top of page

Sejarah Indonesia

Barracuda Bukan Untuk Melindas Warga

Barracuda Bukan untuk Melindas Warga Negara

Didatangan dari Korea Selatan sejak 2004, Barracuda jadi kendaraan taktis lapis baja andalan Brimob. Telah digunakan dalam berbagai operasi keamanan hingga pengamanan distribusi vaksin Covid-19. Barracuda bukan untuk mencelakai masyarakat.

3 September 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Kendaraan taktis lapis baja "Barracuda" Korps Brimob Polri. Sumber: Shutterstock.

Barracuda merupakan kendaraan taktis (rantis) andalan Brimob sejak dua dekade silam. Sebagai unit kepolisian dengan tugas pengamanan khusus dan mobilitas tinggi, Brimob memerlukan rantis dalam operasionalnya. Untuk itulah, Irjen Pol. Silvanus Yulian Wenas, komandan Korps Brimob saat itu, menugaskan tim logistik Brimob untuk mengurusi pengadaan rantis modern guna membantu tugas-tugas operasi Brimob.


Salah satu perwira logistik Brimob yang ditunjuk mengujicoba spesifikasi rantis Brimob yang baru itu ialah AKP Firdaus Wulanto. Dia ditugaskan ke Korea Selatan, yang industri kendaraan beratnya sudah lebih maju untuk level Asia. Menurut Firdaus, penugasan itu terjadi pada 2004, saat dirinya masih perwira staf ranmor-rantis logistik Korps Brimob. Setibanya di Seoul –ibu kota Korea Selatan, Firdaus dan timnya disambut musim dingin.


“Dan di sana itu lagi musim salju. Pas bulan Desember. Orang-orang Merry Christmas, kita di sana kedinginan,” ujar Firdaus dalam testimoni pengalamannya, “Pemberi Nama Barracuda”, yang terkisah dalam Tour of Duty Brimob 1997: Perjalanan Tugas Personel Korps Brigade Mobil Lulusan Akpol Tahun 1997.


Pilihan rantis jatuh kepada mobil lapis baja jenis Armoured Personnel Carrier (APC) ukuran 4x4. APC ini dirancang oleh perusahaan pertahanan Korea Selatan Doosan DST (kini Hanwa Defense). Sementara itu, mesinnya buatan Mercedes-Benz, perusahaan otomotif berteknologi tinggi ternama asal Jerman.


Keunggulan yang ada pada APC itu membuat Firdaus kepincut. Pun terhadap bentuknya. Bentuknya seperti kotak sedangkan ujung moncongnya yang lancip membersitkan sebuah nama yang pas dalam benak Firdaus kala itu: Barracuda.


“Ini hewan yang bisa hidup bertahan lama tanpa ada sinar matahari. Dia kuat. Udah deh, akhirnya APC itu dikasih nama Barracuda,” jelas Firdaus.


Nama “Barracuda” sendiri terinspirasi dari jenis ikan barakuda yang berhabitat di perairan laut dalam. Barakuda mampu hidup di kedalaman 500 sampai 800 meter di bawah permukaan laut. Menurut Firdaus, nama Barracuda paling cocok untuk jenis kendaraan lapis baja yang dibutuhkan Brimob saat itu.


Sebelum didatangkan ke Indonesia, Firdaus melakukan serangkaian uji coba terhadap Barracuda. Mulai dari latihan mengendarai, tes persenjataan, periksa ban, implementasi perawatan, dan lain sebagainya. Prosesnya memakan waktu sampai dua bulan.

“Itu tidak ada di Akpol pelajarannya. Gue dapat secara otodidak dan kebetulan gue suka otomotif,” tandasnya.


Belakangan, Firdaus menjabat sebagai komandan satuan Brimob Bali berpangkat komisaris besar dan kini sebagai kepala Bagian Kajian Teknik Tepolisian di STIK Lemdiklat Polri.


Saat bertugas di logistik, Firdaus selalu berprinsip untuk membekali peralatan terbaik bagi Korps Brimob. Pedoman itu berangkat dari pengalamannya di lapangan saat awal-awal bertugas memimpin pasukan. Senjata dan peralatan saat itu terbilang jauh dari memadai, sementara intensitas operasi sangat tinggi. Berbagai wilayah di Indonesia memang dilanda berbagai gejolak dan kerusuhan usai reformasi. Itu pula yang mendasari pemilihan rantis Barracuda bagi Brimob.


“Pada saat gue jadi orang logistik, gue harus memberikan peralatan-peralatan yang lebih baik buat teman-teman kita yang di lapangan,” kata Firdaus. “Suatu saat gue juga pasti akan memakai itu lagi.”


Barracuda berkapasitas angkut 12 personel dengan dua awak di kabin depan. Sebagai APC, Barracuda dilengkapi dengan berbagai tipe persenjataan, mulai dari senapan mesin berat, sedang, dan pelindung bagi juru tembak. Selain mampu menahan terjangan proyektil, Barracuda juga menjamin penumpang dan awaknya aman dari pecahan granat.


Seperti namanya, ketangguhan Barracuda pun terbukti di berbagai medan operasi. Barracuda biasanya digunakan personel Brimob sebagai kendaraan patroli di daerah rawan konflik atau kawasan kerusuhan. Salah satunya di daerah Poso ketika mengalami konflik horizontal pada awal 2000-an.


Saat bertugas dalam operasi anti-teror di Poso, Tito Karnavian mencatat terjadi peristiwa penyerangan pos polisi pada malam hari menjelang Idul Fitri 22 Oktober 2006. Situasi amat kritis karena massa semakin agresif menyerang dengan batu, tembakan peluru, dan lemparan bom lontong. Jumlah massa yang tumpah ruah diperkirakan ribuan. Tidak jelas siapa masyarakat umum penonton dan siapa yang merupakan bagian dari jaringan pelaku.


Sementara itu, polisi hanya mampu menembak ke atas untuk mencegah massa makin maju. Namun, peluru mereka sudah hampir habis. Kapolres Poso AKBP Rudy Sufariadi, Kasat Brimob Polda Kaltim AKBP Ilham Salahudin, dan Komandan Pasukan Brimob dari Korps Brimob Polri Kompol Rahmat memutuskan untuk mengevakuasi para anggota yang ada di Pos Polmas. Tidak mudah bagi pasukan evakuasi ini menuju Pos Polmas yang berjarak tidak lebih dari satu km dari Polres Poso. Saat itulah rantis Barracuda dikerahkan untuk mengendalikan situasi krisis.


“Rudy memerintahkan mobil anti peluru Barracuda untuk membuka jalan. Pasukan Brimob mengiringinya dengan berjalan kaki membuat dua baris sambal sekali-sekali menembakkan senjata ke atas agar massa minggir,” tutur Tito –yang belakangan menjadi Kapolri (2016—2019) dan sekarang menjabat menteri dalam negeri– dalam Indonesian Top Secret: Membongkar Konflik Poso.


Kenangan dengan Barracuda juga dimiliki pesepakbola nasional yang juga striker kebanggaan klub Persija Jakarta, Bambang Pamungkas. Pada 18 Maret 2011, kesebelasan Persija memainkan laga kontra Persib. Pertandingan berlangsung di kandang Persib, Stadion Si Jalak Harupat.


Sejak dulu, duel klasik Persija-Persib sarat rivalitas baik di dalam maupun luar lapangan. Begitu sengitnya, acap kali laga kedua kesebelasan ini diwarnai kerusuhan antar-suporter. Untuk mengantisipasi hal tersebut, klub Persija, menurut penuturan Bambang Pamungkas, diberangkat dari hotelnya di Soreang menuju stadion dengan menggunakan Barracuda. Begitu pun setelah pertandingan yang akhirnya dimenangkan Persija dengan skor 3-2. Bepe, sapaan Bambang Pamungkas, mencetak dua gol kemenangan Persija.


“Sepanjang perjalanan pulang dari stadion menuju hotel, kami pun tertawa dan bercanda di dalam mobil rantis Barracuda. Saya juga masih ingat, ketika itu, saya sempat menulis status Twitter sebagai berikut, 'Lapor Jenderal, Kota Bandung dapat kami kuasai. Laporan selesai',” kenang Bepe dalam memoarnya Bepe 20 Pride.


Tidak hanya dalam operasi pengamanan mitigasi kerusuhan, Barracuda juga digunakan saat terjadi wabah pandemi Covid-19 beberapa tahun silam. Seperti yang terjadi di Yogyakarta. Dalam situasi pandemi, kebutuhan terhadap distribusi vaksin menjadi sedemikian pentingnya. Untuk menjamin kelancaran persebaran vaksin Sinovac, Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta menggandeng Brimob setempat untuk mengawal dan mengamankan vaksin tersebut.


“Mobil boks PT Bio Farma yang memuat vaksin Covid-19 dikawal mobil lapis baja Barracuda menuju Gudang Farmasi Dinas Kesehatan DIY,” demikian diwartakan Kedaulatan Rakyat, 6 Januari 2021.


Sampai saat ini, Baracuda masih menjadi kendaraan lapis baja yang kerap digunakan dalam operasi Korps Brimob. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara pengguna rantis Barracuda terbanyak, yakni 44 unit. Selain keterampilan mengemudikan APC, aparat Brimob yang mengendarai Barracuda tentulah harus memiliki kebijaksanaan dan kepekaan hati untuk menjaga keamanan masyarakat, bukan untuk melukai apalagi mencelakai warga yang tidak bersalah.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

S.K. Trimurti Murid Politik Bung Karno

Sebagai murid, S.K. Trimurti tak selalu sejalan dengan guru politiknya. Dia menentang Sukarno kawin lagi dan menolak tawaran menteri. Namun, Sukarno tetap memujinya dan memberinya penghargaan.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
bottom of page