top of page



Mengumbar Narasi, Mengerangkeng Arsip
“Sekali lagi: Kalau saja seorang Belanda, sekali-kali tida koebiarkan bangsakoe memperboeat pesta demikian roepa didalam negri ini, jang lagi dalam koengkoengannja. Terlebih dahoeloe rajat jang terkoengkoeng itoe diberi kemerdikaan, baharoelah rajakan hari kemerdikaan kita sendiri!”


Dari Kolonialisme ke Nasionalisme: Warisan Mesin Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian kini menjadi masalah struktural, sering direproduksi negara lewat narasi dominan dan alat kekuasaan seperti media, hukum, dan pendidikan. Alih-alih inklusif, nation-state justru menyingkirkan keberagaman demi stabilitas semu.


Soeharto Agen Revolusi Hijau, Mau Dijadikan Pahlawan Nasional?
Meski Soeharto dipuji atas keberhasilan produksi pangan lewat Revolusi Hijau, capaian itu dicapai lewat kerja sama dengan korporasi asing, pemaksaan terhadap petani, dan kekerasan struktural. Ia bukan inovator, hanya pelaksana agenda global.


Apakah Kita Memaklumkan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional?
Rencana penobatan Soeharto sebagai pahlawan nasional menuai pro dan kontra. Dominasi laki-laki, militer, dan elite politik dalam daftar pahlawan menunjukkan bias sejarah. Sastrawan dan perempuan jarang mendapat tempat yang layak.


Ada Sritex di Mata Kanan Wiji Thukul
Pabrik yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah ini hanya berjarak lebih kurang 20-an kilometer dari kampung Wiji Thukul di Sorogenen, Solo. Di hari saat buruh menggelar aksi mogok dan demonstrasi menuntut kenaikan upah, Wiji Thukul tertangkap. Tubuh ringkihnya itu habis-habisan digasak angkatan bersenjata.


Ujung Jalur Rempah dan Festival Bahari Pasaia
Dalam waktu ratusan tahun, jauh sebelum dan sesudah pelayaran bersejarah Magellan-Elcano, orang Basques mengembangkan kebudayaan bahari yang sangat kaya.


Benny Moerdani Tak Ada Matinya
Benny tak hanya menjadi perwira yang tangguh di lapangan, ia juga menjadi perwira yang memiliki wawasan luas. Benny mampu memiliki imajinasi yang di atas rata-rata dalam bertindak sebagai perwira.


Pram, Becak, Aib Negara
Di hadapan negara, “tukangbetjak” (baca: tukang becak) tak punya harga sama sekali, suara manusia papah ini adalah suara bisu dan dianggap najis dalam hikayat kota. Karena tak berharganya, menenggemkannya ke Laut Jakarta menjadi opsi sederhana dan efisien.


Pujakesuma yang Berubah
Dalam sejarahnya, memang ada pemindahan etnis Jawa dari pulau asalnya ke wilayah Sumatera Utara (Sumut) di Zaman Kolonial dulu, setidaknya sejak akhir abad ke-19. Orang Jawa di sana kemudian dikenal dengan sebutan Jawa Kontrak, yang biasa disingkat Jakon.


Perlukah Materi Pelajaran Sejarah Diperbarui?
Kebijakan pendidikan di Indonesia sering mengalami perubahan, termasuk kurikulum sekolah yang sering diganti. Diperlukan pembaruan agar materi sejarah lebih menarik dan relevan bagi siswa, serta mengajarkan dengan lebih kritis tentang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.


Surat I Gusti Ngurah Rai Harus Kembali ke Bali!
Surat Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai tak seharusnya berada di Arsip Nasional Den Haag. Ini hanya satu contoh yang mencerminkan langgengnya perspektif kolonial dalam masyarakat Belanda.


Menjelaskan Kontroversi-Kontroversi Bung Karno
Sejak awal Orde Baru sudah dilakukan desukarnoisasi, menghilangkan atau mengurangi peran Sukarno dalam sejarah Indonesia, termasuk dalam penciptaan Pancasila.


Yang Kita Lupakan dalam Peringatan Hari Pahlawan
Nasionalisme menggunakan kekuatan sejarah untuk menanamkan rasa cinta terhadap tanah air. Namun, narasi sejarah itu menjadi problematis, ketika ada fragmen-fragmen faktual yang terlupakan, yang keberadaannya bisa menggoyahkan sakralitas nasionalisme itu sendiri.


Kedaulatan Pangan Kedaulatan Angan-Angan
Jika tikus hanya mengerat bahan makanan yang disimpan di lumbung, maka di sektor agraria, manusia korup menggerogoti keuntungan yang diperoleh dari hasil pertanian. Makin berkuasa seseorang, maka makin besar celah baginya untuk memakan apapun yang bukan haknya.


Alam Indonesia yang Tercerabut dari Akar Sejarahnya
Dari dekade ke dekade rakyat telah menjadi korban dari kebijakan eksploitasi alam secara masif yang berlindung di balik Pasal 33 (ayat 3) Undang-Undang Negara Republik Indonesia: “Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”.
Ads
Ads
bottom of page