top of page

Sejarah Indonesia

Cerita Di Balik Labu Kuning Ikon

Cerita di Balik Labu Kuning Ikon Halloween

Labu kuning yang diukir seperti wajah tersenyum dan dikenal sebagai Jack O’ Lantern menjadi ikon populer Halloween. Cerita asal-usulnya berkaitan dengan dongeng rakyat Irlandia.

30 Oktober 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

DI penghujung bulan Oktober, dekorasi labu berwarna kuning yang diukir menyerupai wajah sedang tersenyum menghiasi berbagai sudut kafe maupun pusat perbelanjaan di Jakarta. Bersama ornamen lain seperti sarang laba-laba, topi penyihir, hingga hiasan bergambar hantu, labu kuning yang dikenal sebagai Jack O’ Lantern menjadi ikon perayaan Halloween.


Karakter Jack O’ Lantern memiliki beragam kisah di balik awal mula kemunculannya. Lisa Morton mencatat dalam The Halloween Encyclopedia, Jack O’ Lantern awalnya tokoh penipu legendaris yang cukup populer di Eropa. Di Inggris, Jack O’ Lantern adalah nama lain untuk Will O’ the Wisp, dan namanya kadang-kadang ditulis sebagai Jack-a-Lantern atau Jacky Lantern. Jack O’ Lantern atau Will O’ the Wisp merujuk pada cahaya misterius yang ditemukan di sekitar rawa dan lumpur.


“Jack O’ Lantern sering menghantui rawa-rawa dan area gambut di Britania. [...] Dalam folklore, cahaya misterius yang dikaitkan dengan Jack O’ Lantern kadang-kadang dipercaya sebagai jiwa-jiwa pendosa yang dikutuk untuk berkelana di bumi selamanya; di daerah pesisir, mereka dipercaya sebagai jiwa-jiwa pria yang tenggelam dan tidak pernah mendapat pemakaman yang layak. [...] Jack O’ Lantern yang ditemui di alam liar dipandang sebagai entitas nakal dan jahat. [...] Seseorang tidak boleh mengikuti cahaya misterius yang merujuk pada Jack O’ Lantern, sebab entitas ini mencoba membawa manusia bodoh ke kematian di rawa air dalam atau tebing,” tulis Morton.


Ada banyak cerita yang menjelaskan asal-usul Jack O’ Lantern. Orang-orang Irlandia mengaitkan Jack O’ Lantern dengan dongeng rakyat tentang seorang pria pelit yang menipu iblis berkali-kali. Kisah paling populer dimulai pada suatu malam Hallowen ketika Jack, seorang pemabuk yang terkenal kejam, minum terlalu banyak di pub lokal dan jiwanya mulai terlepas dari tubuhnya. Iblis muncul untuk membawanya, tetapi Jack menyarankan agar mereka minum satu gelas bersama sebelum pergi. Iblis mengatakan kepada Jack bahwa ia tidak punya uang, dan Jack menyarankan agar iblis mengubah bentuknya menjadi koin enam pence, lalu kembali berubah ke wujud aslinya setelah minuman mereka dibayar.


“Iblis kemudian berubah menjadi koin, dan Jack mengambil koin enam pence itu, bukan untuk membayar minuman tetapi memasukannya ke dalam kantungnya, yang memiliki pengait perak berbentuk salib, sehingga iblis terperangkap. Jack membuatnya berjanji untuk pergi selama satu tahun, lalu membebaskannya,” tulis Morton.


Selama setahun Jack menjalani hidupnya seperti biasa, dan masih saja menjadi sosok yang kikir dan berperangai buruk. Satu tahun berlalu, iblis kembali menjemputnya, tetapi lagi-lagi Jack mengakalinya. Pada Halloween tahun berikutnya Jack bertemu dengan iblis di jalan pedesaan yang sepi. Di dekatnya ada pohon apel, dan Jack menyarankan agar masing-masing dari mereka mendapatkan satu buah apel. Namun, iblis mengatakan bahwa buah itu terlalu tinggi untuk dijangkau sehingga Jack menyarankan agar iblis berdiri di pundaknya, dan ketika iblis melakukannya, Jack mencabut pisau lipat dan mengukir tanda salib di batang pohon yang membuat iblis tidak bisa turun.


Kali ini Jack membuat iblis berjanji untuk meninggalkannya sendirian untuk selamanya, dan iblis yang putus asa itu pun setuju. Lesley Pratt Bannatyne mengisahkan dalam Halloween: An American Holiday, an American History, sebelum Halloween tahun berikutnya tiba Jack lebih dahulu meninggal dunia. Karena perangainya buruk selama hidup, ia tidak diizinkan masuk ke surga maupun neraka.


“Tak lama setelah Jack meninggal, ia pergi ke surga tetapi ia tidak diizinkan masuk karena sifat pelitnya. Jack kemudian mencoba ke neraka, tetapi terkejut saat iblis tidak membiarkannya masuk. Iblis harus menepati janjinya, dan lagipula ia tidak terlalu menyukai Jack. Sebagai hukuman, pria tua yang jahat itu dihukum untuk berkelana di bumi selamanya dengan hanya ditemani sebuah lentera terbuat dari lobak yang diukir dan satu arang dari neraka untuk menuntunnya,” tulis Bannatyne.


Sebelum identik dengan labu kuning, orang-orang Irlandia mengukir lobak, kentang atau umbi akar lain, dan menambahkan arang atau lilin untuk membuat lentera yang dipakai berkeliling dari rumah ke rumah mencari makanan dan minuman di malam hari pada akhir bulan Oktober. Perubahan terjadi ketika gelombang imigran Irlandia berdatangan ke Amerika yang dipicu oleh krisis kentang pada 1840-an.


“Seperti kebanyakan imigran, mereka juga berperan dalam tradisi Jack O’ Lantern. Mereka datang ke Amerika untuk merayakan Halloween dan menemukan tanaman baru yang lebih besar dan lebih mudah diukir daripada umbi-umbian; salah satu yang paling terkenal adalah labu... Labu sendiri diperkenalkan oleh suku asli Amerika kepada orang Eropa sejak abad ke-17, saat kisah Jack pertama kali mulai diceritakan,” jelas Andrew Huntley dalam artikel “The Jack-O-Lantern’s Origins” di situs Carnegie Museum of Natural History.


Bila di negara asalnya para imigran mengukir wajah menakutkan pada lobak dan menempatkannya di jendela atau dekat pintu untuk mengusir Stingy Jack dan roh jahat lain yang berkeliaran, di Amerika Serikat kebiasaan itu berubah menjadi tradisi mengukir labu menjelang Halloween.


Sementara itu, menurut Jack Santino dalam “Flexible Halloween: Longevity, Appropriation, Multiplicity, and Contestation,” termuat di Treat or Trick? Halloween in a Globalising World, Halloween mengarah pada perayaan anak-anak setelah Perang Dunia II, dan dalam beberapa dekade terakhir, orang dewasa meningkatkan partisipasinya dalam acara-acara tersebut dengan berbagai cara, misalnya, dekorasi rumah yang semakin rumit dengan labu Jack O’ Lantern ditemani berbagai patung, dekorasi hantu dan penyihir, lampu hias elektrik, peti mati, hingga batu nisan palsu. Orang dewasa yang mendampingi anak-anak berkeliling sering mengenakan kostum mewah, begitu pula orang-orang yang memberikan permen.


“Alasan di balik kemunculan ini kemungkinan besar berkaitan dengan generasi tua pasca-Perang Dunia II yang menikmati Halloween di masa muda mereka dan membawa tradisi tersebut hingga masa dewasa... Meskipun Halloween sering dikaitkan dengan tradisi Samhain Celtic, pengaruh berbagai kelompok etnis dalam perayaan Halloween di Amerika Serikat tidak boleh diabaikan... Sebelum Perang Dunia II, perayaan dilakukan dengan pesta di rumah; kemudian menjadi tradisi berkumpul dengan menggunakan topeng, dan kini menjadi festival publik besar-besaran yang inklusif,” tulis Santino.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU Mengamankan Benteng Pertahanan

NU selalu bertahan dalam pemerintahan demi mengamankan benteng pertahanannya: Kementerian Agama.
Gelar Pahlawan Presiden Soeharto

Gelar Pahlawan Presiden Soeharto

Rencana penobatan Soeharto sebagai pahlawan nasional menimbulkan diskursus masyarakat. Ada yang mendukung, tetapi juga banyak yang menolak.
Badan-Badan Otonom NU

Badan-Badan Otonom NU

Nahdlatul Ulama memiliki badan-badan otonom dalam berbagai bidang untuk menandingi gerakan organisasi-organisasi massa PKI.
Dari Gas hingga Listrik

Dari Gas hingga Listrik

NIGM adalah perusahaan besar Belanda yang melahirkan PLN dan PGN. Bersatunya perusahaan gas dan listrik tak lepas dari kerja keras Knottnerus di era Hindia Belanda.
Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Pangku yang Memotret Kehidupan Kaum Pinggiran

Film perdana Reza Rahadian, “Pangku”, tak sekadar merekam kehidupan remang-remang lewat fenomena kopi pangku. Sarat pesan humanis di dalamnya.
bottom of page