top of page

Sejarah Indonesia

Demi Jalan Layang Bunker Jepang

Demi Jalan Layang Bunker Jepang Dihancurkan

Pembangunan jalan layang Maros-Camba menghancurkan dan mengubur dua buah bunker peninggalan Jepang.

24 Agustus 2016

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Di wilayah Pattunuang –jalan poros Maros menuju Camba dan Kabupaten Bone– pembangunan jalan layang tahap pertama sudah dimulai awal tahun 2016. Kendaraan berat hilir mudik. Tebing-tebing karst terlihat memutih karena telah dipotong.


Tanah merah bercampur batuan telah tersingkap. Ratusan pepohonan pun sudah tertebas tak tahu di mana lagi. Belum hilang rasa penasaran itu, ketika sampai di kelokan pertama menuju tanjakan, memasuki kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul), saya kembali terperangah melihat sebuah bangunan kotak terbuat dari beton. Seakan berdiri telanjang, tanpa penghalang dan pelindung.


Inilah bunker peninggalan Jepang. Tempat untuk mengintai dan perlindungan dari musuh. Beberapa tahun lalu pertama kali mengetahui adanya bunker di tempat itu, saya harus menghentikan kendaraan dan menelisik lebih detail. Berjalan menanjaki tebing karst untuk memastikannya. Tapi kini, melintas dengan kecepatan pun hanya perlu menoleh untuk melihat keberadaan bunker.


Kini keberadaan bunker itu sangat memprihatinkan karena masuk dalam area pembangunan jalan. Bagian atasnya sudah tekelupas hingga memperlihatkan besi yang menjadi rangka beton. Tak hanya itu, bagian sampingnya pun beberapa sudah jebol. Wahyudin, aktivis pencinta karst, yang memperhatikannya sejak awal pembangunan mengatakan, para pembuat jalan berusaha menghancurkannya. Beberapa kali ada kendaraan berat macam eskavator mencoba menyeruduknya, tapi tak berhasil.


Dilihat sepintas, bangunan itu cukup kecil. Hanya ada sebuah lubang jendela kecil berbentuk persegi yang menghadap langsung ke permukiman di wilayah Pattunuang. Tapi ketika mendekat, di bagian belakang jendela, ada pintu masuk. Bangunan yang berbentuk kotak itu sekiranya dapat menampung empat orang dalam keadaan berdiri.


Namun, pintu masuk bunker sudah tak dapat lagi ditembus karena tertutup tanah kerukan dari pembangunan jalan. Tak jauh dari tempat itu, terdapat sebuah bunker lagi. Tapi nasibnya tak kalah memperihatinkan. Jika bunker yang berada di ketinggian masih terlihat bangunannya, meski sudah rusak, bunker yang berada di bagian bawah di samping mulut gua Salo Aja, sudah tertutup material tanah. Sama sekali tak ada jejak.


Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Makassar, Muhammad Tang mengatakan, keberadaan bunker di sepanjang jalan Maros Camba memang banyak ditemukan. Tak hanya itu, keuntungan mendirikan bunker di wilayah karst sangat strategis karena letaknya pada ketinggian. Pergerakan musuh akan mudah terpantau.


Di Sulawesi Selatan, Jepang masuk tahun 1942. Pendudukan Jepang dengan cepat menguasai beberapa wilayah strategis, seperti bandar udara di Mandai Maros. Sementara itu, akses jalan menuju wilayah Bone satu-satunya yang terdekat adalah melalui jalur Maros-Camba. “Bisa jadi Jepang, menjadikan wilayah karst sebagai titik utama untuk mengontrol arus lalu lintas,” kata Muhammad Tang.


Sementara itu, Sejarawan Universitas Hasanuddin Dias Pradadimara mengatakan, penemuan tinggalan Jepang sangat penting, karena akan membuka informasi yang selama ini sangat kurang di Sulawesi Selatan. “Selama ini kita kekurangan informasi mengenai masa Jepang, seperti kekuatan militer ataupun program-program yang dijalankannya. Jadi penemuan apa pun tentang Jepang akan membuka keran informasi yang penting,” katanya.


Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page