasaran,” tulis Fusco.


Armor juga mensponsori kereta api, Vin Fiz Special, untuk membawa tim pendukung, pesawat tambahan, dan suku cadang. Rel kereta api memberikan Cal Rodgers bantuan navigasi dalam perjalanan udaranya. Armor juga membuat perjalanan yang melelahkan itu sedikit lebih menyenangkan dengan membayar Cal US$5 untuk setiap mil yang diterbangkan ke timur Mississippi dan US$4 untuk setiap mil ke arah barat. Tarif jarak tempuh tersebut membuat Cal mendapatkan US$20.000. Perusahaan pengemasan daging dan minuman anggur itu, yang menikmati eksposur dan publisitas produk yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak peduli bahwa Cal Rodgers akan melewatkan tenggat waktu yang ditentukan Hearst.


Pada 10 Desember 1911, Cal Rodgers masih dengan kruk, melanjutkan penerbangan dari Compton untuk leg terakhir dari perjalanannya. Melintas di ketinggian 1.500 kaki di atas Signal Hill, Cal Rodgers terbang ke pantai dekat Devil’s Gate (tebing berbatu yang kemudian dihancurkan untuk memberi tempat bagi Dermaga Belmont di Long Beach). Melewati kerumunan 60.000 orang, ia membuat lingkaran, mendarat di tempat yang ditentukan di pantai sebelah timur Dermaga Pine Avenue. Cal Rodgers telah menempuh jarak 4.246 mil dalam waktu lebih dari satu bulan, di mana hampir sebagian besar waktunya dihabiskan dengan terbang.


Penerbangan bersejarah yang dilakukan Cal Rodgers pada 1911 melambungkan namanya di dunia penerbangan Amerika. Lima bulan setelah perjalanan panjang tersebut, tepatnya pada April 1912, Cal Rodgers berpartisipasi dalam sebuah pameran di Long Beach, California. Ia menerbangkan Wright Model B, pesawat cadangan untuk Vin Fiz. Di hadapan sekitar 25.000 penonton, Cal Rodgers terbang menabrak sekawanan burung camar –serangan burung pertama yang tercatat dalam sejarah dunia aviasi. Insiden itu menyebabkan pesawatnya jatuh ke dermaga dan kandas di Samudra Pasifik yang menewaskan sang penerbang.


“Para saksi mata mengatakan bahwa saat pesawat jatuh, Cal Rodgers terlempar ke depan dan roda kemudi menghantam wajahnya, membuat rahang dan lehernya patah. […] Menurut Long Beach Press keesokan paginya, Cal Rodgers adalah penerbang Amerika ke-22 yang menemui ajal dalam kecelakaan udara, dan berada di urutan ke-127 di seluruh dunia sejak Otto Lilienthal dari Jerman terbunuh dalam kecelakaan pesawat pada 1896,” tulis Burnett.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page