top of page

Sejarah Indonesia

Eksperiman Cia Menemukan Alat Pengendali

Eksperiman CIA Menemukan Alat Pengendali Pikiran

CIA melakukan eksperimen menggunakan LSD untuk mengendalikan pikiran manusia.

29 Juli 2025

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

DI masa Perang Dingin, Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat meyakini komunis memiliki obat atau teknik untuk mengendalikan pikiran manusia. Dugaan ini tidak dianggap sebagai hal konyol, mengingat Amerika dan negara-negara Komunis saling mengembangkan penelitian untuk menancapkan hegemoninya di berbagai negara.


Laporan surat kabar Amerika menyebut tawanan perang Amerika yang kembali dari Perang Korea kemungkinan telah “diubah” oleh “pencuci otak Komunis”. Ini memicu ketakutan akan terjadinya “perang otak”.


Brianna Nofil menulis dalam “The CIA's Appalling Human Experiments With Mind Control” di History.com, ketakutan akan pencucian otak dan perang jenis baru, yaitu “perang otak” membuat publik Amerika ketakutan di sepanjang tahun 1950-an. Pernyataan CIA dan kisah-kisah tentang para tentara yang kembali dari Tiongkok, Korea, dan Uni Soviet, yang telah dicuci otaknya menarik perhatian masyarakat di Amerika. Perhatian besar terhadap hal ini dimanfaatkan surat kabar untuk menyebarkan laporan sensasional tentang teknik dan teknologi pengendalian pikiran baru yang tidak dapat ditolak oleh siapa pun.


Bahkan, tema-tema pencucian otak muncul dalam budaya populer Amerika, salah satunya buku bacaan. Gagasan tentang cuci otak seakan memberi penjelasan yang meyakinkan bagi orang Amerika terkait kebangkitan komunisme yang cepat di sejumlah negara setelah Perang Dunia II. Mereka meyakini Uni Soviet menggunakan alat cuci otak tidak hanya pada musuh di medan pertempuran, tetapi juga pada rakyatnya sendiri.


“Mengapa begitu banyak negara menganut ideologi yang jelas-jelas terbelakang ini? Kebebasan berpikir di Amerika versus ‘pengendalian pikiran’ Soviet menjadi garis pemisah yang sangat mencolok seperti Tirai Besi,” tulis Nofil.


Sebagai tanggapan atas dugaan komunis berhasil mengembangkan sebuat obat atau teknik untuk mengendalikan pikiran manusia, CIA membuat program rahasia MK-ULTRA, sebuah penelitian untuk mencari suatu agen pengendali pikiran yang dapat digunakan sebagai senjata melawan musuh.


Menurut M. Foster Olive dalam LSD, MK-ULTRA bukan yang pertama kali dilakukan oleh Amerika Serikat dalam upaya mengembangkan senjata untuk mengendalikan pikiran musuh. Penegak hukum dan badan intelijen pemerintah telah lama tertarik dengan sebuah agen yang memungkinkan seseorang dapat mengendalikan atau mengubah pikiran orang lain. Jika penelitian ini berhasil, agen tersebut akan digunakan selama interogasi tersangka kejahatan, tentara musuh yang tertangkap, atau mata-mata asing.


Salah satu program pertama penelitian ini disebut Project CHATTER, yang diprakarsai oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada 1947, untuk mencoba mendapatkan informasi dari tahanan atau tawanan perang yang tidak mau mengaku tanpa menyebabkan rasa sakit fisik atau tekanan psikologis yang parah yang dilarang secara internasional.


“Project CHATTER melibatkan penggunaan obat halusinogen mescaline, yang telah digunakan pada mereka yang ditahan di kamp konsentrasi Nazi selama Perang Dunia II untuk tujuan yang sama. Namun, Angkatan Laut menemukan bahwa mescaline merupakan serum kebanaran yang tdak efektif dan menghentikan proyek tersebut enam tahun kemudian,” tulis Olive.


CIA memulai serangkaian program penelitian untuk menemukan serum kebenaran, yang melibatkan penggunaan berbagai zat, termasuk stimulan seperti amfetamin dan obat penenang dosis berat seperti heroin. Penelitian-penelitian ini dilakukan dengan sandi Project BLUEBIRD. Akan tetapi, seperti halnya penelitian yang dilakukan Angkatan Laut, penelitian ini tidak memberikan hasil yang menjanjikan, karena subjek percobaan hanya mengoceh tanpa makna ketika ditanyai tentang informasi tertentu.


Pada 1951, Project BLUEBIRD berganti nama menjadi Project ARTICHOKE. CIA mulai mengarahkan perhatiannya pada Lysergic acid diethylamide (LSD). Bekerjasama dengan militer, Project ARTICHOKE melakukan interogasi pura-pura dengan memberi tahu para perwira militer untuk tidak mengungkapkan informasi tertentu, kemudian memberikan mereka LSD dan menginterogasi mereka untuk mengetahui apakah mereka akan membocorkan informasi tersebut.


“Rangkaian awal dari interogasi pura-pura ini menunjukkan bahwa para perwira yang berada di bawah pengaruh LSD memang akan mengungkapkan informasi rahasia, namun tidak memiliki pengetahuan untuk melakukannya setelah efek LSD hilang. CIA mengira bahwa mereka akhirnya menemukan serum kebenaran yang selama ini mereka cari, dan Office of Scientific Intelligence merinci temuan ini dalam memorandum tahun 1954 yang berjudul ‘Potensi Agen Baru untuk Perang Non-Konvensional’,” tulis Olive.


Walau menunjukkan harapan akan pengembangan senjata rahasia yang dapat diandalkan Amerika, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa LSD tidak selalu menghasilkan efek yang diinginkan. Dalam beberapa kasus, efek samping penggunaan LSD yang menyebabkan kecemasan dan kepanikan yang signifikan justru membuat sasarannya memberikan informasi yang tidak akurat.


Alih-alih dihentikan, penelitian untuk mendapatkan serum kebenaran dengan LSD masih menarik perhatian CIA. Oleh karena itu, CIA berpandangan bahwa LSD masih dapat digunakan dalam situasi tertentu dengan mengandalkan interogator yang terampil. Minat CIA terhadap LSD salah satunya juga didasarkan pada bentuk agen itu, di mana bubuk LSD tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, sehingga mudah dimasukkan ke dalam makanan atau minuman seseorang.


Guna mendapatkan informasi tentang cara kerja dan efek LSD untuk memecah pertahanan psikologis seseorang dan mendapatkan kendali atas pikiran orang lain, CIA melakukan kontak dengan psikiater swasta. Setelah Project ARTICHOKE memudar, Direktur CIA Allen Dulles memprakarsai Project MK-ULTRA pada April 1953.


Wayne Glausser menulis dalam Cultural Encyclopedia of LSD, CIA yang mengetahui bahwa pengujian LSD sebagai serum kebenaran ternyata tidak dapat diprediksi efek sampingnya mulai mengalihkan pandangan mereka pada pengembangan sebuah agensi yang dapat digunakan untuk mencuci otak. CIA mendanai eksperimen seorang psikiater Kanada, Ewen Cameron, yang memberikan lebih dari lima puluh pasien gangguan mental dengan dosis LSD yang sering dikombinasikan dengan sengatan listrik dan manipulasi tidur. Idenya yaitu untuk mengondisikan kembali pikiran yang cacat atau rusak, tetapi CIA tertarik dengan teknik ini sebagai cara untuk memprogram ulang pikiran yang normal.


“Penggunaan LSD dalam pencucian otak juga ternyata tidak praktis. CIA kemudian memikirkan opsi terakhir untuk LSD, yang tampaknya paling masuk akal dari teori-teori lainnya, yaitu mengerahkan agen rahasia mereka untuk menyelipkan LSD ke dalam makanan atau minuman seorang pemimpin politik yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Amerika,” tulis Glausser.


Seorang ahli kimia, Sidney Gottlieb ditunjuk sebagai pemimpin penelitian LSD dalam Project MK-ULTRA. Dalam proses pengembangannya, uji coba LSD seringkali dilakukan tanpa persetujuan dari para subjeknya. Obat itu kerap dimasukkan begitu saja ke makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh anggota CIA dan militer, dengan dalih untuk mengamati perilaku mereka. Pengujian ini jelas melanggar standar etika yang telah ditetapkan. Namun, status MK-ULTRA yang bersifat rahasia membuat penelitian ini terus dilakukan.


Uji coba lain yang tak kalah kontroversial yaitu Operation Midnight Climax, di mana agen CIA menyewa pekerja seks komersial di San Fransisco untuk memikat para pria ke sebuah lokasi yang telah ditentukan. Setelah pekerja seks itu menyelipkan LSD ke dalam minuman kliennya, seorang agen mengawasi dan mencatat di balik cermin dua arah untuk mengamati efek samping obat tersebut.


Pengujian LSD tanpa persetujuan ini menimbulkan masalah. Seorang ilmuwan bahkan meninggal akibat uji coba yang melanggar aturan ini. Uji coba ekstrem seperti Operation Midnight Climax akhirnya diketahui oleh pejabat tinggi CIA lainnya yang keberatan dengan penggunaan warga biasa sebagai subjek percobaan. Dampaknya, eksperimen LSD dihentikan dan Project MK-ULTRA berakhir pada pertengahan tahun 1960-an.*

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian
Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Hind Rajab dan Keheningan yang Memekakkan Telinga

Film “The Voice of Hind Rajab” jadi antidot amnesia kisah bocah Gaza yang dibantai Israel dengan 335 peluru. PBB menyertakan tragedinya sebagai bagian dari genosida.
Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Orde Baru “Memfitnah” Orang Dayak

Dulu, orang Dayak dituduh pembakar hutan yang lebih berbahaya dari industri. Padahal, tidak banyak lahan hutan alam Kalimantan yang mereka gunduli.
Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Arsip Korupsi Sejak Zaman Kompeni

Korupsi sejak masa VOC hingga kolonial Belanda terekam dalam arsip. Korupsi akan terus ada karena berkaitan dengan kekuasaan, kewenangan, dan keserakahan manusia.
Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Ziarah Sejarah ke Petamburan (1)

Dari pelatih sepakbola Timnas Indonesia Toni Pogacnik hingga pembalap Hengky Iriawan. Sejumlah pahlawan olahraga yang mewarnai sejarah Indonesia dimakamkan di TPU Petamburan.
Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Foto "Gadis Napalm" yang Kontroversial

Cerita di balik potret bocah-bocah yang menangis histeris saat terjadi serangan napalm di Perang Vietnam. Kini atribusi fotonya jadi polemik.
bottom of page