- M.F. Mukhti
- 17 Jul 2023
- 7 menit membaca
Diperbarui: 4 Jun
PAGI hari di hari pertama bulan Maret 1954. Di Kepulauan Marshall, Pasifik, langit begitu cerah. Anak-anak berlarian gembira lalu berenang. Seorang pemuda asyik memetik kelapa. Nelayan paruh baya setia di perahunya menunggu peruntungan dari datangnya ikan. Namun, keindahan itu berubah seketika. Langit kelam. Cahaya memberkas lalu membesar dan menjalar cepat. Dentuman membahana. Gumpalan debu membentuk cendawan.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.