- Randy Wirayudha

- 3 Okt
- 7 menit membaca
Diperbarui: 20 Nov
SUDAH hampir tiga dekade dr. Soebandrio (kadang dieja “Subandrio”) meringkuk di penjara. Hari itu, 3 April 1992, rezeki menghampirinya, stasiun televisi TVRI mewawancarainya. Selain menengok kondisinya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas Cipinang), liputan TVRI menguak kesibukan tokoh yang dicap “Durno” itu sedang belajar agama. Dalam wawancara itu ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah.
Ingin membaca lebih lanjut?
Langgani historia.id untuk terus membaca postingan eksklusif ini.












