top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Cara Raja Kretek Mempromosikan Rokoknya

Raja kretek Nitisemito mempromosikan rokoknya mulai dari menukar bungkus rokok dengan hadiah hingga menyebarkan pamflet menggunakan pesawat terbang.

28 Jan 2023

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Bus perusahaan rokok Bal Tiga yang membawa berbagai hadiah. (Repro Mark_Hanusz, Kretek The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes).

Perkembangan teknologi yang kian canggih memudahkan perusahaan untuk mempromosikan produknya, tak terkecuali perusahaan rokok. Baliho hingga televisi jadi andalan perusahaan rokok untuk mengiklankan rokoknya.


Guna menarik perhatian publik, iklan rokok diproduksi dengan tema maupun cerita yang menarik, seperti iklan bersambung hingga iklan bermuatan isu aktual dan kritik sosial. Ada pula iklan rokok yang menampilkan model pria dengan hobi dan petualangan.


Promosi besar-besaran tak hanya dilakukan perusahaan rokok masa kini. Pada abad ke-20, perusahaan rokok milik raja kretek Nitisemito merek Bal Tiga di Kudus, Jawa Tengah melancarkan pemasaran dengan cara unik dan menarik.



Menurut Alex S. Nitisemito dalam Raja Kretek Nitisemito, promosi dengan cara tak biasa telah dilakukan kakeknya sejak tahun 1930. Cara promosi yang berbeda dari perusahaan-perusahaan lainnya itu pun terbilang sukses menarik perhatian publik.


Salah satu promosi yang digalakkan adalah pada setiap pembungkus rokok Bal Tiga di belakangnya ada keterangan agar setiap pembungkus disimpan dan bila telah terkumpul sejumlah tertentu akan mendapatkan hadiah, mulai dari arloji, sepeda, jam tembok, hingga alat makan seperti piring, cangkir, dan set teh. Hadiah-hadiah itu bisa didapatkan setelah menukar pembungkus yang telah terkumpul pada tiap agen di setiap kota.


“Semua hadiah-hadiah tersebut bertuliskan merk/cap perusahaan rokok Bal Tiga Nitisemito, yang semuanya dibutkan di Jepang,” tulis Alex.


Sepeda hadiah dari perusahaan rokok Bal Tiga. (Repro Alex S. Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito).
Sepeda hadiah dari perusahaan rokok Bal Tiga. (Repro Alex S. Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito).

Guna menunjang promosi tersebut, perusahaan mengerahkan bus-bus berkeliling dari kota ke kota membawa barang-barang hadiah. Agar menarik perhatian, bus itu dibuat khusus dengan kaca-kaca lebar supaya hadiah yang digantungkan di dalam bus terlihat jelas dari luar. Selain sebagai media promosi, bus itu juga menerima penukaran hadiah.



Menurut Mark Hanusz dalam Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia’s Clove Cigarettes, sistem promosi yang agresif ini digagas oleh Nitisemito, namun dipelopori oleh asistennya yang setia yakni M. Karmain. Pegawai lama Bal Tiga ini juga suami dari putri kedua Nitisemito, Nafiah yang dinikahinya pada 1912.


“Pada tahun 1918, Nitisemito menunjuk Karmain untuk bertanggung jawab atas sisi pemasaran dan promosi Bal Tiga dan meskipun Nitisemito tetap mengelola Bal Tiga, ia juga membuat Karmain bertanggung jawab atas jalannya perusahaan sehari-hari,” tulis Hanusz.


Stan perusahaan rokok Bal Tiga dalam pasar malam di Semarang. (Repro Alex S. Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito).
Stan perusahaan rokok Bal Tiga dalam pasar malam di Semarang. (Repro Alex S. Nitisemito, Raja Kretek Nitisemito).

Kegiatan promosi tak berhenti pada penukaran bungkus rokok dengan hadiah. Kios atau stan yang memasarkan rokok Bal Tiga juga selalu hadir dalam setiap festival dan pekan raya di Jawa Tengah. Pada stan tersebut, kata Alex, perusahaan rokok Bal Tiga selalu mengadakan undian-undian berhadiah menarik. Bahkan, pada momen-momen tertentu yang dihadiri banyak pengunjung, hadiahnya berupa mobil.


Untuk memenangkan hadiah tersebut, peserta diminta menebak isi toples yang di dalamnya terdapat sejumlah rokok yang disusun tidak teratur. Toples itu disegel dan setiap pengunjung yang membeli sebungkus rokok Bal Tiga boleh menebak isinya. “Pada penutupan keramaian tersebut siapa yang menebak paling tepat akan mendapatkan hadiah sebuah mobil sedan baru,” kata Alex.



Perusahaan rokok Bal Tiga juga memanfaatkan para penjual es keliling untuk promosi.Caranya dengan memasang logo atau merek perusahaan Bal Tiga di tong tempat menyimpan es krim. Perusahaan juga kerap menjadi sponsor sejumlah pertandingan olahraga seperti sepakbola, balap sepeda, dan maraton. Bahkan, perusahaan juga memiliki klub sepakbola sendiri.


Penjual es keliling dengan tong es krim ditempeli logo perusahaan rokok Bal Tiga. (Repro Mark Hanusz, Kretek The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes).
Penjual es keliling dengan tong es krim ditempeli logo perusahaan rokok Bal Tiga. (Repro Mark Hanusz, Kretek The Culture and Heritage of Indonesias Clove Cigarettes).

Masih dalam rangka promosi, menurut Amen Budiman dan Onghokham dalam Hikayat Kretek, Nitisemito kerap mengorganisir penyelenggaraan pertunjukan sandiwara keliling yang dimanfaatkan untuk mempromosikan kretek hasil produksinya.


Rokok Bal Tiga menjadi tiket untuk menyaksikan pertunjukan. “Anda tidak perlu membayar untuk masuk,” tulis Hanusz. “Anda cukup datang dengan sejumlah bungkus Bal Tiga kosong yang diperlukan dan itu memungkinkan anda masuk ke pertunjukan.”



Masih banyak cara lain yang dilakukan perusahaan Nitisemito untuk mempromosikan rokok Bal Tiga, seperti iklan di surat kabar dan majalah, papan reklame di pinggir jalan, hingga menyewa pesawat terbang untuk menyebarkan pamflet berhadiah.


Kreativitas dalam promosimembuat perusahaan rokok Bal Tiga menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mengukuhkan Nitisemito sebagai raja kretek.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy Jusuf Jenderal Tionghoa

Tedy masuk militer karena pamannya yang mantan militer Belanda. Karier Tedy di TNI terus menanjak.
Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang Menolak Disebut Pahlawan

Alex Kawilarang turut berjuang dalam Perang Kemerdekaan dan mendirikan pasukan khusus TNI AD. Mantan atasan Soeharto ini menolak disebut pahlawan karena gelar pahlawan disalahgunakan untuk kepentingan dan pencitraan.
Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Mengakui Tan Malaka Sebagai Bapak Republik Indonesia

Tan Malaka pertama kali menggagas konsep negara Indonesia dalam risalah Naar de Republik Indonesia. Sejarawan mengusulkan agar negara memformalkan gelar Bapak Republik Indonesia kepada Tan Malaka.
Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Perang Jawa Memicu Kemerdekaan Belgia dari Belanda

Hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia secara resmi sudah terjalin sejak 75 tahun silam. Namun, siapa nyana, kemerdekaan Belgia dari Belanda dipicu oleh Perang Jawa.
Prajurit Keraton Ikut PKI

Prajurit Keraton Ikut PKI

Dua anggota legiun Mangkunegaran ikut serta gerakan anti-Belanda. Berujung pembuangan.
bottom of page