top of page

Sejarah Indonesia

Ahmad Yani Dan Panser Saracen

Ahmad Yani dan Panser Saracen

Misi Ahmad Yani membeli alutsista. Panser Saracen dibeli dari Inggris untuk memperkuat pertahanan TNI.

25 Agustus 2017

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Panser Saracen mengangkut peti-peti jenazah para jenderal korban peristiwa Gerakan 30 September 1965. (dipandjaitan.blogspot.com).

Dalam rangka Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat (Papua), Tentara Nasional Indonesia (TNI) membeli alutsista ke sejumlah negara Eropa. Pembelian alutsista itu dipimpin oleh Deputi II Kepala Staf Angkatan Darat Brigjen TNI Ahmad Yani sehingga disebut “Misi Yani.”


“Brigadir Jenderal Ahmad Yani ditunjuk menjadi Ketua Staf Operasi dan untuk melengkapi persenjataan Indonesia dalam rangka pelaksanaan Trikora. Misi Yani berkunjung ke negara-negara Eropa untuk membeli senjata yang diperlukan,” ungkap Marieke Pandjaitan boru Tambunan dalam biografi suaminya, DI Pandjaitan: Gugur dalam Seragam Kebesaran.


Demi melancarkan pembelian, Yani meminta bantuan para atase militer di masing-masing Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Di KBRI Bonn, Jerman Barat misalnya, Yani dibantu oleh Kolonel DI Pandjaitan. Sedangkan di KBRI London, Inggris, Yani dibantu Kolonel Sutojo Siswomihardjo. Di Inggris, Yani sukses memboyong sejumlah alutsista berupa puluhan kendaraan tempur lapis baja atau panser, termasuk Alvis Saracen yang pertama kali dibuat pada 1952.


“Ayah (Sutojo Siswomihardjo) saat itu Atase Militer RI di London, menyaksikan penandatanganan nota pembelian panser buatan Inggris tahun 1959 dengan Letjen TNI Ahmad Yani selaku Menteri Panglima Angkatan Darat dan Kepala Staf Komando Tertinggi (Koti). Pesanan panser-panser ini baru dikirim sebelum Peristiwa 1965,” kata Nani Nurrachman Sutojo dalam Kenangan Tak Terungkap: Saya, Ayah, dan Tragedi 1965.


Ilustrasi Gambar

Menurut data Trade Register Stockholm International Peace Research Institute (armstrade.sipri.org), Indonesia memesan 179 panser. Masing-masing 55 APC (Armoured Personnel Carrier) Alvis FV603 Saracen, 69 Armoured Car Alvis FV601 Saladin, dan 55 unit APV Ferret.


"Inggris sangat menikmati penjualan kendaraan lapis baja ke Indonesia," tulis Mark Phythian dalam The Politics of British Arms Sales Since 1964: To Secure Our Rightful Share. Mark mencatat pada akhir tahun 1983, Indonesia memiliki 65 Saladin, 60 Saracen, dan 60 Ferret.


Panser-panser itu sempat digunakan TNI AD mengepung Pangkalan TNI AU di Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965. Terjadi kontak senjata antara Batalyon 330 Kujang/Siliwangi dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus) dengan Batalion 445/Para dari TNI AU.


“Ironisnya, panser-panser itu menjadi pengangkut jenazah para perwira tinggi yang gugur pada 1 Oktober 1965,” kata Nani yang ayahnya, Sutojo Siswomihardjo, menjadi salah satu korbannya.


“Peti-peti jenazah diletakkan di atas panser-panser dengan dikawal para perwira tinggi dan pasukan RPKAD. Panser-panser ini adalah peralatan yang dibeli bapak dalam Misi Yani,” kata Amelia Ahmad Yani dalam biografi ayahnya, Profil Seorang Prajurit TNI.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Melatih Andjing NICA

Melatih Andjing NICA

Martin Goede melatih para mantan interniran Belanda di kamp. Pasukannya berkembang jadi andalan Belanda dalam melawan pejuang Indonesia.
Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Anak Jakarta Jadi Komandan Andjing NICA

Sjoerd Albert Lapré, "anak Jakarte" yang jadi komandan kompi di Batalyon Andjing NICA. Pasukannya terdepan dalam melawan kombatan Indonesia.
Para Raja Luar Jawa dalam Perang Jawa

Para Raja Luar Jawa dalam Perang Jawa

Dianggap kawan oleh Belanda dan tak mengenal Diponegoro, banyak raja atau kepala masyarakat mengerahkan penduduk mereka melawan Diponegoro dalam Perang Jawa.
Macan Ketawa Beraksi di Tapal Kuda

Macan Ketawa Beraksi di Tapal Kuda

Pasukan berlambang harimau tertawa ini jadi andalan Belanda di sisi tenggara Jawa Timur semasa Agresi Militer II.
Macan Ketawa Dukung Negara Djawa Timoer

Macan Ketawa Dukung Negara Djawa Timoer

Pasukan Jawa Timur berisi eks Tjakra Madoera dikirim ke Maluku untuk memadamkan RMS. Sebelumnya, mereka mendukung Negara Djawa Timur alias lawan TNI.
bottom of page